Senin, 31 Agustus 2015



Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Propaganda terbaru JIN saat ini adalah bahwasanya ISLAM NUSANTARA lahir dari PESANTREN dan dirumuskan para KYAI ASWAJA sebagai warisan WALI SONGO dan merupakan ciri Kebangsaan Indonesia.

Namun, faktanya ISLAM NUSANTARA lahir dari perut LIBERAL, dan dirumuskan oleh para TOKOH LIBERAL dengan menunggangi Ormas dan Pesantren ASWAJA untuk menutup kesesatannya, serta memakai tangan pemerintah untuk membangun kekuatannya.

BY DESIGN

ISLAM NUSANTARA tidak sekonyong-konyong muncul, tapi lahir "By Design". Buktinya antara lain :

1. Materi Pidato Resmi Presiden di depan DPR RI pada tanggal 14 Agustus 2015 yang menyatakan bahwa Islam kita adalah ISLAM NUSANTARA.

(Baca : http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/06/150614_indonesia_islam_nusantara. )

2. Pembacaan Al-Qur'an dengan Langgam Dalang Pewayangan dalam acara resmi Isra Mi'raj kenegaraan di ISTANA PRESIDEN pada tanggal 15 Mei 2015 sebagai "Deklarasi Nasional" tentang MENUSANTARAKAN ISLAM.

(Lihat : https://www.youtube.com/watch?v=2PcXC9FyD7A )

3. Dianggarkan secara resmi Dana Sosialisasi ISLAM NUSANTARA dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015 melalui Kementerian Agama RI, salah satunya lewat Lomba Karya Tulis tentang ISLAM NUSANTARA

(Baca : http://diktis.kemenag.go.id/NEW/file/dokumen/2814400751201959ntara.pdf )

4. Kemenag RI menggelar aneka Seminar tentang ISLAM NUSANTARA.

(Lihat : http://www.kemenag.go.id/index.php?a=foto&id=93216 )

5. Digelar pengajian rutin ISLAM NUSANTARA di Rumah Dinas Menteri Agama.

(Link : http://www.mediasalam.com/2015/07/mau-tahu-tentang-islam-nusantara-hadiri.html )

6. Dijadikan Mata Kuliah Resmi ISLAM NUSANTARA di Perguruan Tinggi Islam Negeri dan Swasta, seperti UIN Syarif Hidayatullah dan STAI Nahdhotul Ulama.

(Link : http://www.uninus.ac.id/?ling=20&id )

7. Dijadikan Tema Muktamar NU ke-33 Tahun 2015 di Jombang dengan dukungan Pemerintah.

(Link : http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,58077-lang,id-c,nasional-t,Ini+Tema+Muktamar+NU+Ke+33+di+Jombang-.phpx )

8. Dalam OSPEK di UIN Syarif Hidayatullah pada bulan Agustus 2015 ini pun, para Mahasiswa baru diminta membuat tulisan tentang ISLAM NUSANTARA.

(Kesaksian langsung dari beberapa Mahasiswi Baru UIN)

9. Terbitnya buku-buku ISLAM NUSANTARA seperti buku FIQIH KEBINEKAAN karya Ahmad Syafi'i Ma'arif dan buku ISLAM NUSANTARA karya Ahmad Baso.

(Link : http://www.jatimtimes.com/baca/102001/20150801/173050/ahmad-baso-islam-nusantara-siap-diaplikasikan-di-dunia/ )

http://news.okezone.com/read/2015/08/06/340/1191712/maarif-institute-luncurkan-buku-fikih-kebhinekaan

REZIM JIN

Dengan demikian, ISLAM NUSANTARA resmi diback-up oleh negara dan telah menjadi program resmi negara. Sejumlah Tokoh NU dan MUHAMMADIYAH resmi mendukung program ISLAM NUSANTARA, sementara MUI secara institusi masih bungkam.

Karenanya, diserukan kepada segenap umat Islam untuk merapatkan barisan dan menyatukan semua potensi untuk siaga menghadapi REZIM RASIS dan FASIS yang ingin mengobok-obok Islam dengan mengadu-domba SYARIAT dengan ADAT.

Hasbunallaahu wa Ni'mal Wakiil ...
Ni'mal Maulaa wa Ni'man Nashiir ...
Wa Laa Haula wa Laa Quwwata illaa Billaahil 'Aliyyil 'Azhiim ...

APBN Untuk JIN

Bismillaah wal Hamdulillaah ... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ... Propaganda terbaru JIN saat ini adalah bahwasanya ISLAM NUSANT...

Minggu, 30 Agustus 2015



Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Terlepas dari aneka pengakuan para pengusung ISLAM NUSANTARA dengan beragam "Dalil Pembenaran" melalui makna Etimologi mau pun Terminologi, maka kita perlu melihat langsung fakta perilaku dan sikap para Tokoh Nasional yang representatif mewakili ISLAM NUSANTARA, sehingga kita bisa mengambil kesimpulan akurat tentang apa dan bagaimana ISLAM NUSANTARA yang mereka usung.

KETUA UMUM PBNU

Salah satu Tokoh Nasional lainnya yang kini menjadi Garda terdepan dalam mensosialisasikan ISLAM NUSANTARA, adalah Ketum PBNU Said Agil Siradj, yang telah sukses menjadikan ISLAM NUSANTARA sebagai TEMA Muktamar NU ke-33 pada tanggal 1 s/d 5 Agustus 2015.

Tokoh yang satu ini punya riwayat panjang tentang WARNA ISLAM NUSANTARA nya, sepanjang tahun 2012 saja sejumlah sikap dan pernyataan kontroversial dilontarkan ke publik, antara lain :

1. Tanggal 1 Juni 2012 di Gedung PBNU, Said Agil menyatakan bahwa yang perlu dilakukan umat Islam adalah "Membela Tanah Air" bukan "Membela Islam".

http://kabarnet.in/2012/06/02/said-agil-vs-salim-selon/

2. Tanggal 6 Juni 2012 di Gedung PBNU, Said Agil menyatakan bahwa Perda Syariah bermasalah sehingga tidak perlu, karena setiap perda pro rakyat dan pro bangsa sudah Islami.

http://kabarnet.in/2012/06/07/said-agil-vs-salim-selon-ronde-2/

3. Tanggal 28 Juni 2012 dalam tulisannya di Harian Republika dengan judul "Menyikapi Kontroversi", Said Agil menyatakan bahwa LIBERAL hanya sebatas perbedaan, sehingga harus disikapi dengan toleransi dan tenggang rasa, lalu menyamakan Tokoh LESBI Irsyad Manji dengan Tokoh Islam Ibnu Rusyd dan Ibnu Arabi serta Tokoh Sufi Abu Yazid Al-Busthomi.

http://kabarnet.in/2012/07/09/said-agil-vs-salim-selon-ronde-3/

4. Tanggal 3 Juli 2012 dalam pembukaan MTQ Internasional NU ke-7 di Pontianak - Kalbar, Said Agil menyebut nama Gubernur Kalbar yang Katholik dengan sebutan USTADZ Cornelis, dan menyatakannya sebagai NU CABANG KATHOLIK.

http://kabarnet.in/2012/07/10/said-agil-vs-salim-selon-jilid-4/

5. Tanggal 4 September 2012 di berbagai media, Said Agil berkoar-koar membolehkan orang kafir memimpin umat Islam dengan dalih Pemimpin Kafir yang adil lebih baik daripada Pemimpin Muslim yang zalim.

http://kabarnet.in/2012/09/04/said-agil-vs-salim-selon-ronde-5/

6. Tanggal 14 Oktober 2012 saat penanda-tanganan MOU antara PBNU dengan LDII tentang penanggulangan radikalisme, Said Agil menyatakan bahwa orang kafir boleh ikut Pemilihan Gubernur di Jakarta, karena Pilgub bukan pemilihan Imam Masjid.

http://kabarnet.in/2012/10/15/said-agil-vs-salim-selon-ronde-6/

7. Tanggal 21 Desember 2012 di Harian Rakyat Merdeka, Said Agil menyatakan bahwa boleh mengucapkan Selamat Natal demi kerukunan umat beragama, dan menjamin bahwa semua warga NU tidak akan luntur imannya dengan ucapan Selamat Natal.

http://kabarnet.in/2012/12/22/said-agil-vs-salim-selon-jilid-7/

Selain itu, Said Agil juga dalam berbagai ceramahnya sering melontarkan bahwa sebab utama Rasulullah SAW diutus di tengah bangsa Arab adalah karena bangsa Arab bangsa yang PALING BIADAB.

Dan dalam beragam kesempatan dia selalu menegaskan bahwa Islam Nusantara bukan ISLAM ARAB, menurutnya Islam Nusantara adalah Islam yang santun dan lembut, sedang Islam Arab adalah Islam yang keras dan radikal.

Saat FPI menolak pagelaran Konser Artis Penyembah Setan dari Amerika Serikat, LADY GAGA, di Jakarta, Said Agil justru mendukung pagelaran tersebut, sebaliknya justru mendorong pemerintah untuk membubarkan FPI.

Inikah Islam Nusantara yang digembar-gemborkan itu ... ???!!!

MENGHINA AHLUL BAIT DAN SHAHABAT

Dalam rekaman ceramah Ketum PBNU Said Agil Siradj di tautan You Tube :

http://www.youtube.com/watch?v=IXP3g72uHT8

Sekurangnya ada lima point yg menarik diwaspadai :

1. Said Agil MENGKRITIK AHLUL BAIT karena AHLUL BAIT bukan Ahlul ilmi dan bukan Ahlul Hadits tapi POLITIKUS, termasuk Ali, Al-Hasan, Al-Husein, Ali Zainal Abidin As-Sajjad, Al-Bagir dan Ash-Shoodiq.

2. Said Agil menyatakan bahwa Politisi yang baik cuma empat, yaitu : Umar bin Abdul Aziz, Harun Ar-Rasyid, Solahuddin Al-Ayyubi dan Muhammad Al-Fatih. Selain itu tidak baik.

3. Said Agil menyatakan bahwa yang membangun peradaban Islam hingga menyebar ke seluruh dunia adalah ilmunya Ahlul Ilmi dan Ahlul Hadits, yang kebanyakan mereka NON ARAB, bukan lewat Politik Zu'amaa para Khalifah.

4. Said Agil menyatakan bahwa Imam Ali BERSALAH dalam Perang Jamal, karena ribuan umat Islam jadi korban.

5. Said Agil menyatakan bahwa sikap Ali dalam surat-suratnya ke Mua'wiyah TIDAK ETIS, karena menggunakan sebutan YA 'ADUWALLAH.

Macam inikah Islam Nusantara yang diusung Said Agil ... ???!!! Wallaahu A'lam


SELAMATKAN NU

NU adalah Rumah Besar Aswaja yang didirikan oleh Hadhrotus Syeikh Al-Imam  Al 'Allamah KH. Hasyim Asy'ari rohimahullaah atas dasar Aqidah Asy'ariyyah dan Fiqih Asy-Syafi'i.

NU sejak berdiri menjunjung tinggi Islam yang Rahmatan Lil 'Aalamiin, tapi NU tetap mengeluarkan RESOLUSI JIHAD saat diperlukan,

NU telah berjasa besar dalam mendirikan NKRI. Bahkan leluhur NU yaitu WALISONGO telah berhasil mengislamkan Nusantara, bukan menusantarakan Islam.

Karenanya, NU tidak boleh dikotori pleh para Petualang Liberal yang ingin merusak ISLAM.

Selamatkan NU sekarang juga. Dan Bersihkan NU dari Penyusup Liberal.

Allaahu Akbar ... !!!

FAKTA JIN - 2

Bismillaah wal Hamdulillaah ... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ... Terlepas dari aneka pengakuan para pengusung ISLAM NUSANTARA d...

Sabtu, 29 Agustus 2015



Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Terlepas dari aneka pengakuan para pengusung ISLAM NUSANTARA dengan beragam "Dalil Pembenaran" melalui makna Etimologi mau pun Terminologi, maka kita perlu melihat langsung fakta perilaku dan sikap para Tokoh Nasional yang representatif mewakili ISLAM NUSANTARA, sehingga kita bisa mengambil kesimpulan akurat tentang apa dan bagaimana ISLAM NUSANTARA yang mereka usung.

MENTERI AGAMA RI

Salah satu Tokoh Nasional yang paling getol kampanye ISLAM NUSANTARA adalah Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin.

Setelah dilantik jadi Menag RI pada tanggal 9 Juni 2014 oleh Presiden SBY, bulan berikutnya pada tgl 24 Juli 2014, dia memposting di akun Twitternya bahwa BAHA-I adalah AGAMA yang masuk ke Indonesia pada 1878 dan telah diakui pemerintah sejak lama. Kemudian oleh sejumlah media, kicauan Lukman itu disebut sebagai peresmian agama baru, sehingga menjadi polemik.

( Baca : http://www.tribunnews.com/nasional/2014/07/26/menteri-agama-bahai-salah-satu-agama-yang-dilindungi-konstitusi )

Menag RI inilah yang secara rutin menggelar pengajian mingguan tentang ISLAM NUSANTARA di rumah dinasnya.

( Baca : http://www.mediasalam.com/2015/07/mau-tahu-tentang-islam-nusantara-hadiri.html )

Dia juga yang paling sibuk mensosialisasikan ISLAM NUSANTARA, mulai dari pagelaran Seminar hingga Lomba Karya Tulis tentang Islam Nusantara.

( Baca : http://diktis.kemenag.go.id/NEW/file/dokumen/2814400751201959ntara.pdf )

Dia pun mengaku sebagai Inisiator Tilawatil Qur'an dengan Langgam Dalang Pewayangan saat peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW di Istana Presiden RI pada tanggal 15 Mei 2015.

( Baca : http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-penjelasan-menag-soal-tilawah-alquran-langgam-jawa-di-istana.html )

Dan saat menjelang Ramadhan 1436 H, pada tanggal 5 Juni 2015, Menag RI menyerukan agar umat Islam yang berpuasa menghormati mereka yang tidak berpuasa. Dalam akun Twitternya dia menulis : "Warung2 tak perlu dipaksa tutup. Kita hrs hormati juga hak mrk yg tak berkewajiban dan tak sedang berpuasa."

( Baca : http://www.tribunnews.com/ramadan/2015/06/08/menteri-agama-hormati-yang-tak-puasa-warung-makan-boleh-buka-siang-hari-selama-ramadan )

Inikah Islam Nusantara yang digembar-gemborkan itu ... ???!!!

MENAG RI MAKAN BABI ???

Pimpinan Ponpes Al-Umm yang juga Ketua Majelis Syura DPP FPI, KH Syeikh Misbahul Anam At-Tijani bersama Pimpinan Ponpes An-Nur yang juga Ketua Umum DPP FPI, KH Ahmad Sobri Lubis, pernah menjadi peserta acara Pendidikan Hak Konstitusional Warga Negara dan Seminar Nasional Pendidikan Islam rahmatan lil'alamiin bagi pimpinan pesantren se-Indonesia, di Cisarua - Bogor tanggal 5 s/d 7 September 2014.

Acara tersebut diadakan atas kerjasama Mahkamah Konstitusi RI dan Kemenag RI, serta dihadiri lebih dari 100 (seratus) ulama pimpinan pesantren.

Dalam sambutannya, Menag Lukman Hakim Saifuddin bercerita bahwa dia pernah tugas di Papua dan mengikuti Tradisi BAKAR BATU.

Tradisi BAKAR BATU di Papua adalah tradisi membakar batu-batu hingga panas, lalu dimasukkan dalam lubang, di dasar lubang diletakkan daun pisang dan alang-alang atau sejenisnya, lalu diletakkan batu-batu panas, lalu daun pisang lagi, lalu di atasnya diletakkan DAGING BABI yang telah diiris / dipotong-potong, lalu ditutup lagi dengan daun dan alang-alang, lalu diletakkan lagi batu-batu panas, lalu daun pisang lagi, lalu di atasnya diletakkan sayuran, lalu ditutup daun dan alang-alang lagi hingga rapat, agar panas tidak keluar.

Caranya beragam, ada dengan susunan Sayuran, lalu Daging Babi, lalu Sayuran lagi, yang diseling dengan baru-batu panas dengan daun dan alang-alang. Bahkan ada juga Sayuran diletakkan langsung di atas Daging Babi.

Intinya, Daging Babi dan Sayuran sama-sama diletakkan dalam satu lubang untuk dipanaskan dengan batu-batu panas yang uap panas dan asap dari daun dan alang-alang ditutup rapat, sehingga seperti dalam tungku atau oven.

Tradisi BAKAR BATU di wilayah muslim tidak lagi dengan Daging Babi, tapi diganti dengan Daging Sapi atau Kambing atau Ayam.

Nah, Menag mengaku bahwa ia hadir dalam BAKAR BATU yang menggunakan DAGING BABI, tapi dalam cara tersebut ia hanya makan Sayurannya yang satu lubang dengan Daging Babi, tanpa makan Daging Babinya.

Kok bisa Menag RI yang muslim ikut dalam hidangan Bakar Batu dengan Babi ... ?!

Padahal, selama ini masyarakat Papua dikenal sangat toleran dalam menjamu umat Islam, sehingga biasanya Daging Babi mereka ganti dengan Daging Ayam untuk jamuan para tamu muslim dalam acara Bakar Batu.

Macam inikah Islam Nusantara yang diusung Menag ... ???!!!


Wallaahu A'lam ....

FAKTA JIN - 1

Bismillaah wal Hamdulillaah ... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ... Terlepas dari aneka pengakuan para pengusung ISLAM NUSANTARA d...

Jumat, 28 Agustus 2015



Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Berbagai upaya dilakukan JIN (Jemaat Islam Nusantara) untuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka tidak sesat menyesatkan.

Mulai dari menciptakan Mata Kuliah ISLAM NUSANTARA di beberapa Perguruan Tinggi Negeri mau pun Swasta, hingga menggolkannya sebagai Tema Munas NU 2015.

Dalam OSPEK di UIN pada bulan Agustus 2015 ini pun, para Mahasiswa baru diminta membuat tulisan tentang "Islam Nusantara dalam perspektif Mahasiswa".

Kemenag RI juga ikut sibuk menggelontorkan Dana untuk mensosialisasikan Islam Nusantara, mulai dari pagelaran Seminar hingga Lomba Karya Tulis tentang Islam Nusantara.

Bahkan Presiden RI dan para Menterinya pun tidak ketinggalan ikut mendukung program Islam Nusantara.

DEFINISI ISLAM NUSANTARA

Di tingkat akar rumput masyarakat awam, ISLAM NUSANTARA disederhanakan dengan arti "Islam di Nusantara", sehingga hanya menunjukkan keberadaan Islam di wilayah Nusantara.

Dan di kalangan Santri, Pelajar dan Mahasiswa, ISLAM NUSANTARA disamakan dengan Kaidah Bahasa Arab terkait "Mudhoof dan Mudhoof ilaihi", sehingga artinya bisa menunjukkan "Islam bagian dari Nusantara yang majemuk" atau "Islam adalah milik Nusantara".

Sedang di kalangan Kyai, Ustadz dan Da'i, ISLAM NUSANTARA dimaknai sebagai "Islam yang Rahmatan Lil 'Aalamiin", sehingga menggambarkan ajaran Islam yang lembut dan santun serta sejuk.

Ada pun di kalangan Dosen, Cendikiawan dan Intelektual, ISLAM NUSANTARA didefinisikan sebagai Islam yang mengakui perbedaan, menghargai kemajemukan, menghormati keragaman, suka dialog dan humanis, sebagaimana adat dan tradisi ketimuran Nusantara yang terkenal dengan itu semua.

Propaganda terbarunya saat ini adalah bahwasanya ISLAM NUSANTARA lahir dari PESANTREN dan dirumuskan para KYAI ASWAJA sebagai warisan WALI SONGO.

Intinya, kalangan JIN mengkampanyekan bahwa ISLAM NUSANTARA hanya sebuah nama atau sebutan yang tidak ada masalah dengan aqidah dan syariah, sehingga bukan aliran baru yang sesat menyesatkan.

ADA UDANG DI BALIK BATU

ANDAIKATA benar makna ISLAM NUSANTARA seperti yang mereka sebutkan tadi, dan ANDAIKATA juga memang murni merupakan inspirasi para Kyai  yang baik nurani dan tulus hati di pesantren Aswaja, maka tentu istilah ISLAM NUSANTARA tidak akan dicurigai, dan tidak akan jadi masalah, serta juga tidak akan menimbulkan protes keras dari umat Islam terhadap istilah tersebut.

Namun faktanya, Kelompok yang paling getol mengkampanyekan ISLAM NUSANTARA adalah kalangan LIBERAL, dan pembelaan mereka terhadap ISLAM NUSANTARA justru dengan pola yang selama ini mereka mainkan, sehingga menimbulkan antipati umat Islam yang kemudian meyakini bahwa  di balik istilah tersebut "Ada Udang di balik Batu".

Kecurigaan tersebut bukan tidak berdasar, tapi sesuai fakta lapangan terkait Propaganda Liberal selama ini.

WASPADA TINGKAT TINGGI

Jadi, jika istilah ISLAM NUSANTARA keluar dari mulut Kyai Istiqomah yang dikenal lurus, tentu umat Islam akan percaya maksud dan tujuannya adalah baik.

Namun, jika istilah ISLAM NUSANTARA keluar dari mulut LIBERAL yang selama ini sering Korupsi Dalil dan Manipulasi Hujjah serta memutar balikkan Ayat dan Hadits, maka umat Islam  wajib waspada tingkat tinggi.

Maklum, jangan pernah percaya Iblis walau berkata manis. Karena Iblis tetap Iblis, walau berkata manis, tujuan utamanya tetap sesatkan umat manusia hingga habis.

Dan jangan sekali-kali percaya dengan Syetan, walau bicara tentang  Iman, Islam dan Ihsan. Karena Syetan tetap Syetan, walau bicara tentang  Iman, Islam dan Ihsan, target utamanya tetap sesatkan umat manusia hingga akhir zaman.

Lalu, bagaimana sebenarnya FAKTA ISLAM NUSANTARA di tengah masyarakat Indonesia ... ???

Insya Allah akan diuraikam dalam artikel selanjutnya.

Jangan Percaya Iblis Walau Berkata Manis

Bismillaah wal Hamdulillaah ... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ... Berbagai upaya dilakukan JIN (Jemaat Islam Nusantara) untuk me...

Kamis, 27 Agustus 2015



“MENGGUGAT MADZHAB KEKUASAAN 
DALAM FIKIH KEBHINEKAAN VERSI ISLAM NUSANTARA”

Oleh : DR. H. Abdul Chair Ramadhan, SH, MH, MM.
(Komisi Kumdang MUI Pusat & Ketua TAM-NKRI)


Kata Nusantara tercatat pertama kali dalam literatur berbahasa Jawa Pertengahan (abad ke-12 hingga ke-16) untuk menggambarkan konsep kenegaraan yang dianut Majapahit. Nusantara berasal dari dua kata bahasa Sanskerta, yaitu Nusa yang berarti “pulau” dan Antara yang berarti “luar”. Jadi, pada awalnya kata Nusantara itu menunjuk pada “pulau lain” di luar Jawa dan merupakan daerah taklukan Majapahit. Ide penyatuan pulau-pulau di luar Jawa di bawah kekuasaan Majapahit inilah yang mendorong Majapahit melakukan ekspansi kekuasaan. Dapat dikatakan disini, bahwa kata Nusantara lahir dalam konteks ekspansi kekuasaan di bawah kekuasaan absolut sang Raja. Barulah pada masa kekinian, Nusantara diartikan sebagai keterhubungan antar pulau, bukan sebaliknya.  Sedangkan dalam Islam, kekuasaan bukan suatu hal yang absolut. Kekuasaan diatur dan di bawah ketentuan syariat Islam. Syariat Islam juga tidak mengenal batas-batas yuridiksi kedaulatan negara dalam konteks modern sekarang.  Jelasnya, Islam tidak mengenal territorial. Islam itu satu dan merujuk pada yang satu (sama) yaitu Al-Qur’an dan As-Sunah.

Islam Nusantara sebagaimana sedang digalakkan oleh pemerintah menunjuk kepada suatu target besar, yakni menghadirkan pemerintahan yang lebih prima dibandingkan dengan sistem ajaran keagamaan Islam. Dengan demikian, dimunculkanlah Fikih Kebhinekaan yang menjunjung tinggi kekuasaan negara. Ide Islam Nusantara yang sedang digalakkan ini, bukan tidak mungkin akan melahirkan suatu Madzhab Kekuasaan dalam rangka melanggengkan rezim yang berkuasa. Jika Patih Gadjah Mada menyatakan dalam Sumpah Palapanya akan mengalahkan “pulau-pulau lain”, maka konsep Islam Nusantara akan menegasikan ajaran Islam yang tidak sejalan dengan pemikiran kaum Liberalis. Kaum Liberalis inilah yang akan menjadikan Islam Nusantara melalui Fikih Kebhinekaan sebagai Madzhab Kekuasaan.

Ajaran Islam tentang ketatanegaran tidak lagi dilihat sebagai suatu kebutuhan. Madzhab Kekuasaan itulah yang menjadi pilar bagi penguasa di Nusantara. Menjadi sama persis dengan tujuan ekspansi Patih Gadjah Mada.  Gagasan Islam Nusantara, sejatinya adalah didasarkan kepada kepentingan politis kaum Liberalis yang memang terkenal “arogan dalam pemikiran”, menembus batas-batas toleransi intelektual. 

Pernyataan Jokowi “Islam kita adalah Islam Nusantara, Islam yang penuh sopan santun, Islam yang penuh tata krama, itulah Islam Nusantara, Islam yang penuh toleransi,” menunjukkan ketidakmengertiannya tentang Islam. Pernyataan itu seolah-olah ingin mengatakan bahwa Islam di luar Nusantara, tidak mengedepankan sopan santun, tata karma, dan tidak ada toleransi.  Toleransi yang dimaksudkan dalam konsep Islam Nusantara tidak lain mengacu kepada pemikiran HAM versi Barat yang memang mengusung kebebasan (liberty) secara absolut. Banyak pihak yang memang diuntungkan dengan konsep Islam Nusantara ini. Di bawah Islam Nusantara, semua pemikiran dan aliran sesat memiliki hak yang sama, tanpa ada pelarangan. 

Menjadi jelas, bahwa apa yang diperjuangkan dalam gagasan Islam Nusantara sebenarnya adalah untuk menjadikan sistem ketatanegaraan Indonesia ke arah kekuasaan belaka. Penguasa akan sangat dikuatkan dengan konsep Islam Nusantara melalui Fikih Kebhinekaan itu.  Ciri khas Madzhab Kekuasaan adalah menjadikan hukum positif (Undang-undang) sebagai landasan kekuasaan. Di luar undang-undang bukanlah hukum. Undang-undang yang dihasilkan dalam proses di legislatif juga harus mengacu kepada Fikih Kebhinekaan vesi kaum Liberalis, yang menampung berbagai pemikiran-pemikiran sesat. Keberlakuan syariat Islam yang benar sudah tidak lagi menjadi dasar pemikiran dalam pembentukan peraturan perundang-undangan. Rasio berada di depan dan menjadi “panglima” dalam pengambilan keputusan. Upaya perjuangan  “NKRI bersyariah” akan semakin dihadapkan dengan Fikih Kebhinekaan karya kaum Liberalis yang berkolaborasi dengan kaum Sekularis, Pluralis dan penganut Aliran Sesat. Di sisi lain, rezim juga diuntungkan dengan penguatan kaum Sepilis dan Aliran Sesat ini. Tidak ada kata sepakat untuk menjadikan Indonesia sebagai Islam Nusantara. Islam lebih mulia dibandingkan dengan Nusantara. Nusantara adalah salah satu wilayah berlakunya hukum Islam. Sepantasnya, Nusantara yang harus menyesuaikan diri dengan nilai-nilai Islam, bukan sebaliknya. “Islam Yes”, “Nusantara Oke”, tetapi “Islam Nusantara No”.

Menggugat Madzhab Kekuasaan Dalam Fikih Kebhinekaan Versi Islam Nusantara

“MENGGUGAT MADZHAB KEKUASAAN  DALAM FIKIH KEBHINEKAAN VERSI ISLAM NUSANTARA” Oleh : DR. H. Abdul Chair Ramadhan, SH, MH, MM. (Komisi Kumdang...

Kamis, 20 Agustus 2015



Assalaamu 'alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, Benteng Sunni Asy'ari Syafi'i -   Pesantren Alam dan Agrokultural MARKAZ SYARIAH (MS) di Puncak Syariat - Mega Mendung - Bogor - Jawa Barat akan memulai Tahun Ajaran Baru 2015 / 2016 pada bulan September yang akan datang.

MS ikut Kurikulum SALAFIYYAH & buka PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dengan Paket A, B dan C bagi yang ingin mendapatkan ijazah SD, SMP dan SMA.

Infaq Rp 1 juta per bulan untuk makan minum dan kesehatan serta semua buku pelajaran yang disiapkan pihak pesantren TANPA uang bangunan mau pun pendaftaran baru / ulang.

Tiap Santri diajarkan bertani dan berkebun dengan BAGI HASIL 50 : 50, separuh keuntungan buat pesantren dan separuh lagi buat Santri, sehingga tiap Santri ada penghasilan.

SYARAT  :
1. Izin Orang Tua / Wali Santri.
2. Bisa Baca Tulis Al-Qur'an.
3. Jenis Kelamin Pria
4. Sehat Jasmani Rohani.
5. Isi Formulir & Ikut Seleksi.
6. Wajib Muqim.
7. Taat Tata Tertib MS.
8. Usia minimal 10 Tahun
9: Mulai Belajar 1 September 2015
10. Infaq Rp 1 juta / bulan

Pendaftaran :
Habib Muhsin bin Alwi Alattas
   +62 812 98286469
   +62 857 18602435

Pengasuh dan Pembina :
Habib Muhammad Rizieq Syihab

Pengumuman dari Markaz Syariah

Assalaamu 'alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, Benteng Sunni Asy'ari Syafi'i -   Pesantren Alam dan Agrokultural MARKAZ SYARIAH (MS) ...

Rabu, 19 Agustus 2015



Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Setelah Lambang PKI dengan sengaja dimunculkan sejumlah pemuda di Kota Jember dan Kota Pamekasan secara berturut-turut pada hari Jum'at dan Sabtu, 14 dan 15 Agustus 2015. Kini, Logo PKI tersebut muncul kembali pada Perayaan HUT RI ke-70 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta dan Kota Payakumbuh Sumbar.

PKI DI JAKARTA

Pada hari Senin 17 Agustus 2015 pagi telah ditemukan Logo PKI, gambar Palu Arit, di arena permainan Skate Board Teater Imax Keong Emas di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) - Jakarta.

Berdasarkan kesaksian David (23), seorang pelatih skate board, bahwa logo tersebut sudah lama dilihatnya. Ada rekaman video yang pernah dibuat David, gambar tersebut sudah ada sejak 28 Juli 2015. 

Namun Logo PKI yang dibuat dengan menggunakan cat semprot tersebut baru disadari keberadaannya pada 17 Agustus 2015 oleh seorang satpam TMII, Rusdi Musliman (45). 

Kepala Polsek Cipayung - Jakarta Timur, Komisaris Cecep Subagia mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki kasus ini. "Siapa pelakunya masih kita cari karena orang di sekitar lokasi enggak ada yang tahu. Tapi, penyelidikan tetap kita lanjutkan," kata Cecep, saat dihubungi wartawan, Selasa (18/8/2015). 

Dari hasil pengecekan polisi di lokasi, gambar tersebut telah dihapus saat petugas datang. Namun Polisi tetap akan melanjutkan penyelidikannya, sebagaimana dihimpun beritanya oleh Kompas.com.

PKI DI SUMBAR

Pada hari Selasa, 18 Agustus 2015 Pemerintah Kota Payakumbuh - Sumatera Barat merayakan HUT Kemerdekaan RI ke 70.

Saat digelar pawai, Panitia HUT RI tersebut dengan sengaja menampilkan peserta yang membawa logo Palu Arit lambang PKI di tengah pawai HUT RI tersebut 

Alasan ditampilkannya lambang Palu Arit tersebut karena di antara tema yang diangkat panitia pada saat pawai kemerdekaan adalah partai peserta Pemilu Pertama tahun 1955.

Betulkah alasannya sesederhana itu ? 

WASPADA PKI

Tatkala PKI sedang jadi issue nasional sehingga menjadi sorotan masyarakat, maka alasan penampilan Logo PKI dalam Pawai HUT RI di Payakumbuh tersebut patut dipertanyakan.

Andaikata pun PKI tidak sedang jadi issue nasional, penampilan Logo PKI di tengah masyarakat tetap tidak boleh sembarangan.

Penampilan Logo PKI hanya boleh dalam proses pembelajaran masyarakat tentang PENGKHIANATAN dan KEBIADABAN PKI, seperti pembuatan Film Pengkhianatan G30S / PKI atau penerbitan cetakan atau buku
tentang sejarah KEZALIMAN PKI.

Imam Besar FPI, Hb. Muhammad Rizieq Syihab menyatakan di Jakarta : "Penampilan Logo PKI dalam Pawai HUT RI tidak bisa dibenarkan, karena melanggar TAP MPRS No XXV Tahun 1966 dan KUHP Pasal 107 a s/d e, sehingga aparat berkewajiban untuk memeriksanya."

Semoga Allah SWT menyelamatkan Bangsa dan Negara Indonesia dari Kebangkitan PKI. Aamiiin ...

PKI Muncul di Jakarta dan Sumbar

Bismillaah wal Hamdulillaah ... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ... Setelah Lambang PKI dengan sengaja dimunculkan sejumlah pemuda...

Senin, 17 Agustus 2015



Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Presiden RI Joko Widodo saat berpidato di Sidang Tahunan MPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jum’at 14 Agustus 2015, menegaskan rencananya untuk menuntaskan kasus Pelanggaran HAM berat masa lalu melalui proses rekonsiliasi.

"Pemerintah menginginkan rekonsiliasi nasional sehingga generasi mendatang tidak terus memikul beban sejarah masa lalu. Anak-anak bangsa harus bebas menatap masa depan yang terbentang luas," tutur Jokowi.

MENKUMHAM AKUI JOKOWI MAU MINTA MAAF KEPADA PKI

Sehubungan dengan itu, Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia (Menkumham RI), Yasonna Laoly,  membenarkan berita rencana Jokowi mau minta maaf kepada PKI melalui pidatonya di Sidang Tahunan MPR RI 2015.

Menkumham menyatakan bahwa benar Jokowi saat ini sedang menyusun dan mencari cara untuk mematangkan rencana yang dikatakan sebagai langkah rekonsiliasi dengan dibantu para stafnya.

Yasonna juga mengatakan jika pemerintah akan menggunakan jalur non yudicial mengingat jalur yudicial tidak mudah, dan pernah dicoba namun tidak berhasil.

"Masih banyak persoalannya kan, proses hukum persoalan yang panjang, katakan tahun 1965 seperti apa, itu kan persoalan yang dulu di apa. Yudisial juga sudah pernah dicoba, dulu persetujuan DPR, pengadilan ad hoc-nya kan enggak jadi, DPR enggak setuju. Kita cari format yang lebih baik,” jelas Yasonna kepada pers di Jakarta sebagaimana dikutip dari zonasatu.co.id

Terkait kebenaran rencana ini juga dikonfirmasi oleh anggota Tim Komunikasi Presiden, Teten Masduki. Ia menyampaikan adanya usulan agar pemerintah meminta maaf kepada korban pelanggaran HAM saat pembacaan pidato kenegaraan.

Menurut Teten, wacana penyampaian permintaan maaf pemerintah ini masih dibahas di tingkat Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

ANAK PKI DI PDIP TUNTUT JOKOWI MINTA MAAF KEPADA PKI

Terkait batalnya Presiden Jokowi meminta maaf kepada keluarga PKI dalam pidato sidang tahunan MPR, 2015 tersebut, Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning Proletariyati, menyatakan bahwa Presiden Jokowi harus meluruskan tentang sejarah Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap generasi bangsa saat ini.

Penulis buku "Aku Bangga Jadi Anak PKI" dan buku "Anak PKI Masuk Parlemen" ini juga menjelaskan bahwa PKI pernah menjadi kekuatan besar dengan partai urutan ke-4 pada masa itu. Jadi, menurut Ribka, tak salah bila PKI mendapat pengakuan.

"Sebetulnya ini hanya problem penguasa yang tidak pernah melakukan pelurusan sejarah. Padahal kalau negara luar, apa pun masa kelamnya pasti diungkap secara terang benderang," kata Ribka di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (17/8/2015).

TERNYATA BENAR

Kewaspadaan umat Islam terhadap Kebangkitan PKI ternyata memang sudah tepat, dan kekompakkan umat  Islam memberi pernyataan menolak Presiden RI minta maaf kepada PKI juga ternyata sudah benar, karena faktanya bahwa berita rencana Jokowi minta maaf kepada PKI bukan isapan jempol.

Jokowi dan gerombolan PKI di belakangnya menggunakan istilah licik "Rekonsiliasi" untuk "Pelurusan Sejarah", padahal tujuannya "Mempahlawankan PKI" melalui "Pembengkokan Sejarah".

Imam Besar FPI, Hb.Muhammad Rizieq Syihab, menyerukan : "Saat ini, PELENGSERAN JOKOWI sudah menjadi KENISCAYAAN, karena dia ingin hidupkan kembali PKI."

Hasbunallaahu wa Ni'mal Wakiil ...
Ni'mal Maulaa wa Ni'man Nashiir ..

Jokowi & PKI

Bismillaah wal Hamdulillaah ... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ... Presiden RI Joko Widodo saat berpidato di Sidang Tahunan MPR R...


Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Hari ini, tujuh belas tahun yang lalu, tanggal 17 Agustus 1998, FPI dideklarasikan di Pondok Pesantren Al-Umm - Ciputat, oleh para Habaib dan Ulama bersama ribuan umat Islam, dalam acara Tabligh Akbar Tasyakkuran Kemerdekaan RI ke-53.

Milad FPI kali ini yang digelar di Markaz FPI Jl. Petamburan, Tanah Abang - Jakarta Pusat, sangat istimewa, selain dihadiri oleh para Imam FPI dari berbagai propinsi, juga dihadiri oleh para Habaib dan Ulama serta pejabat  dari berbagai kalangan.

Acara dimulai dengan Shalat Shubuh berjama'ah yang diimami oleh Ketua Umum FPI, KH. Ahmad Sobri Lubis, lalu dilanjutkan dengan pembacaan Munajat yang dipimpin oleh Ust. Asep salah satu pengajar di Pesantren Alam Agrokultural MARKAZ SYARIAH di Mega Mendung - Bogor.

Selanjutnya, sambutan pertama disampaikan oleh Ketua panitia Milad FPI ke-17, KH Zainuddin Ali, lalu dilanjutkan dengan sambutan Ketua Majelis Syura FPI, KH. Syeikh Misbahul Anam At-Tijani.

Dalam sambutannya KH. Zainuddin Ali menjelaskan tema Milad kali ini adalah "ISLAMKAN NUSANTARA." Tema ini sengaja diambil untuk melawan propaganda kelompok liberal dibalik jargon "Islam Nusantara" yang meresahkan dan memecah belah umat.

Lalu KH. Misbahul Anam At-Tijani, mengatakan dalam sambutannya bahwa Kemerdekaan Republik Indonesia adalah berkat perjuangan para ulama, para kyai, para habaib dan para santri.

"Kita tidak mau kemerdekaan yang direbut dengan darah para ulama ini dikotori oleh PKI dan Liberal." Tegas beliau disambut terikan takbir ribuan jamaah.

Kyai Misbah juga berpesan agar FPI yang kini sudah berusia 17 tahun agar senantiasa mengikhkaskan niat dalam setiap perjuangannya. FPI harus selalu menjadi pelayan umat dan pembela agama.

SAMBUTAN PARA IMAM

Setelah itu, satu per satu Imam FPI dari berbagai propinsi menyampaikan sambutannya secara berturut-turut : Tengku Abi Lampisang (Imam FPI Aceh), KH. Buya Ahmad Qurthubi Jailani (Imam FPI Banten), KH. Ma'shum Hasan (Imam FPI Jawa Barat) dan Hb. Muhsin b Zaid Alattas (Imam FPI DKI Jakarta).

Tengku Abi Lampisang mengatakan bahwa tidak ada masalah yang tidak selesai dengan syariat Islam. Beliau bersyukur bahwa kini Aceh sudah mulai diberlakan syariat Islam. Hal ini adalah berkat rahmat Allah SWT serta perjuangan panjang rakyat Aceh.

"Selanjutnya adalah giliran Anda di daerah masing-masing untuk meng-Islamkan Nusantara!" Pungkas beliau.

Berikutnya dari Imam FPI Banten, KH. Ahmad Qurthubi Jailany. Beliau menjelaskan bahwa bagi Mujahid ada keutamaan yang besar dari sisi Allah yaitu berupa ampunan bagi semua dosa-dosanya, baik dosa kecil maupun dosa besar. Beliau juga menandaskan bahwa Banten siap menyusul Aceh dalam penegakan Syariat Islam.

Disambung dengan Imam FPI Jawa Barat, KH. Maksum Hasan. Beliau menegaskan agar senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan serta menegakkan amar makruf nahi munkar dengan ikhlash hanya untuk mencari Ridho Allah SWT.

Selanjutnya giliran Imam FPI DKI Jakarta, Habib Muhsin bin Zaid Alatas. Beliau menegaskan bahwa menegakkan agama Allah dengan tegas tidak serta merta bisa dituduh sebagai kekerasan. Ketegasan tidak identik dengan kekerasan.

AQAD NIKAH

Dalam Milad FPI kali ini, Imam Besar FPI Hb. Muhammad Rizieq Syihab, menikahkan putri keduanya, Syarifah Humaira Syihab, dengan Sayyid Muhammad b Husein Alattas, seorang Sarjana Syariat lulusan Universitas Al-Azhar, Cairo - Mesir.

Aqad Nikah diawali dengan Tilawatil Qur'an dan Khutbah Nikah yang dibawakan oleh Prof. DR. Said Agil Al-Munawwar. Sedang Tausiyah Pernikahan disampaikan oleh Prof. DR. Hb. Abdullah Baharun, Rektor Universitas Al-Ahgaf, Hadramaut - Yaman.

Dalam Tausiyahnya, Hb.Abdullah memaparkan tentang Keunggulan Keluarga Islam di atas keluarga di luar Islam, sambil menyindir pandangan Liberal yang bertentangan dengan Islam. Selanjutnya beliau mengaskan tentang pentingnya persaudaraan Islam dan bahaya Takfir antar sesama muslim.

Hadir dalam acara Milad yang sekaligus Aqad Nikah tersebut : Hb. Abdurrahman b Syeikh Alattas (PP Al-Masyhad - Sukabumi), Hb. Soleh Alaydrus (PP Darul Hadits - Malang), Hb. Hamid Nagib BSA (PP Al-Khoiroot - Bekasi), Hb. Naufal Al-Kaaf (PP Darul Habib - Sukabumi), Hb. Umar Abdul Azizi Syihab (PP Rubathul Muhibbiin - Palembang), Hb. Hamid Al-Habsyi (PP Ar-Riyadh - Palembang), Hb. Abdurrahman Al-Habsyi (Islamic Center Indonesia - Kwitang), Hb. Zein b Sumaith (Robithoh 'Alawiyah), Abdulhamid (Singapura), Mr. Othman (Malaysia), KH. Abdurrasyid Syafi'i (PP Asy-Syafi'iyyah), KH Ma'shum (PP Al-Ishlah - Bondowoso), KH Abu Jibril (MMI), KH M. Al-Khaththath (FUI), KH Syarifuddin Dardiri (FTJ - Kebumen), KH Fakhrurrozi (Gubernur Rakyat Jakarta), Ust. Solmed (Da'i), Jenderal (Purn) Fakhrurrozi, Anwar Fuadi (Artis), dan lain-lain.

Beberapa undangan datang terlambat karena sulitnya masuk ke lokasi akibat peserta Milad FPI yang membludak, antara lain : H. Kemas Abdulhalim (Tokoh Palembang), Syeikh Ali Jabir (Saudi), Jend (Purn) Kivlan Zein dan H. Achadiyat Asisten I Propinsi Jawa Barat dan H. Agus Kesbangpol Jawa Barat.

PULANG BARENG

Usai acara ceramah dan Aqad Nikah, Panitia Milad FPI menggelar acara PULANG BARENG, arak-arakan ribuan kendaraan bermotor membelah sepanjang jalan Slipi - Cawang - Slipi.

Saat start arak-arakan, datang Bang H. Rhoma Irama bergabung di paling depan dengan mobil sound system yang mengangkut para Pimpinan Teras DPP FPI, sambil sepanjang jalan terus menerus mengumandangkan Shalawat dan Lagu-Lagu Kebangsaan seperti : Indonesia Raya, Hari Merdeka dan maju Tak Gentar, yang dipimpin oleh KH. Ja'far Shiddiq dan Ust. Syahid Joban serta Hb. Hanif Alattas.

Menariknya, Sang Pengantin Pria ikut arak-arakan bersama para Habaib dan Ulama, sehingga menjadi arakan pengantin terpanjang selama ini.

TEMA MILAD FPI

Tema Milad FPI ke-17 adalah ISLAMKAN NUSANTARA dengan mengangkat isu-isu aktual dan faktual, seperti : GANYANG PKI dan LIBERAL, TUNTASKAN TRAGEDI TOLIKARA, TEGAKKAN SYARIAT ISLAM, dan sebagainya.

Dalam ceramah penutup, Imam Besar FPI Hb. Muhammad Rizieq Syihab, menegaskan kembali bahwa FPI adalah Pembela Agama, Bangsa dan Negara, sekaligus tetap akan berjuang menuju NKRI BERSYARIAH.

Subhaanallaahi wal Hamdulillaahi wa Laa ilaaha illallaahu Wallaahu Akbar ...

Milad FPI Ke-17

Bismillaah wal Hamdulillaah ... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ... Hari ini, tujuh belas tahun yang lalu, tanggal 17 Agustus 1998...

Minggu, 16 Agustus 2015



Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Ratusan Ulama dan Tokoh Islam hadir dan ikut Long March dari Senayan ke Bunderan HI bersama ratusan ribu umat Islam dalam acara PARADE TAUHID untuk mensyukuri nikmat Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-70.

Terlihat hadir dalam acara tersebut  KH. Muhammad Al-Khaththath (FUI), KH. Nur Sasih (GMJ), Ust. Fahmi Salim (MIUMI), Ust.Alfian Tanjung (Taruna Muslim), Ust. Iqbal Siregar (GPII), Ust. Aslih (GPMI), Ust. Bernad Abdul Jabbar (FUI), Ust. Aru Asadullah (Suara Islam), dan lainnya.

Dari DPP FPI hampir semua jajaran Pimpinan Teras hadir, antara lain : KH. Sobri Lubis, KH. Misbahul Anam, KH. Ja'far Shiddiq, KH. Awit Masyhuri, Habib Muhsin bin Ahmad Alattas, Habib Fikri Bafaraj, Habib Idrus Alhabsyi, Ust. Slamet Maarif, Ust. H. Hasanuddin, Ust. Haris, dan lain-lain, termasuk Panglima LPI Ust. Maman Suryadi.



Hadir juga sejumlah pimpinan FPI Daerah, antara lain : Abi Lampisang (Imam FPI Aceh), Ustad Tengku Muslim (Ketua DPD Aceh), Ust. Abu Fajar (Imam FPI Sumut), Habib Muhsin bin Zaid Alattas (Imam FPI Jakarta), Buya Abdul Majid (Ketua FPI Jakarta), KH. Abdul Qohar Alqudsyi (Ketua FPI Jawa Barat), KH. Fakhrurrozi (Ketua FPI Banten), Habib Muhsin Al-Habsyi (Ketua FPI Sulsel), Habib Abdillah Alhaddad (Jawa Timur), Ust.Subhan (Panglima LPI Jakarta), Ust.Utep (Wakil Panglima LPI Jabar) dan Ust.Sugianto (Wali LPI Poso), serta lainnya.

Acara dibuka oleh Panitia, Ust. Haikal Hasan Baros dkk, lalu dimulai dengan Orasi Perjuangan Islam oleh KH. Bakhtiar Nashir (MIUMI), KH. Abu Jibril (MMI), KH.Ahmad Kholil Ridhwan (MUI) dan Habib Muhammad Rizieq Syihab (FPI) serta Ustz.Hj.Nurdiyati Akma.

Lalu Dzikir dan Doa oleh  KH. Muhammad Arifin Ilham (Adz-Dzikro) dan Pelepasan Parade oleh Ust. Fadhlan Qaramithan (Tokoh Islam Papua).

Lalu Parade dengan Long March dari Senayan ke Bunderan HI dipimpin langsung oleh Ulama Kharismatik Betawi KH.Abdurrasyid Abdullah Syafi'i yang terus mengumandangkan Dzikir Tasbih, Takbir dan Tahmid sepanjang jalan.

Sepanjang jalan tampak aparat kepolisian dari Polda Metro Jaya menjaga dengan tertib dan kooperatif. Sementara para Laskar Islam dari berbagai Ormas dengan sigap dan semangat menjaga dan terus memonitor parade, sehingga acara berjalan lancar dan sukses serta berkah.

Selain itu, Panitia Parade sepanjang jalan menggelar spanduk berupa kain putih bertuliskan KALIMAT TAUHID sepanjang 5 (lima) kilometer, yang dipegang dan diangkat di atas kepala Laskar Islam dari berbagai Ormas yang berbaris sepanjang spanduk tersebut.

TUNTUTAN PARADE

Dari semua ORASI yang disampaikan oleh para Ulama dan Tokoh Islam, sekurangnya ada LIMA TUNTUTAN UMMAT (LUMAT) yang mewarnai Parade Tauhid, yaitu :

1. PENEGAKAN HUKUM hingga tuntas dalam Tragedi Tolikara - Papua dengan menyeret semua Pimpinan GIDI yang terlibat ke pengadilan dan mencabut semua aturan daerah minoritas muslim di seluruh NKRI yang diskriminatif terhadap umat Islam, untuk menjaga keutuhan persatuan dan kesatuan NKRI.

2. SERUAN ANTI PKI dengan menyerukan umat Islam agar waspada terhadap KEBANGKITAN PKI, dan meminta pemerintah RI untuk memasukkan kembali Sejarah Pengkhianatan PKI ke dalam Kurikulum Pendidikan Sejarah Indonesia, serta menuntut TVRI agar memutar kembali film pengkhianatan G30S / PKI setiap tanggal 30 September, dengan tujuan melembagakan sikap ANTI PKI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

3. Umat Islam Indonesia tetap menolak PEMIMPIN KAFIR sesuai amanat Al-Qur'an dan As-Sunnah serta Al-Ijma', sekaligus memberi peringatan keras kepada pihak-pihak yang memanipulasi hujjah dan korupsi dalil atas nama agama untuk mengkampanyekan PEMIMPIN KAFIR di tengah masyarakat.

4. SERUAN PERSATUAN kepada segenap umat Islam untuk PENEGAKAN SYARIAT ISLAM, dan kebersamaan dalam mengganyang PKI dan LIBERAL serta ALIRAN SESAT juga KRISTEN RADIKAL yang secara terang-terangan menghina dan menyerang Islam.

5. SERUAN WASPADA NASIONAL kepada segenap komponen bangsa bahwa jika Jokowi MINTA MAAF kepada PKI maka akan menjadi PELANGGARAN KONSTITUSI dan BENCANA NASIONAL, sehingga Jokowi WAJIB DILENGSERKAN.

Subhaanallaahi wal Hamdulillaahi wa Laa ilaaha illallaahu Wallaahu Akbar ...

Parade Tauhid

Bismillaah wal Hamdulillaah ... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ... Ratusan Ulama dan Tokoh Islam hadir dan ikut Long March dari S...

Sabtu, 15 Agustus 2015



Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Indikasi Kebangkitan PKI teryata bukan "isapan jempol". Dua hari berturut-turut, Jum'at dan Sabtu, 14 dan 15 Agustus 2015, Lambang PKI dengan sengaja dimunculkan sejumlah pemuda di Kota Jember dan Kota Pamekasan.

Jadi, kini bukan indikasi lagi, melainkan BUKTI konkrit.

PKI JEMBER

Jumat 14 Agustus 2015, pagi dini hari pukul 01.30 WIB, dua orang Satpam Universitas Jember (Unej), Agus Setiawan dan Heru Ashari, saat patroli di depan Student Advisory Center (SAC) di lingkungan Kampus Unej, memergoki dan menangkap dua orang pelaku pengecatan gambar Lambang PKI, Palu Arit, di dinding Pos Satpam dan tembok-tembok di lingkungan kampus Unej.

Kedua Satpam Unej menghubungi Unit Intel Kodim 0824/Jember dan Intelkam Polres Jember. Lalu kedua pelaku dibawa ke Polres Jember.

Setelah diperiksa, ternya kedua pelaku tersebut tercatat dan terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas Sastra Unej, dengan nama Laksono Kunto Wibisono dan M. Alif.

PKI MADURA

Sabtu 15 Agustus 2015, saat digelar kegiatan karnaval menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia ke-70 di jalan protokol Pamekasan- Madura, sejumlah pemuda berpakaian putih-putih dengan slempang bertuliskan '"Anggota PKI" ikut berbaris dalam rombongan karnaval sambil membawa gambar Lambang PKI, Palu Arit.

Tidak hanya itu, sejumlah umbul-umbul PKI juga terpajang pada kelompok karnaval yang diketahui berasal dari MKKS gabungan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Pamekasan.

Selain itu, juga terdapat kelompok karnaval lain yang justru memajang para tokoh-tokoh PKI seperti gambar DN Aidit.

Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan terhadap Koordinator, Bpk Udi (Kepsek SMPN 1 Pamekasan) oleh Polres Pamekasan dan Kodim 0826/Pamekasan bertempat di Kantor Satintekam Polres Pamekasan Jl. Stadion No 81 Pamekasan.

PKI MANA LAGI MENYUSUL ?

Kini, kita akan lihat PKI daerah mana lagi yang akan muncul secara demonstratif. 

Karenanya, umat Islam jangan lengah di "nina bobo" kan oleh propaganda PKI yang mengopinikan bahwa PKI sudah selesai, PKI sudah tidak ada, PKI mustahil bangkit, PKI hanya tinggal cerita masa lalu, dan seterusnya, yang tujuannya agar umat Islam tidak waspada.

Hasbunallaahu wa Ni'mal Wakiil ...
Ni'mal Maulaa wa Ni'man Nashiir ...

Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaahil 'Aliyyil 'Azhiim ...

PKI Muncul di Jember dan Madura

Bismillaah wal Hamdulillaah ... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ... Indikasi Kebangkitan PKI teryata bukan "isapan jempol&quo...

Jumat, 14 Agustus 2015


Undangan Parade Tauhid serta HUT RI ke-70 dan Milad FPI ke-17

Pernyataan Sikap Terhadap Bangkitnya Ideologi Komunisme







Pernyataan Sikap DPP FPI Terhadap Bangkitnya Ideologi Komunisme

Pernyataan Sikap Terhadap Bangkitnya Ideologi Komunisme

Kamis, 13 Agustus 2015



Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) memandang rencana permintaan maaf Presiden Jokowi terhadap korban pelanggaran HAM di Papua dan korban penumpasan G-30S-PKI tahun 1965  sebagai tidak tepat dan tidak relevan.

"Pertama, pemerintah telah menyelesaikan pelanggaran HAM di Papua secara hukum sehingga beberapa prajurit TNI telah diadili dan dihukum sesuai ketentuan yang berlaku," ujar Ketua Umum PPAD Letjen TNI (Purn) Soerjadi di kantor PPAD, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (12/8).

Kedua, kata Soerjadi, permintaan maaf pemerintah akan melukai para prajurit TNI, purnawirawan serta umat Islam khususnya Nahdliylin (NU). Pasalnya, pemberontak PKI 1965 telah membunuh tujuh Jenderal TNI AD termasuk KSAD Jenderal TNI Ahmad Yani serta para kyai dan santri.

"Ketiga, permintaan maaf akan memberikan angin pada eks-PKI untuk memutarbalikan sejarah sehingga dikhawatirkan akan muncul pendapat umum di kalangan generasi muda bahwa dalam peristiwa 1965 tersebut PKI tidak bersalah, adapun TNI serta warga NU-lah yang bersalah," ungkapnya.

Keempat, lanjut Soerjadi, permintaan maaf tersebut tidak akan menyelesaikan masalah, tetapi justru menimbulkan konflik baru antara veteran, TNI-Polri serta purnawirawannya dan warga muslim terutama NU dengan para keluarga bekas anggota PKI.

Soerjadi menyarankan kepada pemerintah agar mendorong terjadinya rekonsiliasi secara alamiah antara pemerintah dengan organisasi dan kelompok masyarakat yang pernah bertikai di masa lalu. 

"Hemat kami, rekonsiliasi alamiah sesungguhnya telah bergulir dalam masyarakat, tinggal membimbingnya agar lebih terarah sehingga masing-masing pihak dapat menjalani dengan tulus dan berorientasi pada kepentingan yang jauh lebih besar," ungkap mantan Wakil KSAD ini.

Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat merupakan wadah organisasi bagi para purnawirawan TNI Angkatan Darat. Organisasi ini berdiri pertama kali pada 6 Agustus 2003 dan saat ini dipimpin oleh Letjen TNI (Purn) Soerjadi.  

PPAD memiliki visi yakni bersama-sama TNI dan komponen bangsa lainnya ikut serta menjaga dan melindungi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

[Sumber: Suara Islam Online]

Purnawirawan TNI AD Sebut Rencana Permintaan Maaf Presiden pada PKI tidak Tepat dan tidak Relevan

Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) memandang rencana permintaan maaf Presiden Jokowi terhadap korban pelanggaran HAM di Papua ...



Belasan pendeta dari Badan Musyawarah Antar Gereja Lembaga Keagamaan Kristen Indonesia (BAMAG LKKI) mendatangi markas besar Dewan Pimpinan Pusat Front Pembela Islam (DPP FPI) di Jl. Petamburan III Jakarta Pusat, Rabu (12/8/2015). Kedatangan para pendeta itu disambut baik oleh sejumlah pimpinan FPI. 

Dewan Syuro FPI, Habib Muchsin Alatas yang memimpin pertemuan tersebut menyebutkan sejumlah kesepakatan yang dicapai. "Kita memiliki keprihatinan yang sama tentang situasi negeri ini yang sudah banyak gangguan, terutama soal umat beragama. Artinya agama sudah dijadikan komoditas politik untuk adu domba dan ini akan kita tengarai. Itu semua mendorong kita untuk berkomunikasi sehingga kedepan menjadi gerakan bersama dalam menjaga NKRI," ungkapnya saat ditemui Suara Islam Online usai acara tersebut.

Dan kita juga bersepakat akan meningkatkan toleransi beragama, dengan batasan yang ditentukan agama masing-masing, lanjut Habib Muchsin.

Menurutnya, yang menggembirakan ialah akan adanya kerjasama tentang penegakkan Amar Makruf Nahi Munkar. "Mereka ikut bersama FPI memerangi hal-hal yang merusak moral bangsa, seperti miras, judi, juga LGBT yang selama ini diperjuangkan kelompok liberal untuk dibebaskan di Indonesia, menurut saya ini sesuatu yang baik," kata Habib Muchsin.

Selain itu, mereka juga sepakat untuk menolak dan menggagalkan gerakan kebangkitan komunis di Indonesia.

Terkait tragedi penyerangan jamaah Idul Fitri dan pembakaran masjid di Tolikara Papua oleh kelompok Gereja Injil Di Indonesia (GIDI), para pendeta itu mengaku menyayangkan kejadian tersebut. "Kita sepakat menyesalkan dan sangat mengutuk kejadian itu, kita mendorong pemerintah untuk menegakkan hukum terhadap aktor intelektual kejadian Tolikara dengan menghukum seberat-beratnya," pungkas Habib Muchsin.

[Sumber: Suara Islam Online]

Sejumlah Pendeta Sepakat Gerakan Amar Makruf Nahi Munkar Bersama FPI

Belasan pendeta dari Badan Musyawarah Antar Gereja Lembaga Keagamaan Kristen Indonesia (BAMAG LKKI) mendatangi markas besar Dewan Pimpinan P...


Bismillaah Wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Wacanapermohonan maaf Presiden RI atas nama Negara RI kepada PKI yang pernah muncul di zaman Gus Dur lalu zaman SBY, kini muncul kembali di zaman Jokowi. Dan kabar tentang RUU KKR (Komisi Kebenaran & Rekonsiliasi) yang pernah ditolak DPR RI, lalu kini oleh pemerintahan Jokowi diajukan kembali ke DPR RI dengan sedikit modifikasi, sehingga masuk dalam daftar Prolegnas DPR RI tahun 2015, semakin menguatkan peningkatan dari Wacana menjadi Rencana, sehingga ini merupakan INDIKASI KEBANGKITAN PKI.

IMPLIKASI MINTA MAAF

Jika Presiden RI meminta maaf kepada PKI secara resmi atas nama negara, maka ada sederet implikasi hukum mau pun politik yang tidak bisa dihindari, antara lain :

1.      Status Hukum PKI menjadi di pihak yang benar.
Ini berarti bahwa semua pihak yang terlibat dalam penumpasan PKI, termasuk Ulama dan Umara, khususnya NU dan TNI, bersalah secara hukum.

2.      PKI berhak untuk direhabilitasi nama baiknya.
Ini berarti bahwa label ”Pengkhianat” yang selama ini disematkan kepada PKI harus dihapuskan.

3.      PKI harus diizinkan untuk dibangun kembali.
Ini berarti bahwa PKI mesti dihidupkan kembali sebagai partai legal dan resmi, serta harus diizinkan untuk mengikuti Pemilu yang akan datang, bail Pilpres mau pun Pilkada, termasuk Pileg di tingkat Pusat hingga Daerah.

4.      Pengembalian seluruh Aset PKI yang pernah disita negara.
Ini berarti semua aset PKI berupa Tanah mau pun Gedung hingga semua kekayaan PKI yang pernah disita oleh negara, mesti dikembalikan kepada PKI.

5.      Pemberian Kompensasi ganti rugi kepada semua Keluarga Besar PKI.
Ini berarti setiap anggota PKI yang dibunuh atau dianiaya mau pun ditahan, hingga yang mengalami kerugian apa pun, baik materil mau pun moril, mesti diberikan gantirugi oleh negara. Berita yang beredar bahwa Keluarga Besar PKI menuntut ganti rugi minimal sebesar Rp.1 milyar / orang.

Jika merujuk kepada Laporan Departemen Luar Negeri AS tahun 1960 bahwa anggota PKI pada tahun 1960 mencapai 2 (dua) juta orang, dan diperkirakan pada tahun 1965 mencapai 3 (tiga) juta orang, maka nilai ganti rugi yang harus dikeluarkan negara mencapai (Rp 1 milyar x 3 jt orang) =  Rp. 3.000.000.000.000.000,- (tiga ribu trilyun rupiah). Suatu jumlah yang sangat fantastis dan lebih dari cukup untuk membangun dan membesarkan serta memenangkan PKI pada Pemilu mendatang.

6.      PKI berhak menuntut Peradilan HAM atas semua pihak yang pernah memeranginya.
Ini berarti para pimpinan dan prajurit TNI mau pun para Kyai dan Tokoh NU serta Ormas Islam lainnya, yang pada tahun 1965 terlibat dalam penumpasan PKI, akan diajukan ke Pengadilan HAM baik Nasional mau pun Internasional sebagai PENJAHAT PERANG yang telah melakukan PELANGGARAN HAM BERAT.

7.      Penjahat jadi Pahlawan, dan sebaliknya Pahlawan jadi Penjahat.
Jika para pejuang dan pembela NKRI yang menumpas PKI diajukan ke Pengadilan HAM sebagai PENJAHAT PERANG, maka ini berarti para Pahlawan dijadikan penjahat dan pecundang, sedang PKI yang penjahat dan pengkhianat dijadikan PAHLAWAN,

8.      Kriminalisasi TNI dan NU beserta ORMAS ISLAM lainnya.
Jika para pahlawan dari kalangan TNI dan NU serta ORMAS ISLAM lainnya yang telah berhasil membela Bangsa dan Negara Indonesia dari gangguan dan rongrongan PKI, dijadikan PENJAHAT PERANG, maka ini berarti bentuk KRIMINALISASIbagi anggota mau pun institusi TNI dan NU serta ORMAS ISLAM lainnya tersebut.

9.      Membuka luka lama dan menghidupkan fitnah.
KRIMINALISASIpara Pahlawan Bangsa serta menjadikannya sebagai PENJAHAT PERANG, adalah berarti membuka luka lama dan sekaligus menghidupkan fitnah yang telah lama padam.

10.  Menciptakan kembali Konflik Horisontal antar Islam vs PKI.
Umat Islam tidak mungkin diam dan tidak akan membiarkan para pahlawannya dikriminalisasi dan diseret ke Pengadilan HAM sebagai PENJAHAT PERANG, sehingga hal itu akan mendorong mereka bangkit bersama untuk memerangi dan menumpas PKI dan para pembelanya untuk yang kesekian kalinya. Bahkan bisa mengantarkan kepada peristiwa yang lebih dahsyat daripada yang menimpa PKI di tahun 1965.

FITNAH MINTA MAAF

Meminta maaf atas dosa dan kesalahan memang merupakan sesuatu yang sangat terpuji dan amat dianjurkan. Namun jika meminta maaf bukan pada tempatnya, apalagi menimbulkan FITNAH yang besar dan akan mengantarkan kepada KONFLIK BERDARAH, maka hukumnya adalah HARAM.

AJARAN AGAMA apa, dan HUKUM NEGARA mana, serta LOGIKA BERPIKIR siapa, yang membenarkan seorang korban pembunuhan sadis minta maaf kepada penjahat yang membunuhnya, dan seorang wanita korban pemerkosaan brutal minta maaf kepada bajingan yang memperkosanya, serta para korban pembantaian biadab minta maaf kepada gerombolan teroris yang membantainya ... ???!!!

Karenanya, disini kami nyatakan bahwa PRESIDEN RI HARAM MEMINTA MAAF KEPADA PKI. Sekali lagi kami tegaskan bahwa Presiden RI hukumnya HARAM, HARAM dan HARAM meminta maaf kepada PKI.

Hasbunallaahu wa Ni’mal Wakiil ... Ni’mal Maulaa wa Ni’man Nashiir...

Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaahil ’Aliyyil ’Azhiim ...............

Presiden Republik Indonesi Haram Minta Maaf Kepada PKI

Bismillaah Wal Hamdulillaah ... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ... Wacana permohonan maaf Presiden RI atas nama Negara RI kepada ...

Rabu, 12 Agustus 2015



Bismillaah Wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Setelah pemaparan panjang lebar secara kronologis tentang apa dan bagaimana PKI, mulai dari sejarah lahirnya hingga sepak terjangnya yang penuh dengan kekejaman dan kebiadaban, diikuti dengan analisa dan kesimpulan. Kini pertanyaannya : Mungkinkah PKI bangkit kembali di Indonesia ?! 

Dalam artikel ini akan dipaparkan aneka fenomena dari berbagai peristiwa dan kejadian yang bisa menjadi jawaban untuk pertanyaan tersebut.


1.      TUNTUTAN PENCABUTAN TAP MPRS NO.XXV TAHUN 1966

PASCA REFORMASI 1998,kelompok-kelompok gerakan mahasiswa kiri seperti Forkot, Jarkot, Forbes, Fordem, SMID dan yang sejenisnya, dengan sangat lantang menyuarakan tuntutan Pencabutan TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 tentang Pembubaran PKI dan Larangan Penyebaran Paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme.


Ini INDIKASI KUAT untuk KEBANGKITAN PKI, karena TAP MPRS No.XXV Tahun 1966 selama ini merupakan penghalang utama bagi Kebangkitan PKI secara formal konstitusional. 


2.      PENGHAPUSAN SEJARAH PENGKHIANATAN PKI DALAM KURIKULUM

Sejak Tahun 1966 s/d 1998, dalam Kurikulum Pendidikan Sejarah Kemerdekaan Indonesia selalu dicantumkan tentang Sejarah Pengkhianatan PKI, baik pemberontakan PKI tahun 1948 mau pun Pemberontakan G30S PKI Tahun 1965. Dalam rentang waktu tersebut, setiap warga negara Indonesia yang pernah mencicipi pendidikan formal mulai dari tingkat dasar hingga menengah, selalu mendapatkan informasi yang lengkap tentang PKI, sehingga sikap ANTI PKIterlembagakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun, PASCA REFORMASI 1998 Sejarah Pengkhianatan PKI mulai hilang dari kurikulum pendidikan. Dan melalui berbagai Media Sosial, serangan informasi yang memposisikan PKI sebagai Pahlawan dan Pejuang Kemerdekaan RI sangat deras dan kencang, sehingga banyak generasi muda yang tidak lagi mendapatkan informasi Pengkhianatan PKI dalam kurikulum pendidikan, terjebak dan perperangkap dalam PROPAGANDA PEMUTIHAN PKI.

Ini juga INDIKASI KUAT akan adanya gerakan sistematis untuk KEBANGKITAN PKI, karena Sejarah Pengkhianatan PKI yang ada dalam Kurikulum Pendidikan selama ini merupakan sumber informasi yang valid dan kokoh untuk menumbuhkan sikap ANTI PKI dalam  kepribadian Bangsa dan Rakyat Indonesia.


3.      PENGHENTIAN PEMUTARAN FILM G30S/PKI DI TVRI

Sejak tahun 1985, setiap tanggal 30 September, TVRI sebagai televisi nasional selalu memutar ulang Film Pengkhianatan G30S / PKI yang diproduksi pada tahun 1984, sehingga informasi tentang PKI tersebar secara meluas sampai daerah-daerah terpencil. Dan itu menumbuh suburkan kewaspadaan Bangsa dan Rakyat Indonesia terhadap Bahaya PKI.

Namun, PASCA REFORMASI 1998 pemutaran Film Pengkhianatan PKI mulai dihentikan. Menurut Asvi Warman Adamsebagaimana dilansir Situs Berita Merdeka.com bahwa Pasca Reformasi 1998, Mantan Kepala Staf TNI AU Marsekal Saleh Basarah menelpon Menteri Penerangan dan Menteri Pendidikan agar film tersebut dihentikan pemutarannya karena menyudutkan TNI AU.

Jika benar bahwa alasan penghentian pemutaran Film Pengkhianatan PKI adalah complain dari pihak TNI Angkatan Udara, sungguh sangat disesalkan. Jika memang ada bagian film yang tidak sesuai fakta atau merupakan fitnah bagi TNI Angkatan Udara, maka cukup dibuang bagian fitnah itu, bukan dengan menghentikan pemutaran film secara keseluruhan.

Akan tetapi, jika memang fakta Pengkhianatan G30S / PKI melibatkan ABRI dari semua angkatan, baik Darat, Udara, Laut mau pun Kepolisian, maka kenapa harus ditutupi, justru itu menjadi pelajaran bagi semua angkatan TNI agar lebih waspada dan berhati-hati menjaga dan melindungi kesatuannya dari infiltrasi (penyusupan) PKI.

Lagi pula, memang faktanya PKI dalam sejarahnya berhasil merekrut pejabat pemerintah dari semua golongan dan tingkatan, militer mau pun sipil, untuk menggolkan syahwat politik komunismenya. Tidak terkecuali di lingkungan Istana, hingga Pasukan Cakrabirawa dari TNI Angkatan Darat yang terkenal sebagai penjaga dan pelindung Presiden RI.  

Dengan demikian tidak bisa dipungkiri bahwasanya ada tangan-tangan jahat yang bermain untuk menghapus ingatan bangsa Indonesia dari Pengkhianatan PKI, sehingga ini pun menjadi INDIKASI KUAT KEBANGKITAN PKI.


4.      PENGHAPUSAN ”LITSUS” BAGI CALON PEJABAT

Sejak pembubaran dan pelarangan PKI di tahun 1966 hingga 1998, setiap warga negara yang akan menjadi pejabat negara, baik di lingkungan Eksekutif dan Legislatif mau pun Yudikatif, diwajibkan mengikuti LITSUSyaitu Penelitian Khusus yang sangat ketat dan cermat serta teliti dan mendalam terhadap setiap calon pejabat untuk memastikan bahwa ia tidak ada kaitan apa pun dengan gerakan PKI.

Karenanya, kader-kader muda dari sisa Gerakan Bawah Tanah PKI tidak pernah punya kesempatan untuk menyusup ke dalam pemerintahan sepanjang masa 1966 hingga 1998. Jika pun ada teramat sempit dan sulit.

Namun, PASCA REFORMASI 1998 Litsus dihapuskan dengan alasan penegakan Hak Asassi Manusia (HAM), sehingga kini kader-kader muda berpaham kiri yang punya kaitan erat dengan PKI dengan mudah bisa melenggang jadi pejabat tanpa hambatan.

Tentu, PENGHAPUSAN LITSUS menjadi bukti adanya tangan-tangan jahat yang bermain untuk membuka pintu kembali bagi PKI agar bisa masuk dalam lembaga-lembaga negara, sehingga ke depan lebih muda untuk bangkit dan berkembang. Ini pun INDIKASI KUAT KEBANGKITAN PKI.


5.      PUTRA PUTRI PKI MASUK PARPOL DAN INSTANSI NEGARA

PASCA REFORMASI 1998, Penghapusan LITSUS telah memberi kesempatan seluas-luasnya kepada Putra Putri Keturunan PKI untuk aktif di berbagai Partai Politik, sehingga mereka pun dengan mudah masuk ke berbagai Lembaga Kenegaraan.

Tentu kita tidak bisa dan tidak boleh melimpahkan kesalahan PKI kepada anak keturunan mereka yang tidak bersalah. Dan tentu hak-hak POLEKSOSBUD (politik, ekonomi, sosial dan budaya) anak keturunan PKI memang sudah semestinya diakui dan diberikan.

Namun, anak keturunan PKI harus tahu diri, bahwa pemulihan hak-hak mereka jangan disalah-gunakan untuk menghidupkan kembali ideologi PKI dan jangan lagi membangkitkan kembali paham komunisme, serta mereka tidak perlu membuka luka lama dengan memposisikan diri sebagai Korban kejahatan Orde Baru melalui pemutar balikkan Fakta dan manipulasi Data seolah Ulama dan Umara, khususnya NU dan TNI, adalah pelaku kejahatannya.

Lihat saja, Ribka Ciptaning yang menjadi anggota DPR RI melalui PDIP, bahkan menjadi ketua salah satu Komisi di DPR RI, secara demonstratif dan provokatif menulis dua buku yang masing-masing berjudul : ”Aku Bangga Jadi Anak PKI” dan ”Anak PKI Masuk Parlemen”.

Tentu tak dapat dipungkiri, masuknya putra-putri keturunan PKI ke dalam berbagai Partai Politik dan Instansi Negara, dengan tetap mengusung Ideologi PKI yang dibawa oleh orang-orang tua mereka merupakan INDIKASI KUAT KEBANGKITAN PKI.


6.      PEMBUATAN BUKU DAN FILM PEMBELAAN TERHADAP PKI

PASCA REFORMASI 1998, marak penerbitan dan peredaran buku-buku yang berisi pembelaan terhadap PKI, antara lain :

a.       Aku Bangga Jadi Anak PKIdan Anak PKI Masuk Parlemen keduanya karya Ribka Tjiptaning Proletariyati.
b.      Gerwanikarya Amurwani Dwi Lestariningsih.
c.       Kabut G30Skarya Mohammad Achadi.
d.      Palu Arit di Ladang Tebukarya Hermawan Sulistyo.
e.       Penghancuran Gerakan Perempuankarya Saskia Eleonora Wieringa.
f.       Siapa sebenarnya Soehartokarya Eros Djarot dkk.
g.      Terempas Gelombang Pasangkarya Sudjinah.

PASCA REFORMASI 1998, juga marak pembuatan dan peredaran film yang berisi pembelaan terhadap PKI, antara lain :

a.       Jagal dan Senyap keduanya disutradarai Joshua Oppenheimer dan diapresiasi oleh Komnas HAM & LSM-LSM Liberal.
b.      Sang Penari disutradarai Ifa Isfansyah dan dibintangi Prisia Nasution & Oka Antara.
c.       Gie disutradarai Riri Riza dan dibintangi Nicolas Saputra & Sita Nursanti.
d.      Jembatan Bacemdisutradarai Yayan Wiludiharto diproduksi LSM Elsam.
e.       Lastri disutradarai Eros Djarot dan dibintangi Marcelia Zalianty & Tio Pakusadewo.

Inti dari semua Buku dan Film tersebut di atas adalah sama yaitu menumbuhkan simpatik penonton terhadap PKI. Dalam semua buku dan film tersebut digambarkan penderitaan keluarga PKI yang menyedihkan dan memilukan, karena hidup dalam penindasan rezim penguasa. PKI diposisikan sebagai korban yang terzalimi, sehingga tak satu pun episode kekejaman dan kebiadaban PKI yang diangkat dalam cerita. Pelan tapi pasti, semua buku dan film tersebut akan menggerus sikap ANTI PKI yang selama ini sudah terlembagakan dalam kepribadian Bangsa dan Rakyat Indonesia.

Dengan demikian, ini juga merupakan INDIKASI TAK TERBANTAHKAN bahwa Keluarga Besar PKI sedang menyusun langkah dan menata gerakan untuk BANGKIT KEMBALI.


7.      RUU KKR (KOMISI KEBENARAN & REKONSILIASI)

PASCA REFORMASI 1998, Para Narapidana PKI melalui YPKP 65/66 (Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965 / 1966) terus mencari cara untuk “PEMUTIHAN DOSA PKI”, salah satunya adalah dengan terus mendesak pemerintah agar mengajukan RUU KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi).

YKPPI 65/66 dimana-mana selalu mengkampanyekan bahwa PKI adalah ”KORBAN KEJAHATAN” bukan ”PELAKU KEJAHATAN”, sekaligus memutar-balikkan Fakta dan memanipulasi Data serta melemparkan semua kesalahan kepada ”ORDE BARU”.

YKPPI menyatakan : Target Advokasi HAM YPKP 65/66 adalah bahwasanya pengungkapan kebenaran melalui KKR merupakan pintu masuk paling halus namun berkekuatan besar untuk mengembalikan posisi ekonomi, politik dan sosial PKI”, sebagaimana dimuat di YPKP6566.Blogspot.compada tanggal 12 September 2010.

Ini adalah INDIKASI KEBANGKITAN PKI.


8.      PEMBELAAN KOMNAS HAM & LSM LIBERAL UNTUK PKI

PASCA REFORMASI 1998, Komnas HAMdan LSM-LSM Liberal disamping memberi apresiasi terhadap buku-buku dan film-film yang membela PKI, ternyata juga menjadi pihak yang paling sigap dan paling sibuk  dalam mendesak dan menekan pemerintah RI dan DPR RI agar mengesahkan RUU KKR menjadi UU, sehingga di tahun 2004 Pemerintah RI secara resmi mengajukan RUU KKR ke DPR RI untuk dibahas, namun akhirnya RUU KKR tersebut hingga tahun 2006 dimentahkan oleh DPR RI.

Kini, di tahun 2015 secara mengejutkan, tiba-tiba pemerintah kembali mengajukan RUU KKR agar masuk dalam Prolegnas DPR RI. Apa pun alasannya, ini pun merupakan INDIKASI TAK TERPUNGKIRI bagi KEBANGKITAN PKI yang mulai berhasil menyusup ke berbagai lini Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif, untuk mempengaruhi kebijakan dan pembuatan perundang-undangan yang menguntungkan PKI.


9.      BANTUAN CHINA KEPADA INDONESIA & KOMPENSASINYA

PASCA REFORMASI 1998, hak POLEKSOSBUD(politik, ekonomi, sosial dan budaya) China di Indonesia dipulihkan sama sekali, sehingga Reformasi 1998 menjadi PINTU KEMENANGAN CHINA di Indonesia :

a.       Chinayang di Era 1966 - 1998 tidak mudah menjadi pejabat publik, justru kini bebas dan leluasa jadi Lurah, Camat, Bupati hingga Gubernur dan Menteri, bahkan Presiden.

b.      Di Era 1966 - 1998 nama China harus diganti dengan nama Indonesia untuk pengakuan kewarga-negaraan, sedang kini penggunaan nama China dibebaskan sebebas-bebasnya.

c.       Barongsaiyang di Era 1966 - 1998 dilarang, kini dibesarkan dan dipertontonkan dengan bebas di tengah publik dalam berbagai acara budaya, bahkan ada yang menggelar Barongsai dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW.

d.      Tulisan dan Bahasa China yang di Era 1966 - 1998 dilarang digunakan di tempat umum, kini menghiasi berbagai Mall, Pasar, Toko dan Perumahan dengan sangat bebas, bahkan ada Statsiun TV yang secara terbuka menyajikan sejumlah acara dengan Tulisan dan Bahasa China.

e.       Khonghuchuyang di Era 1966 - 1998 tidak diakui dan tidak boleh dicantumkan sebagai agama dalam KTP, kini diakui sebagai salah satu agama resmi di Indoensia, sehingga boleh dicantumkan dalam KTP.

f.       Hari Raya Imlek (Tahun Baru China) di Era 1966 - 1998 hanya boleh dirayakan secara tertutup di kalangan masyarakat China saja, tapi kini dijadikan Hari Libur Nasional dan dirayakan secara terbuka dan besar-besaran.

g.      Pengusaha China yang di Era 1966 - 1998 diberi kebebasan berbisnis, tetapi tetap dengan kontrol ketat, kini merajalela sehingga informasinya bahwa tidak kurang dari 70 % lahan ibu kota Jakarta sudah dikuasai dan dimiliki oleh Delapan Konglomerat China Indonesia.

h.      Di tahun 1966, Kongres ABRI merekomendasikan pelarangan penggunaan kata ”Tiongkok”, tapi dengan tegas dan jelas menetapkan penggunaan kata ”China”,karena keterlibatan China dengan PKI, tapi kini terbit aturan sebaliknya yaitu penghapusan sebutan ”China” dan pengharusan penggunaan kata ”Tiongkok”.Padahal, di Negeri China sendiri, mereka masih menyebut diri mereka dengan sebutan ”CHINA”. 

Karenanya, tidak heran jika kini Negara Raksasa Komunis RRC (Republik Rakyat China) sangat bermesra-mesraan dengan pemerintah Indonesia, sehingga pada Selasa 16 Juni 2015, Garuda Indonesia menanda tangani kerja sama dengan BOC (Bank of China) Aviation dengan nilai dana US $ 4,5 milyar atau sekitar Rp 58 Trilyun. Dan usai acara penanda-tanganan kerja-sama tersebut di Paris, Menteri BUMN Rini Soemarno menginformasikan bahwa BUMN pun sudah ada kesepakatan pembiayaan dengan China Development Bank  (CDB) dan ICBC senilai US$ 40 Milyar atau sekitar 520 Trilyun.

Namun demikian, kebangkitan China Komunis di Indonesia dan kemesraan pemerintah Indonesia dengan Negara Raksasa Komunis RRC wajib diwaspadai, karena China Komunis pernah terlibat langsung dalam poros Jakarta – Peking yang dibangun oleh Gerakan PKI di zaman Orla, sehingga bukan tidak mungkin ini pun menjadi INDIKASI KEBANGKITAN PKI. Apalagi bantuan sebesar itu tidak mungkin cuma-cuma, tentu ada kompensasi politik dan ekonominya yang akan menguntungkan China Komunis.


10.  KERJA SAMA PARPOL INDONESIA DENGAN PARTAI KOMUNIS CHINA

Sepanjang tahun 1966 hingga 1998, tak ada satu pun Ormas mau pun Orsospol yang berani secara terang-terangan menjalin hubungan kerja-sama dengan PARTAI KOMUNIS CHINA (PKC). Namun, PASCA REFORMASI 1998 Partai Nasional Demokrat (Nasdem) secara terbuka dan terang-terangan menjalin kerja-sama dengan Partai Komunis China.

Selasa 6 juni 2015, Wakil Presiden Partai Komunis China (PKC) Gou Yezhou menemui Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh di Kantor DPP Partai Nasdem untuk membahas sejumlah agenda diplomatik dan kerjasama antara kedua partai.

Jauh sebelumnya, sebagaimana diberitakan Merdeka.com tanggal 14 Oktober 2013, bahwa PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) pada tahun 2015 saja hingga bulan Oktober telah mengirimkan tiga angkatan dari para kadernya untuk studi banding dengan PKC(Partai Komunis China). Para Kader PDIP tersebut di China belajar di Sekolah PKC tentang bagaimana cabang dan ranting partai PKC bekerja, serta kegiatan kerja sama lainnya. 

Tentu semua fakta kerja-sama Parpol Indoneisa dengan PARTAI KOMUNIS CHINA tidak boleh dianggap sepele sebagai INDIKASI KEBANGKITAN PKI di Indonesia.


11.  SEMINAR DAN TEMU KANGEN UNTUK BELA PKI

PASCA REFORMASI 1998 , sering digelar Seminar dan Lokakarya untuk Pembelaan terhadap PKI, begitu juga sering diadakan Reuni dan Temu Kangen Keluarga Besar PKI. Bahkan tidak jarang Komnas HAM dan berbagai LSM Liberal terlibat dalam aneka pertemuan tersebut. Ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin dilakukan di zaman Orba.

Misalnya, tanggal 24 Juni 2010, Ribka Tjiptaning dan Rieke Dyah Ayu Pitaloka serta Nursuhud dari Komisi IX DPR RI yang berkunjung ke Banyuwangi dalam rangka temu dengan PPI (Persatuan Perawat Indonesia) dan IBI (Ikatan Bidan Indonesia) untuk sosialisasi Program Kesehatan Gratis, namun acara bergeser dan berubah menjadi Reuni dan Temu Kangen Keluarga Besar PKI dari berbagai daerah di Jawa Timur di Rumah Makan Pakis Ruyung.

Ini disebut apalagi kalau bukan merupakan INDIKASI KEBANGKITAN PKI di Indonesia.


12.  PEMBENTUKAN ORMAS / ORSOSPOL YANG BERAFILIASI KEPADA PKI

Pada tahun 1994, Budiman Sudjatmiko dan kawan-kawan mendirikan PRD (Partai Rakyat Demokratik) dengan manifesto politik yang berhaluan sosialis komunis, sehingga dilarang dan dikejar oleh Rezim Orde Baru. Saat Reformasi 1998, PRD termasuk yang paling aktif melakukan Aksi-Aksi Anarkis. Dua program utama PRD dalam manifesto politiknya saat didirikan adalah Refrendum untuk Timor Timur dan Pencabutan Dwi Fungsi ABRI. Dan keduanya berhasil diwujudkan PASCA REFORMASI 1998.

PASCA REFORMASI 1998, Anak Keturunan PKI yang masih mengusung Ideologi Komunis mulai berani tampil vulgardengan membentuk Ormas dan Orsosopol yang berhaluan komunis, hanya saja belum berani tampil telanjang terang-terangan menyebut diri sebagai PKI.

Selanjutnya, mantan Aktivis PRD tersebar ke berbagai lini politik. Ada yang masuk bergabung ke PDIP seperti Budiman Sudjatmiko dan Raharja Waluya Jati. Ada yang gabung dengan Partai Perindo (Persatuan Indonesia) yang didirikan Harry Tanoesudibyo yaitu Anom Astika dan Ardi Putra Utama. Ada yang jadi Staf Ahli Presdien SBY yaitu Andi Arif. Ada juga yang jadi Staf Khusus Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi yaitu Dita Indah Sariyang gabung ke PBR (Partai Bintang Reformasi) dan Faisol Rezayang gabung ke PKB (Partai Kebangkitan Bangsa).

Ada juga yang jadi jurnalis seperti Nezar Patria mantan Sekjen SMID (Solaidaritas Mahasiswa Indonesia Untuk Demokrasi) yang kini menjadi Redaktur Pelaksana Situs Berita VIVAnews.com. Ada pula yang jadi Pastor di Chicago AS seperti Henry Kuok.
  
Tokoh Kiri lainnya, Pius Lustrilanangpendiri Aldera (Aliansi Demokratik Rakyat) dan ISAI (Institut Studi Arus Informasi) pernah bergabung dengan PAN, lalu PDIP, kini Gerindra. Dan Adian Napitupulu aktivis GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia) medirikan FORKOT (Forum Kota) yang nyata-nyata berhaluan komunis, kini jadi politisi PDIP dan duduk sebagai anggota DPR RI melalui Pemilu di Dapil Wilayah Bogor.

Apa yang seperti ini bukan INDIKASI KEBANGKITAN PKI ?

13.  PEMUTARBALIKKAN SEJARAH PKI

PASCA REFORMASI 1998, Gerakan Neo PKI dibantu oleh Komnas HAM dan berbagai LSM Liberal berdalih Pengungkapan Kebenaran dan Penegakkan HAM melakukan Propaganda Pemutar-balikkan Fakta Sejarah PKI dengan memanipulasi Data Sejarah melalui berbagai Media Cetak mau pun Elektronik.

Hasilnya, mulai terbentuk opini di tengah masyarakat bahwa sebenarnya PKI adalah pejuang kemerdekaan RI, bahkan merupakan motor penggerak revolusi kemerdekaan. Lalu PKI pun diposisikan sebagai pihak yang difitnah dan dizalimi oleh Orde Baru untuk menarik simpatik masyarakat. Akhirnya PKI dijadikan sebagai pahlawan, sementara lawan-lawan PKI seperti TNI dan NU serta MASYUMI sebagai penjahatnya yang telah melakukan kezaliman dan kebiadaban.

Nah. ini pun disebut apalagi kalau bukan merupakan INDIKASI KEBANGKITAN PKI di Indonesia.


14.  LAMBANG PKI DI KALANGAN SELEBRITIS & KAWULA MUDA

PASCA REFORMASI 1998, marak beredar di internet sejumlah artis Indonesia ramai-ramai memakai kaos merah dengan gambar Palu Arit yang merupakan Lambang PKI, sehingga Kawula Muda para fans mereka pun menirunya. Selanjutnya, Lambang Palu Arit pun mulai ditemukan dimana-mana, bahkan mulai banyak anak muda yang menyukainya.

Inilah salah satu cara Gerakan Neo PKI mensosialisasikan Lambang PKI agar masyarakat akrab kembali dengan lambang tersebut. Ini juga sebagai INDIKASI KEBANGKITAN PKI.


15.  USULAN PENGHAPUSAN KOLOM AGAMA DALAM KTP

Di Jakarta, Si Kafir AHOK menyerukan agar kolom agama dihapuskan dari KTP. Seruan ini disambut dengan gegap gempita oleh kalangan Liberal dan kelompok-kelompok berhaluan kiri. Namun seruan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Menteri Dalam Negeri RI Gamawan Fauzi.

Seruan AHOK wajib dicurigai sebagai Trik PKI, karena memang jika kolom agama dihapuskan maka kalangan PKI yang anti Agama dengan leluasa memiliki KTP tanpa agama. Dan AHOK pun patut dicurigai sebagai bagian dari Gerakan Neo PKI, karena dahulu memang kalangan China di Indonesia banyak terlibat dengan PKI.

Pantas, AHOK nekat melarang Ibadah Qurban, membongkar Masjid, mengusulkan Apartemen Pelacuran dan Pulau Judi, serta mencaci maki rakyat dan pejabat dengan bahasa kasar dan kotor, percis sifat dan sikap yang pernah dipertontonkan PKI dahulu.

In juga bagian dari INDIKASI KEBANGKITAN PKI.


16.  RENCANA GUS DUR & SBY UNTUK MINTA MAAF KEPADA PKI
Wacanapermohonan maaf Presiden RI atas nama Negara RI kepada PKI pertama kali muncul di zaman Presiden Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur, namun tidak terjadi karena saat itu gelombang penolakan dari Kelompok Islam sangat besar, khususnya FPI yang sempat menurunkan 10.000 Laskar mengepung Istana Presiden dalam Aksi Anti PKI di Jakarta.
Wacanatersebut kembali muncul di zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akrab disebut SBY, bahkan sempat ada pengajuan dan pembahasan RUU KKR (Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi) di DPR RI yang beraroma ”Pemutihan PKI”,namun lagi-lagi gagal karena mendapat penolakan keras dari Ormas dan Orsospol Islam di DPR RI.
Dari Wacana menjadi Rencana, sehingga ada langkah nyata pengajuan RUU KKR untuk PEMUTIHAN DOSA-DOSA PKI. Tentu ini juga merupakan INDIKASI KEBANGKITAN PKI.

17.  JANJI KAMPANYE JOKOWI JIKA MENANG MINTA MAAF KEPADA PKI
Santer berita, kini kelompok-kelompok kiri dan berbagai LSM Liberal menagih janji kepada Jokowi untuk meminta maaf kepada PKI. Konon informasinya, bahwa Jokowi saat kampanye Pilpres, secara ”diam-diam” punya ”kontrak politik” dengan mereka bahwa jika menang maka Jokowi akan minta maaf kepada PKI.

Jika berita ini benar, maka ini pun masuk dalam katagori INDIKASI KEBANGKITAN PKI.


18.  JARGON JOKOWI TENTANG REVOLUSI MENTAL

KARL MARXsebagai Bapak Komunis Dunia berpandangan bahwa agama adalah belenggu dan Tuhan adalah penjajah, sehingga manusia yang beragama dan bertuhan tidak memiliki kebebasan, karena jiwanya terbelenggu dengan aturan agama dan terjajah dengan hukum Tuhan. Oleh karena itu menurut KARL MARX harus ada REVOLUSI MENTAL yang membebaskan dan memerdekan jiwa manusia dari belenggu agama dan jajahan Tuhan.

Sejak dulu hingga kini, kalangan KOMUNISselalu mengkampanyekan REVOLUSI MENTAL, termasuk PKI di Indonesia era 1945 hingga 1965, untuk menjauhkan umat manusia dari agama dan hukum Tuhan. Kini, di Indonesia semenjak Jokowi menjadi Presiden RI, justru SANG PRESIDENyang meneriakkan REVOLUSI MENTAL. Ada apa ?!

Apa karena Jokowi tidak tahu dan tidak paham dengan sejarah istilah REVOLUSI MENTAL ? Atau sebaliknya, justru beliau tahu dan paham serta memang sengaja mengkampanyekannya ? Walaahu A’lam.

Namun, yang jelas, kampanye REVOLUSI MENTALJokowi kini ditunggangi dan dimanfaatkan PKI untuk menghidupkan kembali jargon PKI yang dulu pernah populer itu, sehingga ini menjadi bagian dari INDIKASI KEBANGKITAN PKI.


19.  RENCANA JOKOWI MINTA MAAF KEPADA PKI
Wacanapermohonan maaf Presiden RI atas nama Negara RI kepada PKI yang pernah muncul di zaman Gus Dur dan SBY, kini muncul kembali di zaman Jokowi. Dan kabar tentang RUU KKR yang pernah ditolak DPR RI, lalu kini oleh pemerintahan Jokowi diajukan kembali ke DPR RI dengan sedikit modifikasi, sehingga masuk dalam daftar Prolegnas DPR RI tahun 2015 patut dijadikan sebagai bagian dari INDIKASI KEBANGKITAN PKI.

20.  KERESAHAN TOKOH-TOKOH NU TENTANG PKI
Diberitakan oleh berbagai media bahwa KH Sholahuddin Wahid yang akrab dipanggil Gus Sholah sebagai cucu pendiri NU, Almarhum wal Maghfuur lahu Hadrotus Syeikh Hasyim Asy’ari, menyatakan bahwasanya jika Jokowi minta maaf kepada PKI maka akan melukai hati dan perasaan warga NU.

KH Ahmad Hasyim Muzadisebagai salah seorang sepuh NU dan juga anggota Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) sejak lama di berbagai kesempatan sering menyatakan kekhawatrirannya tentang KEBANGKITAN PKI. Saat ini pun beliau tidak segan-segan menasihati Presiden RI agar tidak minta maaf kepada PKI.

Keresahan serupa dialami juga oleh kalangan Ulama sepuh NU di berbagai daerah. Di Bogor, pimpinan Pesantren Al-Ihya, KH Muhammad Husni Thamrin, sejak lama hingga kini selalu mengingatkan para santrinya dan segenap umat Islam di hampir setiap tausiyahnya agar WASPADA KEBANGKITAN PKI. Bahkan para Ulama dari berbagai kalangan, seperti Muhammadiyah, Persis, Al-Washliyah, Al-Irsyad, hingga para Habaib dari Rabithoh Alawiyah, sama resah dan gelisahnya.

Karenanya, berbagai Ormas dan Tokoh Islam sepakat akan menggelar PARADE TAUHID bersama Umat Islam pada hari Ahad tanggal 16 Agustus 2015 dengan Long March dari Senayan ke Bunderan HI dari jam 7 pagi hingga 12 siang, yang salah satu tema utamanya adalah MELAWAN KEBANGKITAN PKI.

Nah, keresahan para Ulama dan Tokoh Islam dari berbagai kalangan juga merupakan INDIKASI KEBANGKITAN PKI. Keresahan tersebut bukan tanpa alasan, apalagi mereka memiliki banyak lini untuk mengakses informasi dari Istana Presiden RI.


ANALISA DAN KESIMPULAN


Dua puluh INDIKASI KEBANGKITAN PKItersebut di atas mulai naik ke permukaan sejak PASCA REFORMASI 1998, sehingga patut dicurigai jangan-jangan Reformasi 1998 tidak lain dan tidak bukan adalah REFORMASI PKI yang ditujukan untuk BALAS DENDAMbukan hanya kepada Rezim Orde Baru, tapi juga kepada para Ulama, Tokoh dan Ormas Islam, yang telah ikut andil menghancur-leburkan PKI di tahun 1965. Wallaahu A’lam.

Dengan dua puluh INDIKASI KEBANGKITAN PKItersebut di atas menjadi jelas bahwa kewaspadaan umat Islam terhadap Kebangkitan PKI bukan PARANOID atau ketakutan yang berlebih tanpa alasan, melainkan sebagai upaya Sedia Payung Sebelum Hujan. Semoga Allah SWT menyelamatkan Bangsa dan Negara Indonesia dari Bahaya PKI. Aamiiin.


Hasbunallaahu wa Ni’mal Wakiil ... Ni’mal Maulaa wa Ni’man Nashiir...

Reformasi 1998 & Indikasi Kebangkitan PKI

Bismillaah Wal Hamdulillaah ... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ... Setelah pemaparan panjang lebar secara kronologis tentang apa ...

 

© 2015 - Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile