Minggu, 27 Oktober 2013


Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

"Jgn melulu MEDIA menayangkan FPI terkait Kasus Monas, Kendal dan Lamongan. Tapi harus FAIR, tayangkan juga :

1. FPI mengevakuasi 100 ribu mayat pasca Tsunami di Aceh.

2. AKSI KEMANUSIAAN FPI di Banjir dan Kebakaran Jakarta, Gempa Padang, Letusan Merapi Yogya, Longsor Leuwi Gajah, Air Bah Morowali, Jebolnya Tanggul Tangerang, Kerusuhan Mbah Priok, dsb.


3. Kerjasama FPI dg Kemensos RI scr nasional dlm Program BEDAH KAMPUNG. Sdh berapa ribu rumah rakyat miskin di puluhan kampung yg DBEDAH. Di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Purwakarta, Pasuruan, Palu, Gresik, dsb.


4. Kerjasama FPI dg Kemenag RI dlm Program Pengembalian Ahmadiyah kpd Islam. Sdh berapa ribu Ahmadiyah yg taubat masuk Islam, di Tenjo Waringin Tasik saja ada 800 Warga Ahmadiyah yg sdh kembali ke Islam.


5. Sejumlah Pemda di berbagai Daerah kerjasama dg FPI dlm berbagai program : Kebersihan Lingkungan, Penyuluhan Kesehatan, Pemberantasan Hama Pertanian, Penghijauan Lahan Gundul, dsb.


6. Kerjasama FPI dg Almarhum Taufiq Kiemas Pimpinan MPR RI dlm pemantapan EMPAT PILAR NEGARA. FPI tdk pernah menolak Pancasila, UUD 1945, NKRI dan BHINNEKA TUNGGAL IKA selama ditafsirkan scr benar dan lurus, serta tdk dijadikan sekedar ALAT POLITIK semata.


7. Jadi, Himbauan Mendagri agar Pemda kerjasama dg FPI adalah HIMBAUAN CERDAS berdasarkan FAKTA LAPANGAN, sdg komentar miring dari SEGELINTIR ORANG thd sikap Mendagri adl KOMENTAR IRI, DENGKI dan HASUT, permyatan bodoh tanpa dasar yg kuat, hanya berpegang kpd stigma hasil penyesatan opini media.


8. SERUAN FPI : Kemendagri WAJIB mendorong Pemerintah Pusat dan Daerah agr KERJASAMA dg SEMUA ORMAS yg CINTA NEGERI. Ada pun LSM KOMPRADOR yg bekerja utk kepentingan Asing WAJIB DIBUBARKAN.

9. FPI selalu siap kerjasama dg pemerintah dlm semua bidang: Pendidikan, Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Ekonomi, Sosial, Politik, Keamanan, Pemberantasn Korupsi, Pengentasan Kemiskinan, sampai kpd soal pengentasan PENYAKIT MASYARAKAT spt: Perdukunan, Narkoba, Miras, Judi

Habib Rizieq Syihab Minta Media Fair dan Tidak Lakukan Penyesatan Opini

Bismillaah wal Hamdulillaah ... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ... "Jgn melulu MEDIA menayangkan FPI terkait Kasus Monas, Ke...

Rabu, 23 Oktober 2013

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Menanggapi pertanyaan dari wartawan Hidayatullah soal hasil polling presiden di beberapa media yang selalu menempatkan nama beliau di posisi atas, Habib Rizieq Syihab menjawab:

Saya sangat menghargai semua pihak yang membuat polling Capres, apalagi Suara Islam dengan polling Capres Syariahnya, Meskipun, ada juga polling yang tiba-tiba dihentikan atau diretas begitu nama saya teratas. Karena tidak sesuai keinginan kelompok tertentu, sebab saya kan bukan tipe media's darling atau liberal's lover.

Bagi saya semua peserta polling yang telah memberikan suaranya, baik untuk saya maupun untuk yang lainnya dalam semua polling tsb wajib dihormati dan dihargai Karena itu adalah aspirasi umat. Hanya saja saya tidak pernah bermimpi, apalagi berniat dan berencana untuk mencapreskan diri. karena saya sadar betul bahwa jabatan itu adalah amanat yang sangat berat, apalagi jabatan presiden. MUSIBAH BESAR jika kita mengejarnya.

Menurut saya, Alhamdulillah kita umat Islam banyak memiliki aset yang mumpuni dan bagus bagus serta memenuhi syarat untuk jadi capres RI. Misalnya Seperti Surya Dharma Ali yang lama berkecimpung dalam dunia politik dan pemerintahan. Apalagi SDA juga memegang pucuk pimpinan partai Islam. Atau Hidayat Nur Wahid yg Seorang doktor syariah dan pernah memimpin MPR RI dengan sukses dan bersih. Atau Yusril Ihza Mahendra yg Ahli Hukum Tata Negara dan sudah kawakan dalam dunia politik Islam. Atau KH Hasyim Muzadi. yang pernah memimpin Ormas Islam terbesar di Indonesia dan kini Sekjen organisasi Islam internasional. serta pernah jadi cawapres. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Saya yakin, jika umat Islam bersatu membentuk satu partai Islam saja, atau setidaknya membentuk koalisi partai Islam dengan satu capres saja, insya Allah capres Islam akan menang

Saya dan FPI siap untuk mendukung dan menjadi jurkam bagi capres Islam mana saja yang siap untuk menerapkan syariat Islam di NKRI, karena setiap hari dan setiap saat saya dan kawan-kawan di FPI selalu kampanye NKRI Bersyariah tanpa pamrih, kecuali hanya mengharap ridho Allah SWT. Semoga Allah SWT memberi kemenangan kepada umat Islam. Aamiiiin,

Musibah Besar Jika Kita Mengejar Jabatan, Apalagi Jabatan Presiden

Bismillaah wal Hamdulillaah ... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ... Menanggapi pertanyaan dari wartawan Hidayatullah soal hasil po...

Senin, 02 September 2013

Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...

Pada hari Selasa 22 Februari 2011, KH. Hasyim Muzadi saat menjadi keynote speaker dalam acara Harlah NU ke-88 yang digelar PWNU Jawa Timur di Surabaya, beliau menyatakan dengan santai tanpa beban bahwa Liberal Indonesia kalau ke Amerika masih dianggap ”kurang kafirnya”, para peserta pun tertawa mendengar gurauan tersebut. Satu canda yang dalam sekali, bahkan bagi saya dan kawan-kawan FPI yang ikut hadir sebagai undangan, itu bukan sekedar guyonan, tapi satu pukulan telak dan tusukan mendalam yang memposisikan Liberal di tempat yang semestinya.

Vonis kafir untuk Liberal bukan serampangan tak berdasar. Dan Fatwa sesat dari MUI terhadap Liberal bukan ijtihad sembarangan. Serta kesimpulan bahwa Liberal adalah musuh besar Islam bukan kesimpulan berantakan. Begitu pula pernyataan bahwa Liberal lebih Iblis dari pada Iblis bukan pernyataan asal-asalan. Akan tetapi semua itu sudah melalui proses pengkajian mendalam, cermat dan teliti terhadap semua produk pemikiran Liberal, baik di tingkat nasional mau pun internasional.

Melalui tulisan yang lalu, saya sudah memaparkan bahwasanya Liberal merupakan gabungan berbagai virus yang mematikan akal dan nalar serta membunuh iman, yaitu virus-virus Relativisme, Skeptisisme, Agnostisisme dan Atheisme, yang mengakibatkan komplikasi dari berbagai penyakit pemikiran yaitu Pluralisme, Sekularisme, Materialisme dan Rasionalisme, yang secara berurut bisa disebut sebagai kanker pemikiran stadium satu hingga empat.

Pada tulisan yang lalu juga telah diuraikan rincian laporan Setara Institute tahun 2010 yang sangat anti Islam lengkap dengan halamannya, sebagai bukti bahwa saya tidak sedang berbohong, apalagi memfitnah tentang kesesatan Liberal, sekaligus bukti bahwa saya membaca dengan cermat dan sangat memahami kebobrokan pemikiran Liberal. Kini, sejumlah fakta dan data lain akan saya ungkapkan untuk lebih mempertegas kesesatan Liberal.

Jadi, melalui tulisan tersebut dan tulisan kali ini, saya bukan sedang mencaci-maki Liberal, tapi tepatnya sedang menelanjangi kesesatan dan kebobrokan Liberal, sekaligus menjadi saham perjuangan untuk membela Islam. Insya Allah.

LIBERAL DAN PENODAAN AGAMA
Nashr Hamid Abu Zaid pentolan Liberal asal Mesir, yang telah dikafirkan oleh Ulama Mesir dan divonis Hukum Mati oleh Mahkamah Mesir, lalu melarikan diri ke Barat, di Indonesia justru dinobatkan sebagai Imam Kaum Liberal. Nashr Hamid merupakan rujukan utama Kaum Liberal dari kalangan yang mengaku ”Muslim Liberal”. Dalam buku karyanya yang berjudul Naqd Al-Khithaab Ad-Diinii, Nashr Hamid menyimpulkan bahwa semua ayat tentang hal-hal yang yang Ghaib seperti ‘Arsy, Al-Kursiy, Lauh, Qolam, Sorga, Neraka, Jin, Syetan, dsb, hanya merupakan Gambaran Mitologis yang sudah tidak rasional untuk zaman kontemporer. Karenanya, semua ayat tentang Alam Ghaib harus dita’wilkan secara Metafor, sehingga sesuai dengan alam Materialistik dan sejalan dengan Metode Ilmiah Modern. Dengan kata lain bahwa ayat tentang Alam Ghaib mesti dirasionalisasikan, karena agama harus sesuai dengan akal.

Jika semua masalah ghaib dianggap sebagai Mitos (Takhayul), maka konsekwensi ilmiahnya bahwa masalah ketuhanan pun pada akhirnya menjadi Mitos juga, karena justru masalah ketuhanan adalah masalah ghaib yang paling besar. Dan justru ciri utama orang yang muttaqin adalah beriman kepada yang ghaib, seperti beriman kepada Allah SWT, para Malaikat, Hari Qiyamat, Qodho dan Qodar, dsb. (QS.2. Al-Baqarah : 1-4).

Selanjutnya, jika Tuhan sudah dianggap sebagai Mitos maka akan mengantarkan kepada sikap Atheis yang anti Tuhan. Konsekwensi tersebut akhirnya terbukti, dalam Jurnal JUSTISIA yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah IAIN Walisongo pada edisi 26 Th. XI 2004, di kolom Ekpresi dinyatakan bahwa Tuhan hanyalah sebuah Faith Identity (Identitas Keyakinan) bagi sebuah agama, yang kemudian direduksi oleh masing-masing agama dalam nama-nama : Allah SWT, Allah, Yesus, Sidarta Gautama, Yahwe, Brahma, Wisnu, Shiva, Laat, ‘Uzza, dsb. Disitu juga dinyatakan bahwa Atheis bukan anti Tuhan, melainkan anti Mitologi Ketuhanan atau Anti Rumusan Tuhan Tradisonal yang abstrak dan tidak rasional, sehingg perlu ada perumusan ulang tentang Tuhan berdasarkan Rasionalitas.

Jejak Liberal lainnya menunjukkan bahwa Gus Dur dan Cak Nur semasa hidup keduanya dimana-mana selalu mengkampanyekan bahwa semua agama sama dan semuanya benar serta semuanya menyembah Tuhan yang sama. Ulil Abshar di Majalah Gatra 21 Desember 2002 menyatakan bahwa semua agama sama dan semuanya menuju jalan kebenaran, sehingga Islam bukan yang paling benar. Dawam Rahardjo dalam Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia pada Rabu, 25 Januari 2006 di Pekanbaru menyatakan bahwa pindah agama tidak murtad. Luthfi Syaukani di Harian Kompas 3 September 2005 menyatakan bahwa pada gilirannya, perangkat dan konsep agama seperti Kitab Suci, Nabi, Malaikat dan lain-lain tak terlalu penting lagi. Syafi’i Ma’arif dalam Majalah MADINA No.06 / Tahun I, Juni 2008, hal.9, membuat tulisan tentang kesamaan umat Islam, Nashrani dan Yahudi di mata Allah. Jalaluddin Rahmat dalam bukunya Islam dan Pluralisme mengaminkan pendapat bahwa semua agama menyembah Tuhan yang sama. Abdul Munir Mulkhan dalam bukunya Ajaran dan Jalan Kematian Syeikh Siti Jenar menuliskan : ”Jika semua agama memang benar sendiri, penting diyakini bahwa surga Tuhan yang satu itu sendiri, terdiri banyak pintu dan kamar. Tiap pintu adalah jalan pemeluk tiap agama memasuki kamar surganya.”


Selain itu, Nashr Hamid sebagai Gembong Liberal beserta para begundalnya adalah kelompok yang paling getol mengkampanyekan paham-paham Sepilis (Sekularisme, Pluralisme dan Liberalisme) yang telah dinyatakan sebagai paham sesat menyesatkan oleh Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No.7 Tahun 2005. Dalam rangka untuk mengetahui lebih jauh lagi kesesatan Liberal, maka berikut ini akan dipaparkan secara ringkas tentang kandungan dua buku paling kontroversial dari kalangan Liberal, yaitu : Fiqih Lintas Agama dan Lubang Hitam Agama.

FIQIH LINTAS AGAMA
Buku Fiqih Lintas Agama adalah karya Tim Penulis Paramadina yang terdiri dari Nurcholish Majid, Komaruddin Hidayat, Kautsar Azhari Noer, Zainun Kamal, Masdar F Mas’udi, Zuhairi Misrawi, Budhy Munawar Rachman, Ahmad Gaus AF, dengan editor Mun’im A Sirry, yang diterbitkan oleh Yayasan Waqaf Paramadina bekerja sama dengan The Asia Foundation pada Tahun 2004.

Dalam Pengantar (hal.ix) dan Muqaddimah (hal.2) Tim Penulis menghina Fiqih sebagai belenggu kehidupan dan memfitnahnya sebagai ajaran yang mendiskreditkan agama lain, bahkan sebagai penyebar kebencian dan kecurigaan terhadap agama lain. Dan masih dalam Muqaddimah (hal.4-5) Tim Penulis menghina periode dan generasi As-Salaf Ash-Sholeh sebagai penyebab kebekuan pemahaman, dan memfitnah Imam Asy-Syafi’i  sebagai penyebab tidak berkembangnya pemikiran Islam lebih dua belas abad.

Dalam isi buku tersebut, Tim Penulis menuding bahwa ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Madinah adalah Diskriminatif, Eksklusif dan Fundamentalistik (Hal.142). Dan Tim Penulis menegaskan bahwa umat beragama apa pun tidak kafir, karena semua agama sama dan benar, sehingga tidak boleh ada yang mengklaim bahwa agamanya yang paling benar. (hal.133, 167, 206 dan 207).

Selanjutnya, atas dasar Hikmah dan Kemaslahatan persaudaraan, persahabatan, kedamaian, kerukunan, solidaritas, persatuan dan kehangatan pergaulan antar umat beragama, maka Tim Penulis memfatwakan antara lain : boleh mengucapkan salam kepada non muslim, bahkan wajib menjawab salam mereka (hal.72, 77 dan 78), boleh mengucapkan selamat Natal atau selamat Hari Besar agama apa pun, bahkan boleh ikut merayakannya (hal.84-85), boleh mendoakan dan minta doa dari non muslim, termasuk doa bersama, bahkan semua itu dianjurkan (hal.110 dan 118), hukum Jizyah melecehkan non muslim sehingga harus dinasakh (hal.151-152), boleh kawin beda agama dan harus ada waris beda agama (hal 164 dan 167).

Mulai dari pembukaan buku hingga penutupnya, terlihat jelas bagaimana Tim Penulis begitu berani melakukan haramisasi yang halal dan halalisasi yang haram. Tapi tentu saja itu tidak mengherankan, karena memang begitulah kebiasaan Kaum Liberal. Kita masih ingat bagaimana salah satu Antek Liberal, Musdah Mulia, pernah membuat Counter Legal Draft – Kompilasi Hukum Islam yang berusaha untuk mengharamkan polygamy, namun pada saat yang sama menghalalkan perkawinan sejenis (Homo dan Lesbi), sebagaimana pernyataannya di berbagai kesempatan dan wawancaranya di Jurnal Perempuan58, sehingga mendapat penghargaan International Women of Courage Award dari Amerika Serikat pada 7 Maret 2007.

LUBANG HITAM AGAMA
Buku Lubang Hitam Agama karya Sumanto Qurtubi, seorang alumnus AIN Semarang, dengan pengantar Ulil Abshar Abdalla, dan diendos cover yang penuh pujian oleh Gus Dur, Moeslim Abdurrahman, Anif Sirsaeba Alafsana, Ahmad Tohari dan Trisno S Sutanto, yang diterbitkan oleh Ilham Insitute dan Rumah Kata pada tahun 2005.

Buku ini secara vulgar dan demonstratif serta konfontratif menunjukkan kesesatan dan permusuhannya terhadap Agama, Al-Qur’an, Nabi, Shahabat, Ulama dan Syariat Islam. Tidak diragukan lagi bahwa serangan penulis terhadap Islam dalam bukunya tersebut merupakan penistaan dan penodaan agama.

Penistaan terhadap Agama yang dilakukan penulis dalam buku tersebut antara lain : agama bukan produk Tuhan (hal.31), agama adalah penjajah budaya dan pemasung intelektual (hal.55 dan 58), agama mematikan akal dan nalar (hal.59), agama adalah sumber konflik dan pembawa bencana (hal.83 dan 87), Islam adalah strategi budaya Muhammad dan merupakan sinkretik serta campuran budaya : Judaisme, Kristianisme dan Arabisme (hal.216-217 dan 225), penulisan bahasa Arab adalah Arabisme (hal.228).

Penistaan terhadap Al-Qur’an yang dilakukan penulis dalam buku tersebut antara lain : kemaslahatan lebih diutamakan daripada ayat-ayat Tuhan (hal.31), Umar ikut menciptakan Al-Qur’an (hal.32), Teks Al-Qur’an tidak autentik (hal.34 dan 37), Nabi dan para Shahabat adalah para pencipta Al-Qur’an (hal.43), Al-Qur’an angker dan perangkap bangsa Quraisy, serta dibuat oleh manusia dan bukan kitab suci (hal.64-65), Al-Qur’an membelenggu kebebasan dan menciptakan tragedy kemanusiaan (hal.117), Muhammad, Islam dan Al-Qur’an tidak terlepas dari distorsi / penyimpangan (hal.126), kandungan Al-Qur’an kontroversi (hal.142), Al-Qur’an saja bermasalah apalagi Kitab Kuning (hal.146).

Penistaan terhadap Nabi, Shahabat dan Ulama yang dilakukan penulis dalam buku tersebut antara lain : Utsman pelaku nepotisme dan keliru membuat Mush-haf Al-Qur’an (hal.39), Nabi dan para tokoh non muslim seperti Gandhi, Luther, Bunda Terresa dan Romo Mangun bersama-sama menunggu di Surga (hal.45), Kisah Heroik para Nabi dan Mu’jizatnya hanya dongeng seperti Sinetron “Saras 008” atau kisah heroic James Bond (hal.58), Nalar Politik Tirani dibentuk oleh Khulafa Rasyidin (hal.124), Para Shahabat Nabi telah memperagakan Politik Islam dengan sangat sempurna mengerikannya (hal.134), Imam Al-Mawardi mengkhianati hak-hak rakyat dan seorang Rasis / Arabisme (hal.150 dan 155), Doktrin Politik Sunni ambigu dan out of date / kadaluarsa (hal.167), Al-Asy’ari dan Al-Ma’turidi menjalin persengkokolan politik (hal.171), Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah sekte yang telah memanipulasi teks-teks keagamaan (hal.229).

Penistaan terhadap Syariat Islam yang dilakukan penulis dalam buku tersebut antara lain : Syariat Islam menciptakan gerombolan mafia dan anjing-anjing penjilat kekuasaan (hal.70), Syariat Islam diskriminatif terhadap perempuan dan non muslim (hal 131-132), Formalisasi Syariat Islam bukan hanya Utopis, tapi juga Tirani (hal.134).
LEBIH IBLIS DARI PADA IBLIS
Makhluq Iblis disebut Iblis karena pembangkangannya terhadap perintah Allah SWT. Karenanya, mereka yang membangkang terhadap Allah SWT layak disebut Iblis atau antek Iblis, atau sekurangnya pengikut Iblis. Bahkan pembangkangan manusia terhadap Allah SWT sering lebih dahsyat dari pada pembangkangan Iblis itu sendiri.

Sekali pun Iblis selalu menggoda anak manusia agar atheis atau musyrik, namun Iblis sendiri dengan segala kesesatannya tidak pernah membenarkan atheis atau pun musyrik, apalagi menjadi atheis atau pun musyrik. Iblis tahu dan mengakui bahwa Allah SWT itu ada dan Maha Esa. Itulah sebabnya, Kaum Liberal yang membela dan membenarkan Atheis dan Kemusyrikan, apalagi menjadi Atheis dan Musyrik, jauh lebih Iblis dari pada Iblis itu sendiri.

Dalam QS.59.Al-Hasyr : 16, Firman Allah SWT menyatakan, yang terjemahannya sebagai berikut : ”Seperti (bujukan) Syetan ketika ia berkata kepada manusia : ”Kafirlah kamu”, maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata : ”Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam.”

Jadi, lucu sekali jika ada orang ”Liberal” mengaku sebagai ”Muslim Liberal” atau ”Islam Liberal”, karena Liberal bukan Islam dan Islam bukan Liberal. Lebih lucu lagi, jika ada orang Liberal kebakaran ubun-ubun (-bukan kebakaran jenggot karena tidak berjenggot dan memang tidak suka jenggot-), hanya karena tulisan saya yang lalu dan yang kini memaparkan fakta dan data dari buku karya mereka sendiri. Entah karena memang mereka Liberal Sejati yang memanfaatkan Islam untuk menghancurkan Islam, atau mungkin mereka baru setengah Liberal sehingga sebenarnya mereka tidak terlalu tahu juga tentang Liberal itu binatang macam apa.

Dan yang paling menjijikkan adalah tatkala Kaum Liberal mengklaim bahwa mereka pembuka pintu ijtihad dan pejuang kebebasan. Padahal, pintu Ijtihad tidak pernah ditutup oleh Ulama Salaf mau pun Khalaf, bahkan di setiap zaman para Ulama selalu berijtihad untuk menjawab berbagai persoalan yang timbul seiring dengan kemajuan zaman. Soal kebebasan, baik dalam berpendapat mau pun beragama, itu merupakan ajaran Islam yang telah dikumandangkan dari zaman Nabi SAW hingga kini. Salah satu buktinya, Islam memberi kebebasan kepada setiap orang untuk meyakini bahwa agamanya yang paling benar dan selain agama yang dianutnya tidak benar, asal dia tidak melecehkan agama lain tersebut. Berbeda dengan Liberal yang dengan paham pluralismenya melarang setiap orang mengklaim agamanya yang paling benar dan memaksanya untuk membenarkan agama lain yang tidak dianut dan tidak diyakininya. Jadi, Islam lah pengusung kebebasan sejati dalam beragama, sedang Liberal justru menjadi pemerkosa kebebasan beragama dan berkeyakinan.

Selain itu, yang juga tidak kalah menjijikkannya adalah Liberal mengaku sebagai kelompok yang sangat menghormati pendapat orang lain. Padahal, Liberal itu fundamentalis, ekstrimis dan anarkis dalam pemikiran dan berpendapat, sehingga mereka tidak pernah bisa menghormati pendapat kelompok lain yang berbeda dengan mereka. Itulah sebabnya, Kaum Liberal tidak pernah ragu untuk selalu mencaci-maki Gerakan Islam dan memfitnahnya sebagai preman berjubah, anarkis, radikalis, ekstrimis dan teroris. Dan kaum Liberal dengan tanpa punya rasa malu selalu berusaha untuk membubarkan Ormas Islam yang istiqomah di Rel Syariat Islam dengan berbagai macam cara. Bahkan kaum Liberal dengan sangat kafirnya mencaci-maki Agama, Al-Qur’an, Nabi, Shahabat, Ulama dan Syariat Islam, sebagaimana telah diuraikan fakta dan datanya di atas.

Dengan demikian, untuk kesekian kali saya nyatakan bahwa Liberal adalah kelompok anarkis pemikiran, perusak agama dengan mengatas-namakan agama, musuh Syariat Islam, preman intelektual, koruptor dalil dan manipulator hujjah, serta tidak diragukan lagi sebagai antek Iblis, bahkan lebih Iblis dari pada Iblis.

Ya Robb…Hancurkan Liberal !

Liberal Lebih Iblis daripada Iblis

Bismillaah wal Hamdulillaah ... Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ... Pada hari Selasa 22 Februari 2011, KH. Hasyim Muzadi saat menj...
”Mereka ingin untuk memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan / pernyataan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meski pun orang-orang kafir benci. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar (Islam) agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meski pun orang-orang musyrik benci.”  (Terjemah QS. Ash-Shaff [61]: 8–9).

Kenalilah musuh Islam, tandai ciri-cirinya, agar kita tahu apa, siapa dan bagaimana mereka ?! LIBERAL adalah musuh besar Islam, karenanya sebut saja mereka dengan nama LIBERAL atau KAFIR LIBERAL, jangan sekali-kali menyebut mereka ISLAM LIBERAL, sebab Islam bukan LIBERAL, dan LIBERAL bukan Islam.

LIBERAL adalah jenis kanker pemikiran yang paling berbahaya. LIBERAL merupakan komplikasi dari berbagai penyakit pemikiran yang disebabkan berbagai virus yang mematikan akal dan nalar serta membunuh iman, yaitu :

Petama, RELATIVISME, yaitu VIRUS LIBERAL  yang memandang semua kebenaran relative (tidak pasti), sehingga tidak ada kebenaran mutlak, termasuk kebenaran agama. Virus ini menimbulkan penyakit PLURALISME yang memandang semua agama sama dan benar, sehingga tidak boleh suatu umat beragama mengklaim agamanya saja yang paling benar, tapi juga harus mengakui kebenaran agama lain. Penyakit ini disebut juga INKLUSIVISME atau MULTIKULTURALISME. Ini adalah kanker pemikiran stadium satu.

Kedua, SKEPTISISME, yaitu VIRUS LIBERAL yang meragukan kebenaran agama dan menolak universalitas dan komprehensivitas agama yang mencakup semua sektor kehidupan, sehingga agama hanya mengatur urusan ritual ibadah saja, tidak lebih.  Virus ini menimbulkan penyakit SEKULARISME yang memisahkan urusan agama dari semua urusan Negara, baik yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, industri mau pun tekhnologi.Ini adalah kanker pemikiran stadium  dua.

Ketiga, AGNOSTISISME, yaitu VIRUS LIBERAL yang melepaskan diri dari kebenaran agama dan bersikap tidak tahu menahu tentang kebenaran agama, sehingga agama tidak lagi menjadi standar ukur kebenaran. Virus ini menimbulkan penyakit MATERIALISME yang mengukur segala sesuatu dengan materi, termasuk mengukur kebenaran agama. Ini adalah kanker pemikiran stadium tiga.

Keempat, ATHEISME, yaitu VIRUS LIBERAL yang menolak semua kebenaran, khususnya kebenaran agama, dan memandang Tuhan hanya sebagai Faith Identity (Identitas Kepercayaan) yang menjadi Mitos (Takhayyul) suatu agama yang harus dirumus ulang berdasarkan Rasionalitas. Virus ini menimbulkan penyakit RASIONALISME yaitu segala sesuatu hanya diukur dengan akal semata, sehingga akal dipertuhankan. Ini adalah kanker pemikiran stadium empat.

Seorang LIBERAL adalah orang yang pemikirannya sudah terserang keempat virus di atas dan telah mengidap keempat penyakit kanker pemikiran tersebut. Itulah sebabnya, kaum LIBERAL di seluruh dunia dengan aneka sektenya memiliki karakter pemikiran yang sama, sehingga semua kelompok LIBERAL sepakat dan bersatu dalam aneka kesesatan, antara lain: Tuhan hanya Mitos (Takhayyul), Semua masalah Ghaib adalah Mitos, Agama hanya produk budaya dan sejarah, Semua Kitab Suci adalah buatan manusia, Semua agama sama dan benar, Iman dan Kafir hanya merupakan pilihan, Taat dan ma’siat harus sama diberi ruang, Manusia memiliki kebebasan mutlak, Hak Asasi Manusia di atas segalanya, Aliran sesat hanya perbedaan penafsiran, Murtad adalah kebebasan beragama, Atheis adalah kebebasan berkeyakinan, Setiap orang bebas untuk mengaku Nabi, Polygami haram karena Syariat Syahwat, Homo Lesbi hanya orientasi seksual biasa, Perkawinan sejenis harus dilegalkan, Pria dan Wanita sama dalam segala hal, Syariat Islam bias gender, Syariat Islam pemasung kebebasan, Syariat Islam diskriminatif, Syariat Islam tidak relevan, Syariat Islam sudah kadaluwarsa, Syariat Islam harus dimodernkan, Penerapan Syariat Islam adalah ancaman, Agama harus dipisah dari urusan Negara, dan lain lain/

Dengan demikian, menjadi jelas bahwa LIBERAL adalah kelompok anarkis pemikiran, perusak agama dengan mengatas-namakan agama, musuh Syariat Islam, preman intelektual, koruptor dalil dan manipulator hujjah, serta tidak diragukan lagi sebagai antek IBLIS.

Karena itulah, kelompok LIBERAL di Indonesia senantiasa menolak segala bentuk Formalisasi Syariat Islam, bahkan mereka selalu membela berbagai kebathilan dan kemunkaran, seperti : pornografi, pornoaksi, legalisasi judi, legitimasi minuman keras, lokalisasi pelacuran, sex bebas, perkawinan sejenis Homo dan Lesbi, Kafir Ahmadiyah dan aliran sesat lainnya, perdukunan, penodaan agama dan pemurtadan.

Kaum LIBERAL selalu memusuhi kelompok Islam yang secara  istiqomah memperjuangkan penerapan Syariat Islam. Kaum LIBERAL memfitnah Gerakan Islam Istiqomah sebagai preman berjubah, anarkis, radikalis, ekstrimis dan teroris. Bahkan kaum LIBERAL selalu berusaha untuk membubarkan Ormas Islam Istiqomah dengan berbagai macam cara.

Informasi paling aktual dan faktual di akhir tahun 2010 kemarin adalah bahwa SETARA INSTITUT sebagai salah satu sayap LIBERAL INDONESIA yang diketuai oleh Hendardi dengan Wakil Ketua Bonar Tigor Naipospos, membuat laporan tahunan yang direkomendasikan kepada pemerintah Republik Indonesia, dengan didanai oleh USAID yaitu sebuah lembaga donasi Amerika Serikat.
Isi laporannya antara lain  :

- Pemberantasan Aliran Sesat adalah intoleransi (hal.1), 
- Al-Qur’an sbg pedoman adl fundamentalisme (hal.12), 
- Tafsir Ulama Salaf penyebab kekerasan (hal.13), 
- Totalitas dlm beragama adalah Puritanisme (hal.19), 
- Kasus Maluku & Poso disebabkan Radikalisme Islam (hal.32), 
- UU dan Perda Syariat lahir akibat Radikalisme Islam (hal.33),
- Penamaan organisasi dari Al-Qur’an adl radikal (hal.34),
- UU dan Perda Syariat Islam adl ancaman (hal.35),
- UU dan Perda Syariat Islam adl diskriminatif (hal.36),
- Masjid, Ponpes, Majlis Ta’lim Kyai dan Habaib adl basis radikalisme (hal.41),
- Anggota Ormas Islam adl pengangguran dan preman dibalut jubah (hal.41),
- Murtad dan Atheis adl kebebasan beragama (hal.52),
- Fatwa MUI ttg Ahmadiyah dan Sepilis adl intoleransi (hal.66),
- Penegakkan Syariat Islam adl penyebab Terorisme (hal.68),
- Terorisme dan Ormas Islam tujuannya sama (hal.69)
- dan Syariat Islam tdk boleh jadi sumber penyelenggaraan Negara (hal.70)
.
Selain itu di halaman 90 s/d 97 disebutkan bahwa ciri Islam garis keras yaitu : Penegakan Syariat Islam, Pemberantasan Ma’siat, Pemberantasan Aliran Sesat dan Anti Pemurtadan.
Itulah sebabnya, LIBERAL adalah musuh besar Islam, dan musuh besar paling berbahaya, jauh lebih berbahaya dari segala kemunkaran dan kesesatan yang ada. LIBERAL adalah antek IBLIS nomor satu, bahkan sering lebih Iblis dari pada  Iblis itu sendiri, karena sesesat-sesatnya Iblis masih mengenal kebesaran dan keagungan Tuhan-nya, sedang LIBERAL sudah bisu, tuli dan buta dari pengenalan kebesaran dan keagungan Allah SWT.

Intinya, Islam akan selalu berhadap-hadapan dengan LIBERAL. Dan perang antara Islam vs LIBERAL adalah perang abadi, sebab perang antara Haq dan Bathil adalah Perang Abadi yang tidak akan pernah berhenti sampai Hari Akhir nanti. Sekali lagi, kenalilah musuh Islam, tandai ciri-cirinya !


Liberal, Musuh Besar Islam

”Mereka ingin untuk memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan / pernyataan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya mes...
Jakarta (SI Online) - Meski mendapatkan penolakan dari kalangan umat Islam, pagelaran maksiat Miss World 2013 sepertinya tetap digelar. Panitia penyelenggara seolah tak mempedulikan aspirasi mayoritas umat Islam.

Imam Besar Front Pembela Islam Habib Muhammad Rizieq Syihab dengan tegas dan keras mengingatkan bos MNC Group Hary Tanoesudibjo supaya tidak sombong dan arogan.

"Jangan mentang-mentang kau punya semuanya, kau punya tv, kamu dekat pejabat, kau punya jendral, kau akan merusak moral bangsa," kata Habib Rizieq di Markasz Syariah, Petamburan, Jakarta Pusat, Ahad (1/9/2013).

FPI, lanjut Habib Rizieq, tidak akan tinggal diam melihat upaya perusakan negara ini. "Demi Allah kami tidak akan diam. Kami akan lawan siapapun yang akan merusak republik ini," tandasnya.

Habib Rizieq juga mengingatkan Hary Tanoe supaya segera sadar diri dan berhati-hati, sebab dirinya sedang berhadapan dengan umat Islam.

"Kami selama ini hargai minoritas, tak pernah ganggu agama lain. Kami mayoritas tahu diri. Kami peringatkan, stop rencana adakan Miss World untuk merusak moral bangsa ini," pungkasnya.

Audio Rekaman Press Release FPI Terkait Perhelatan Miss World: Download Disini

Miss World Tetap Digelar, Habib Rizieq : Demi Allah Kami tidak akan Diam!

Jakarta (SI Online) - Meski mendapatkan penolakan dari kalangan umat Islam, pagelaran maksiat Miss World 2013 sepertinya tetap digelar. Pani...

 

© 2015 - Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile