Selasa, 31 Maret 2015


Bos pabrik jamu Jago, Jaya Suprana, pengusaha etnis Tionghoa yang santun dan ramah itu pada Rabu 25 Maret 2015 lalu, menulis sebuah surat terbuka untuk Gubernur DKI Jakarta Ahok alias Zhong Wanxue alias Basuki Cahaya Purnama di sebuah media cetak nasional.

Dalam suratitu, pendiri dan Ketua Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) itu mengaku sebagai sesama keturunan Chinadan Nasrani ia kagum dan bangga pada Ahok dalam membasmi korupsi.

Namun, tokoh nasional yang dikenal suka berdialog dengan berbagai kalangan itu mengingatkan, akhir-akhir ini lambat tetapi pasti timbul rasa benci masyarakat terhadap Ahok akibat kalimat-kalimat dan kata-katanya yang tidak sopan dan tidak santun. Bahkan, kata Jaya, sejumlah kalangan cendekiawan, rohaniwan, akademikus bahkan politikus yang sebelumnya mendukung Ahok, kini mulai membencinya.

Jaya Suprana juga mengingatkan Ahok sebagai seorang pejabat publik dari warga minoritas China, sering dijadikan representasi atas etnisnya. Karena itu Jaya meminta meminta Ahok agar menjaga kata-kata dan tingkah lakunya demi keamanan warga keturunan China.

Selanjutnya, Jaya mengingatkan Ahok atas terjadinya kerusuhan-kerusuhan yang berlatar belakang SARA, khususnya yang mengintimidasi keturunan China. Dari peristiwa G30S (Gerakan 30 September), kerusuhan rasial tahun 80an di Semarang, dan terakhir kerusuhan besar tahun '98 di nusantara.

Jaya mengingatkan Ahok, dalam sejarah perjalanan nusantara pernah terjadi beberapa peristiwa konflik yang diakibatkan oleh ulah beberapa keturunan China yang bersikap dan berperilaku layak dibenci hingga jatuh korban. Hingga kini, kata Jaya, sebenarnya kebencian terhadap kaum China di Indonesia belum lenyap.

"Kebencian masih hadir sebagai api dalam sekam yang setiap saat rawan membara, bahkan meledak menjadi huru hara apabila ada alasan," katanya.

Lalu apa komentar Ahok terhadap Jaya yang dengan ikhlas menasehatinya itu?. Ahok mengatakan langkah Jaya Suprana dengan menulis suratterbuka di media itu adalah langkah provokatif.

"Kalau dia baik hati, ngapain dia provokasi lewat koran, itu justru provokasi orang-orang lho," kata Ahok sengit  kepada wartawan, di Balai Kota, Senin (30/03).

"Kalau ada risiko saya sendiri dan keluarga yang menanggung kok. Ngapain Anda (Jaya Suprana) repot-repot? Dia itu otaknya status quo.”

Bahkan, Ahok mengatakan langkah Jaya Suprana itulah yang melatih dirinya sendiri untuk berbuat rasis. "Dia merasa masih kayak otak warga negara kelas dua, dia melatih merasis diri," ungkapnya.

Ahok menambahkan dirinya tidak perlu merasa takut terhadap risiko langkahnya selama ini. "Apapun yang saya lakukan karena ini hak saya, kenapa saya harus ketakutan? Kan posisinya sama warga Indonesia yang dilindungi undang-undang, waktu kerusuhan 98 saya enggak tahu apa-apa," imbuhnya.

Di akhir surat terbukanya, Jaya Suprana kembali mengingatkan Ahok “Bukan sesuatu yang mustahil bahwa kata-kata tidak sopan Anda (Ahok) menyulut sumbu kebencian sehingga meledak menjadi tragedi huru-hara yang tentu saja tidak ada yang mengharapkannya.”


Tim News FPI

Jaya Suprana VS Ahok

Bos pabrik jamu Jago, Jaya Suprana, pengusaha etnis Tionghoa yang santun dan ramah itu pada Rabu 25 Maret 2015 lalu, menulis sebuah surat te...

Belakangan ini, dunia pendidikan di Indonesiakerap dihebohkan dengan munculnya buku-buku pelajaran sekolah yang bermuatan paham-paham yang menyimpang. Masyarakat khususnya umat Islam dibuat kaget dengan masuknya materi-materi “siluman” yang menyusup ke dalam buku pelajaran sekolah.

Sebagai Negeri Islam yang bermadzhab Ahlus Sunnah wal Jamaah, Indonesia tentu saja menjadi ladang incaran empuk para Missionaris Madzhab yang ingin menyebar paham dan pemikirannya. Salah satu jalan yang mereka tempuh adalah dengan melewati jalur pendidikan.

Selain lemahnya pengawasan, rendahnya sebagian kualitas SDM serta ditambah sistem yang diduga  rentan praktek korupsi, makin memuluskan jalan bagi para Missionaris Madzhab untuk masuk.

Berikut adalah catatan redaksi yang berhasil dihimpun dari berbagai media:


SUSUPAN LIBERAL

LSM liberal milik Syafii Maarif, Maarif Institute, bekerjasama dengan limainstansi pemerintah pada April 2012 menerbitkan dua buku materi Pengayaan Pendidikan Karakter dengan Semangat Pengarusutamaan Nilai-Nilai Toleransi, Anti Kekerasan dan Inklusif. Keduanya berjudul Pendidikan Karakter Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Untuk SMA dan Pendidikan Karakter Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMA.

Masalah toleransi menempati urutan pertama dalam pembahasan buku ini. Seolah-olah mereka ingin menyampaikan pesan bahwa umat Islam tidak mempunyai rasa toleransi terhadap penganut agama lain.

Karena materi pengayaan ini untuk PAI, untuk menjustifikasi apa yang mereka tulis dikutiplah ayat-ayat dalam Al-Quran yang mereka klaim sebagai ‘ayat toleransi’ dengan tafsir sekehendak mereka, tanpa merujuk pada kitab-kitab ulama tafsir kenamaan.

Buku ini juga mencoba mengenalkan paham pluralisme kepada para siswa. Padahal pluralisme sendiri telah diharamkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui fatwanya. Lagi-lagi Maarif Institute mencoba mencari-cari ayat untuk membenarkan adanya isyarat pluralisme agama di dalam Islam yang mereka maknai dan tafsiri sesuai selera mereka.

Selain itu, buku ini juga membahas tentang kisruh pendirian rumah ibadah. Penulis seolah-olah ingin menyampaikan pesan bahwa umat Islam dimanapun tidak toleran dan menghambat pendirian rumah ibadah penganut agama lain.

Isu ini diangkat karena memang ada persoalan pendirian gereja di sejumlah wilayah seperti di Bekasi dan Bogor, Jawa Barat. Padahal fakta di lapangan, pendirian rumah ibadah penganut agama lain itu dilakukan tidak dengan prosedur yang benar. Pemalsuan KTP dan memberi uang suap kepada warga agar mereka membubuhkan tanda tangan persetujuan adalah dua modus yang nyaris sama terjadi dimana-mana.

Hal lain yang juga dibahas adalah persoalan Jihad dan kekerasan. Maarif Institute lagi-lagi memelintir makna Jihad dengan tafsir serampangan ala kaum liberal.


SUSUPAN SYIAH

Guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Kota Jambi gempar. Dalam buku Sejarah Kebudayaan Islam semester genap kelas X terdapat gambar yang diduga telah menista terhadap Sayyidina Umar bin Khatab RA, Khalifah kedua yang juga sahabat Nabi Muhammad SAW.

Gambar tersebut berada di halaman 12 pada buku yang diterbitkan oleh Rahma Media Pustaka. Di halaman tersebut menerangkan tentang masa kepemimpinan Sayyidina Umar bin Khattab RA yang merupakan satu diantara Khulafaur Rasyidin. Di dalam buku diterangkan nasab atau garis keturunan dari Sayyidina Umar.

Nasab yang digambarkan dengan silsilah keluarga yang berbentuk garis keturanan tersebut, tiba pada tulisan Umar digambarkan dengan bentuk yang diduga mirip karikatur babi, padahal di atasnya nasab keluarga digambarkan dengan gambar menyerupai hati.

Pada keterangan nasab dengan gambar hitam putih ini diterangkan gambar tersebut juga diambil dari sumber ihadist.blogspot.com yang diakses pada 18 Desember 2014 pada pukul 13.55 Wib.

Kepala Sekolah MAN 3 Kota Jambi, M Zakri mengaku kaget, pasalnya gambar tersebut jika diperhatikan memang terlihat menyerupai binatang babi, apalagi jika diperhatikan bidang lonjong tersebut terlihat adanya empat kaki, dilengkapi kuping, mata dan muncung hewan yang mirip babi yang sedang tersenyum.

Buku yang diambil dari distributor penerbit yang ada di Jambi ini menurut Zakri bakal segera ditarik dan tidak lagi dipergunakan.

“Kita akan tarik, yang punya LKS ini akan kita panggil, karena ini meresahkan, seperti ini kan gambarnya seperti penghinaan pelecehan harusnya tidak perlu ada gambar seperti ini,” sebutnya.



SUSUPAN WAHABI

Buku Kumpulan Lembar Kerja Peserta Didik (KLKPD) untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) SMA Kelas XI di Kabupaten Jombang tersisipi materi paham Wahabi.

Judul buku adalah "Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Atas". Pada halaman 78 terdapat pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab. Tokoh asal Arab Saudi ini merupakan pencetus aliran Wahabiyah.

a. Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah Swt, dan orang yang menyembah selain Allah Swt telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh

b. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan lagi dari Allah, tetapi dari syekh atau wali dari kekuatan gaib. Orang Islam demikian juga menjadi musyrik

c. Menyebut nama nabi, syekh, atau malaikat sebagai perantara dalam doa juga merupakan syirik

d. Meminta syafaat selain dari kepada Allah Swt adalah juga syirik

e. Bernazar selain dari Allah Swt juga syirik

f. Memperoleh pengetahuan selain dari al-Qur'an, hadist dan qias merupakan kekufuran

g. Tidak percaya kepada qada' dan qadar juga merupakan kekufuran

h. Demikian pula menafsirkan al-Quran dengan ta'will (interpretasi bebas) adalah kufur


SERUAN FPI

Imam Besar FPI Habib Muhammad Rizieq bin Husein Syihab menyerukan kepada pemerintah, khususnya Kemendikas RI yang memayungi Pendidikan Nasional, dan Kemenag RI yang memayungi Pendidikan Agama. agar segera merazia semua buku pelajaran yang diterbitkan dan dipelajari para pelajar di Indonesia.

FPI menuntut agar semua muatan Liberal, Syiah dan Wahabi harus dihapus dari kurikulum mau pun buku pelajaran yang beredar, karena Indonesiaadalah Negara Aswaja.


(Tim News FPI)

Kurikulum Pendidikan Susupan Liberal, Syiah dan Wahabi

Belakangan ini, dunia pendidikan di Indonesia kerap dihebohkan dengan munculnya buku-buku pelajaran sekolah yang bermuatan paham-paham yang ...
Forum Umat Islam (FUI) menyatakan ketidaksetujuan dan keprihatinannya atas pemblokiran yang dilakukan oleh Kemkominfo atas permintaan BNPT terhadap 19 situs media Islam sejak Ahad 29 Maret 2015 lalu. FUI meminta kepada semua pihak yang berwenang supaya segera mencabut pemblokiran itu.

"Sebab kami memandang bahwa pemblokiran tersebut sangat tidak beralasan baik secara syar'i maupun konstitusional. Pemblokiran atas situs dengan alasan radikal apalagi pendukung radikal jelas tidak ada dasar hukum untuk melarang mereka dan lebih merupakan sentimen politis," kata Sekjen FUI KH Muhammad Al Khaththath dalam rilisnya yang diterima Suara Islam Online, Selasa (31/03) di Jakarta.

Secara konstitusional, FUI berpandangan pemblokiran situs tersebut sangat bertentangan dengan prinsip kebebasan berpendapat, berkomunikasi dan memperoleh informaasi yang dijamin UUD pasal 28 E ayat 3 dan 28F serta  semangat reformasi, keterbukaan dan kebebasan pers.  

Sementara secara syar'i, pemblokiran tersebut bertentangan dengan ayat pentingnya mendapatkaan ilmu pengetahuan (QS. At Taubah 22).  Dan dapat dinilai sebagai upaya memadamkan cahaya Allah, sebagaimana tercantum dalam Alquran (QS. At Taubah 32).

Jika mereka diblokir karena sering memberitakan tentang jihad di Suriah dan lain-lain, lanjutnya, maka sungguh itu kebiijakan yang tidak ada dasar hukumnya sekaligus melanggar Fatwa MUI No. 3 Tahun 2004 tentang Terorisme.


"Sebab dalam fatwa tersebut dibolehkan seorang Muslim melakukan amal istisyhad (mencari kesyahidan) di daerah perang seperti di Suriah apalagi cuma memberitakan," pungkasnya.  

Secara Syar'i Maupun Konstitusi, Pemblokiran 19 Situs Media Islam Sangat tidak Beralasan

Forum Umat Islam (FUI) menyatakan ketidaksetujuan dan keprihatinannya atas pemblokiran yang dilakukan oleh Kemkominfo atas permintaan BNPT t...

Video Kultum Habib Rizieq Syihab "Pelestarian Jasad Fir'aun adalah Bukti Ilmiah Mukjizat Al Qur'an"

Minggu, 29 Maret 2015


VIDEO: "Mukjizat Qubro Al-Qur'an" Kultum Oleh Habib Rizieq Syihab


Pada tanggal 3 November 2013 bertepatan dengan malam Tahun Baru 1435 H, Habib Syeikh Assegaf dan Habib Rizieq Syihab tampil bareng di Tugu Pahlawan Surabaya Jawa Timur. Saat itu Habib Syeikh bersama Syeikher Mania melantunkan KISAH RASUL karya Habib Rizieq, yang kemudian populer sampai ke kampung-kampung di seluruh Nusantara.

Acara tersebut dihadiri oleh Para Ulama NU Jatim dan Menteri BUMN Dahlan Iskan serta Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf bersama jajaran para pejabat Pemda Jatim. Acara pun berjalan lancar dan semarak serta berkah dalam suasana Ukhuwwah Islamiyyah.

Kini, pada Jum'at malam kemarin tanggal 27 Maret 2015, Habib Syeikh Assegaf dan Habib Rizieq Syihab kembali tampil bareng di Lapangan Pesantren Al-Muhajirin pimpinan KH. Asep Saifuddin di Cikarang Pusat - Bekasi - Jawa Barat.

Kali ini Habib Syeikh bersama ribuan Santri Al-Muhajirin dan masyarakat Bekasi, bukan hanya melantunkan KISAH RASUL karya Habib Rizieq, tapi juga melantunkan dua karya lain dari Habib Rizieq.

Pertama, CINTA KERABAT DAN SHAHABAT yang berisi ajakan untuk cinta Ahlul Bait dan Shahabat Nabi SAW, serta memaparkan satu per satu keistimewaan Khulafa Rasyidin : Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, rodhiyallaahu 'anhum.

Kedua, MEDAN JUANG ISLAM yang berisi tentang Da'wah, Hisbah dan Jihad dengan masing-masing karakternya, serta ajakan untuk mensinergikannya.

Menariknya, Habib Syeikh dan Habib Rizieq dalam wejangannya masing-masing di atas panggung Tabligh BEKASI BERSHOLAWAT saling berbalas pujian dan doa serta dukungan untuk perjuangan masing-masing.

Selain itu, setiap Habib Syeikh melantunkan Sholawat-Sholawatnya yang khas, Habib Rizieq pun bersama umat ikut dengan semangat melantunkannya. Kedua tokoh ini dari awal acara hingga akhir tampak ceria, saling bertukar senyum, canda dan tawa serta bergandeng tangan menyejukkan umat yang menyaksikannya.

Sungguh suatu pemandangan yang indah yang dipertlihatkan kepada umat Islam tatkala dua ulama yang berbeda metode dalam berjuang duduk bersama dalam majelis mulia.

Inilah bukti bahwa mereka, Habib Rizieq dengan FPI dan KETEGASANNYA, serta Habib Syeikh dengan MAJELIS SHOLAWAT dan KESANTUNANNYA, walau pun berbeda metode namun tidak alergi untuk duduk bersama dan tetap bersatu, kompak dan saling doa mendoakan untuk keberhasilan perjuangannya masing masing.

Habib Syekh dan Habib Rizieq telah mengajarkan kepada umat : Walau pun keduanya berbeda dalam metode perjuangannya, tapi mereka mempunyai kesamaan sebagai bagian dari ASWAJA dan mereka mereka inilah yang senantiasa menyemangati kita untuk senantiasa menjaga ASWAJA.

Acara ditutup dengan Doa yang dibacakan dengan fasih dan penuh haru oleh Imam FPI Banten KH. Buya Ahmad Qurtubi Jailani yang merupakan besan Tuan Rumah.

Semoga acara tersebut menjadi awal untuk persatuan ASWAJA di BUMI BEKASI RAYA untuk menjaga ASWAJA dari PAHAM PAHAM yang membahayakan. Aamiiin ..!!!

(Tim News FPI)

Duet Habib Syeikh & Habib Rizieq

Pada tanggal 3 November 2013 bertepatan dengan malam Tahun Baru 1435 H, Habib Syeikh Assegaf dan Habib Rizieq Syihab tampil bareng di Tugu P...

Sabtu, 28 Maret 2015


Akhirnya, Mabes Polri mengumumkan secara resmi Keputusan Kapolri Nomor : 245 / III / 2015 tertanggal 25 Maret 2015 tentang Pembolehan Jilbab bagi Polwan.

Ini pertolongan Allah SWT dan merupakan kemenangan umat Islam yang wajib disyukuri. Dan kita juga mesti mengapresiasi sikap Plt.Kapolri Jenderal Badruddin Haiti yang telah berani mengambil keputusan yang sudah lama ditunggu umat Islam Indonesia.

Keputusan Kapolri tentang Pembolehan Jilbab bagi Polwan Muslimah memang sudah semestinya, karena Jilbab adalah kewajiban agama Islam, sekaligus merupakan Hak Asasi Muslimah.

Selain itu, juga merupakan amanat UUD 1945 pasal 28 ayat 2 yang menjamin tiap warga negara untuk menjalankan ibadah menurut keyakinannya masing-masing, sehingga tidak boleh dilarang oleh siapa pun di seluruh wilayah NKRI.

Semoga langkah baik Polri akan diikuti oleh TNI, karena banyak wanita muslimah berjilbab yang sudah bergabung dengan TNI untuk membela NKRI.  Tentu, TNI tidak boleh kalah dengan Polri dalam menghormati kewajiban agama dan melaksanakan amanat UUD 1945 serta menjunjung tinggi Hak Asasi Muslimah.

Ayo ..., dorong Panglima TNI untuk izinkan Wanita TNI yang muslimah untuk berjilbab.

Alhamdulillah, Polwan Sudah Berjilbab, Insya Allah Wanita TNI Menyusul

Akhirnya, Mabes Polri mengumumkan secara resmi Keputusan Kapolri Nomor : 245 / III / 2015 tertanggal 25 Maret 2015 tentang Pembolehan Jilbab...

Kamis, 26 Maret 2015


 Alhamdulillaah wasy Syukru Lillaah ... ,

Benteng Sunni Asy'ari Syafi'i - Pesantren Alam dan Agrokultural MARKAZ SYARIAH di Mega Mendung - Bogor - Jawa Barat, yang dibina dan diasuh oleh Habib Muhammad Rizieq Syihab, mendapat sumbangan DEPOT AIR MINUM dari Keluarga Besar Pimpinan FPI KOTA DEPOK yang bekerjasama dengan PT. BIOSANT TIRTA LESTARI yang dinakhodai oleh Ir. Hasyim Jamalullail.

Selama ini MS harus turun Gunung dan keluar Hutan untuk ISI ULANG Air Bersih dalam memenuhi kebutuhan minum para Ustadz dan Santri serta pegawai dan petani MS. Tapi kini tidak lagi, karena Depot Air Minum MS per harinya mampu menyediakan Air Bersih dan Sehat tidak kurang dari 50 galon melalui System Tekhnologi Filterisasi yang sangat canggih dengan mengambil Sumber Air langsung dari mata air di Gunung Pangrango.

Usai Shalat Jum'at pada tanggal 20 Maret 2015, Depot Air Minum MS secara resmi telah diserah terimakan, dan secara resmi pula mulai digunakan untuk keperluan pesantren. Hadir dalam peresmian Pembina Pesantren MS dan Pimpinan FPI Kota Depok serta dua tamu dari Yaman yaitu Sayyid Murtadho Bin Tohir dan Syeikh Abdulqodir Al-Baihani, bersama para Santri dan Tamu lainnya.

Semoga para penderma Depot Air Minum MS diberi ganjaran berlipat ganda oleh Allah SWT, begitu pula semua pihak yang telah berjasa dalam pendirian Pesantren MS.

Peresmian Depot Air Markaz Syariah

  Alhamdulillaah wasy Syukru Lillaah ... , Benteng Sunni Asy'ari Syafi'i - Pesantren Alam dan Agrokultural MARKAZ SYARIAH di Mega Me...

Rabu, 25 Maret 2015


JADWAL HABIB RIZIEQ di RADIO & TV RASIL :

A. Frekuensi Radio : AM 720

B. Frekuensi TV : Sat.TELKOM 1 Frek 3945, Simbol Rate 1500, Pol. H.

C. Jadwal Radio :

1. Kultum Tiap Hari jam 05.50 pagi.
2. Kajian Bulanan di Markaz Syariah Petamburan Tiap Senin pekan pertama jam 13.00 siang.

D. Jadwal TV :

1. Kajian Islam di Markaz Syariah Megamendung Tiap Ahad pukul 08.00 s/d 10.00 pagi
2. Kultum Tiap Hari sebelum Magrib.
3. Kajian Bulanan di MS Petamburan Tiap Sabtu pekan ke-2 Pukul 10.00 Pagi.

Jadwal Habib Rizieq di Radio dan TV Rasil

JADWAL HABIB RIZIEQ di RADIO & TV RASIL : A. Frekuensi Radio : AM 720 B. Frekuensi TV : Sat.TELKOM 1 Frek 3945, Simbol Rate 1500, Pol. H...

Selasa, 24 Maret 2015



Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab bersama Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) hari ini Selasa 24 Maret 2015 di tengah DEMO LENGSERKAN AHOK di hadapan Ketua Tim Angket DPRD DKI Jakarta H. Ongen Sangaji berteriak dengan lantang : 

"NKRI berdasarkan PANCA SILA, bukan PANCA GILA, apalagi PANTAT CINA."

Ayo, selamatkan NKRI dari KAFIR ASING dan KAFIR ASENG. Lengserkan dan Longsorkan Ahok sekarang juga ... ,

Allaahu Akbar !!!"

Demo Lengserkan Ahok

Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab bersama Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) hari ini Selasa 24 Maret 2015 di tengah DEMO LENGSERKAN AHOK di ...

Jumat, 20 Maret 2015



1. ILMU menjaga sedang HARTA dijaga.

2. ILMU imam yang mengatur dan HARTA makmum yang diatur.

3. ILMU peredam khawatir, sedang HARTA pembuat khawatir.

4. ILMU pendorong rasa takut kepada Allah SWT, sedang HARTA tidak.

5. ILMU peninggi derajat, HARTA bukan peninggi derajat.

6. ILMU diinfaq bertambah, sedang HARTA diinfaq berkurang.

7. ILMU tidak hilang karena dicuri, HARTA bisa hilang kalau dicuri.

8. ILMU diwariskan dengan Ta'lim, sedang HARTA diwariskan dengan Kematian.

9. Warisan ILMU tidak berbagi sesama Ahli Waris, sedang Warisan HARTA berbagi sesama Ahli Waris.

10. ILMU ikut ke kubur, sedang HARTA tidak ikut ke kubur.

ILMU dan HARTA :

1. ILMU menjaga sedang HARTA dijaga. 2. ILMU imam yang mengatur dan HARTA makmum yang diatur. 3. ILMU peredam khawatir, sedang HARTA pembuat...

Selasa, 17 Maret 2015

Di tengah gelombang Islamophobia yang marak di daratan Eropa, ada kabar mengejutkan dari Negara Jerman. Mahkamah Konstitusi negara itu memutuskan untuk memperbolehkan guru muslimah mengenakan hijab.

Sontak, keputusan itu langsung memicu debat dan protes dari kalangan anti Islam yang saat ini makin berani tampil terang-terangan ke hadapan public. 

Jerman dan negara-negara Eropa lainnya saat ini tengah dihadapkan "masalah" meningkatnya kedatangan ribuan pengungsi Suriah dan Muslim lainnya. Juga bertumbuhnya jumlah pemeluk agama Islam yang luar biasa cepat akibat perpindahan agama, serta laju pertumbuhan umat Islam akibat tingkat kelahiran tinggi di keluarga-keluarga Muslim. Keputusan MK tersebut dikhawatirkan makin memuluskan Islamisasi Eropa.

Namun demikian, keputusan MK Jerman ini ternyata juga mendapat sambutan dan dukungan dari beberapa politisi dan ahli hukum  Mereka berpendapat bahwa peraturan baru tersebut sebagai sebuah kemajuan dalam kebebasan beragama di Jerman.

Menurut Nurhan Soykan, sekretaris jenderal Dewan Pusat Muslim di Jerman, peraturan ini merupakan kabar yang sangat menggembirakan meskipun peraturan ini tidak berlaku bagi seluruh wanita muslim.

"Peraturan ini layak diberikan untuk perempuan Muslim di Jerman dan ini memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial sebagai warga negara dengan hak yang sama" kata Soykan, seperti dikutip dari The New York Times, Jumat (13/3/2015).

Sebelumnya, sejak 2003 lalu Mahkamah Konstitusi Jerman melarang guru mengenakan hijab, sehingga sekolah-sekolah di beberapa negara bagian Jerman melarang hijab namun mengizinkan penggunaan simbol-simbol Kristen seperti salib dan kebiasaan para biarawati.

CHINA INTOLERAN

Sementara itu, ketika Jerman dan negara-negara Eropa lainnya makin toleran kepada Islam, Pemerintah Cina justru terbalik makin intoleran dan represif kepada Islam dan pemeluknya.

Pemimpin partai komunis di Kashgar Cina telah melarang wanita Muslim untuk menggunakan jilbab. Mereka berdalih, Hal itu dilakukan untuk melawan ekstremisme.

"Kami harus mengambil langkah ke depan sebagai sebuah negara yang sekuler," Sesumbar sekretaris partai dari kotaKashgar, Zeng Cun, Senin (9/3/2015).

Tindakan intoleran pemeritah Cina terhadap Islam itu bukan yang pertama. Desember lalu, Cina juga telah melarang Muslim untuk memakai jubah panjang di depan umum di wilayah Xinjiang.

Selain itu, di Xinjiang juga dilarang melakukan praktik agama di gedung-gedung pemerintahan. Mereka juga diminta untuk tidak mengenakan pakaian atau logo yang berhubungan dengan agama.

Bahkan sebelumnya, pada bulan Agustus, kotaXinjiang Karamay Utara telah melarang pemuda untuk berjenggot. Selain itu, para muslimah juga dilarang mengenakan burqa atau cadar di bus umum. Polisi juga telah menggerebek dan melakukan penyitaan di toko pakaian yang menjual jubah panjang.

Kelompok Uighur dan aktivis Hak Asasi Manusia mengatakan kebijakan represif pemerintah di Xinjiang sangat berlebihan terhadap Islam. Menurut mereka, kebijakan tersebut bisa memicu timbulnya kerusuhan.


(Tim News FPI/dbs)

Jerman Bolehkan Hijab, China Larang Hijab

Di tengah gelombang Islamophobia yang marak di daratan Eropa, ada kabar mengejutkan dari Negara Jerman. Mahkamah Konstitusi negara itu memut...

Senin, 16 Maret 2015



HADRAMAUT, YAMAN – Front Mahasiswa Islam (FMI) Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) Front Pembela Islam (FPI) Yaman, berhasil dibentuk dan dideklarasikan oleh DPLN FPI Yaman pada tanggal 21 Jumadil Ula 1436 atau bertepatan tanggal 12 Maret 2015, di kota Tarim – Hadramaut – Yaman. FMI DPLN Yaman dinyatakan sah dan resmi oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FMI di Jakarta melalui surat keputusan yang dilayangkan akhir pada Februari lalu

Deklarasi dihadiri oleh banyak pengurus cabang organisasi Islam lainnya, Seperti Pengurus Cabang Internasional Nahdhatul Ulama (PCI NU) Yaman, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Hadhramaut, Forum Lingkar Pena (FLP) Hadhramaut, Asosiasi Mahasiswa Indonesia (AMI) Universitas Al Ahgaaf, Komunitas Raudhoh Rasulillaah, serta undangan lainnya dari berbagai organisasi.

FMI adalah Sayap Juang Front Pembela Islam. Anggota FMI adalah para Mahasiswa FPI yang merupakan Laskar Intelektual yang disiapkan untuk menghadapi Al-Ghozwu Al-Fikri (Perang Pemikiran) yang kini makin meresahkan.

“FMI Yaman hadir untuk mengajak  dan merangkul  pelajar muslim Indonesia yang ada di Yaman khususnya, dan seluruh dunia umumnya untuk aktif mengkaji dan memahami secara mendalam atas ancaman besar terhadap umat Islam Ahlusunnah wal Jama’ah yang kini tengah dihadapkan aneka Al-Ghozwul Fikr yang meresahkan.” Terang Muhammad Hanif Abdurrahman Alattas, Ketua Majelis Tanfidzi DPLN Yaman dalam pidato sambutannya

“Diharapkan sepulangnya  ke tanah air, kita sudah siap untuk membentengi umat dari berbagai paham dan aliran yang berusaha memporak-porandakannya tatanan akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah” Lanjut Muhammad Hanif berapi-api.

Tema yang akan dikaji FMI Yaman pada periode awal ini adalah seputar kebobrokan paham SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme, dan Liberalisme). Selanjutnya, pembahasan lain yang juga akan menjadi konsern ke depan adalah tema-tema seputar permasalahan Kristenisasi, Wahabisme Takfiri, juga Syiah Rafidhi serta Syiah Ghulat.

Selain itu, tema besar yang akan selalu menjadi cita-cita dan tugas agung FMI Yaman adalah membumikan Syariat Islam dalam bingkai NKRI.

Kehadiran FMI di Yaman rupanya menarik banyak simpati para pelajar muslim yang kini tengah menimba ilmu di negeri seribu wali tersebut. Terbukti, dalam hitungan bulan saja, aneka kagiatan FMI banyak diikuti dan diapresiasi pelajar muslim di sana.

Setelah deklrasi, FMI Yaman berencana akan terus melanjutkan sosialisasi aneka kegiatan dan kajian-kajian yang dihasilkan, baik lewat lisan maupun tulisan di berbagai media. FMI Yaman juga akan mengajak para pelajar muslim di Yaman agar ikut andil dan peduli serta mempersiapkan diri menghadapi segala tantangan Al-Ghozwul Fikr yang menggerogoti umat Islam di Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya.

Selain di Yaman, FMI juga sedang dalam proses pembentukan di Mesir dan Malaysia lewat DPLN FPI di negara masing-masing.


(Tim News FPI/FMI DPLN FPI Yaman)

Front Mahasiswa Islam, Sayap Juang FPI Hadir di Kota Hadramaut Yaman

HADRAMAUT, YAMAN – Front Mahasiswa Islam (FMI) Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) Front Pembela Islam (FPI) Yaman, berhasil dibentuk dan did...

Jumat, 13 Maret 2015


(JAKARTA, 14 MARET 2015) - Delapan Belas Laskar FPI yang ditahan sejak bentrok dengan aparat kepolisian Polda Metro Jaya dalam Aksi Penolakan Ahok di depan Gedung DPRD DKI Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2014, baru mulai disidang pada tanggal 28 Januari 2015, dan hingga hari ini tanggal 14 Maret 2015 sidangnya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat masih dalam tahap mendengarkan saksi.

Artinya, setelah 4 bulan ditahan, baru disidang, dan sidangnya pun molor hingga sebulan setemgah belum selesai.

SAKSI POLISI LUCU

Lucunya, ada 13 saksi yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU) semuanya anggota polisi. Dan anehnya, keterangan mereka dalam sidang berbeda dengan keterangan mereka dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan). Mungkin itu BAP INSTAN, yang diisi petugas lain, dan mereka hanya tinggal tanda tangan tanpa mengetahui isinya ?!

Lebih lucunya lagi, dalam sidang mereka mengaku bahwa saat kejadian mereka sedang bertugas di luar tempat kejadian, sehingga sama sekali tidak tahu menahu tentang peristiwa tersebut.

Lucunya semakin menjadi, saat para saksi polisi dihadapkan dengan para laskar terdakwa dalam sidang, tak satu pun dari mereka yang kenal atau tahu atau pernah melihat para laskar tersebut.

Lucunya semakin gila, saat para saksi polisi dicecar para Pengacara FPI, mereka mengaku bahwa mereka terpaksa jadi saksi hanya untuk melaksanakan tugas karena diperintah atasan.

SAKSI A DE CHARGE

Penasihat Hukum Laskar FPI dari Bantuan Hukum Front (BHF) dan Pusat Hak Asasi Muslim Indonesia (PUSHAMI) mengajukan dua saksi yang meringankan (a de charge) yaitu : Sekjen FUI KH. Ir. M. Al-Khaththath dan Direktur An-Nashr Institute H. Munarman SH.

Dalam keterangannya, Sekjen FUI memaparkan Dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah bahwa penolakan 18 Laskar FPI terhadap Ahok sudah tepat dan benar secara ajaran agama Islam, karena Ahok adalah Kafir, dan orang Kafir haram memimpin umat Islam.

Selanjutnya, KH. Ir. M. Al-Khaththath menasihati Majelis Hakim agar menjadi Hakim yang tunduk kepada Hukum Allah dan Rasul-Nya, sehingga harus secepatnya membebaskan para Laskar FPI yang sedang memperjuangkan Islam,  agar Majelis Hakim kelak masuk Surga, dan terhindar dari Neraka.

Sedang, Direktur An-Nashr Institute menyatakan bahwa polisi salah tangkap, sehingga Majelis Hakim harus segera memvonis BEBAS MURNI para Laskar FPI tersebut.

Selanjutnya, dalam keterangannya, H.Munarman SH menyatakan bahwa 16 dari 18 laskar yang ditahan berdasarkan Fakta Persidangan sama sekali tidak terbukti melakukan pelanggaran KUHP Pasal 170 tentang Perusakan Bersama, karena mereka tidak ikut Demo di DPRD, tapi mereka hanya ikut Demo di Balai Kota, dan di Balai Kota tidak ada bentrokan. Sedang 2 Laskar FPI lainnya hanya terlibat dalam orasi depan DPRD, tapi tidak terlibat dalam bentrokan.

KAPOLDA ZHOLIM

Sejak awal ditangkap oleh aparat kepolisian, para Laskar FPI dipukuli dan ditendangi serta dianiaya hingga lebam-lebam dan luka-luka serta berdarah-darah, bahkan salah satunya patah tulang pundaknya.

Mereka dimasukkan dalam mobil tahanan, lalu dalam ruangan mobil tersebut dilempari Gas Air Mata oleh polisi, yang kemudian pintu mobil tersebut ditutup rapat. Mereka pun sesak nafas dan perih mata, sehingga beberapa Laskar pingsan dalam mobil tahanan. Begitukah prosedur standard penangkapan dan penahanan ?!

Selain itu, di antara yang ditangkap dan ditahan ada Alm. Hatim Firmansyah seorang Laskar Senior yang sudah berusia 55 tahun yang sedang dalam keadaan sakit parah, karena baru pulih dari serangan stroke.

Alm. Hatim sudah dilarang keluarga mau pun ikhwannya di kelaskaran agar jangan ikut Aksi. Namun karena dia tahu bahwa Aksinya adalah Aksi Damai, dia tetap semangat untuk ikut. Entah bagaimana dia sudah berada di tengah para peserta aksi. Saat terjadi bentrok yang memang tidak direncanakan, dia diam di tempat, karena memang masih sakit dan tidak bisa lari.

Akhirnya, Alm. Hatim ditangkap polisi dan dipukuli tanpa belas kasihan, sehingga sakitnya bertambah parah. Dan dia termasuk yang pingsan akibat Gas Air Mata dalam ruangan Mobil Tahanan yang tertutup.

Sejak awal ditahan, Para Pengacara BHF telah meminta Kapolda Metro Jaya agar melepaskan Alm. Hatim, karena pertimbangan kesehatan dan juga karena memang tidak terlibat dalam bentrokan. Kalau pun memang Alm. Hatim harus tetap diproses hukum, maka setidaknya diberikan Penangguhan Penahanan. Namun ditolak mentah-mentah oleh Kapolda dengan angkuh dan sombong serta tanpa punya nurani kemanusiaan.

Selama di penjara, Alm. Hatim sempat dua kali kritis hingga dilarikan dan dirawat di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, yang semua ongkos dan biaya ditanggung oleh DPP FPI, karena polisi satu sen pun tidak mau keluar duit.

BHF terus meminta Penangguhan Penahanan untuk Alm. Hatim mulai di tingkat kepolisian lalu kejaksaan hingga pengadilan, tapi semua menolak. Maklum Alm. Hatim hanya wong cilik miskin yang sehari-hari hanya dagang Mie Rebus, bukan pejabat atau konglomerat mau pun artis yang sering dapat Penangguhan Penahanan dengan mudah.

Akhirnya, pada tanggal 5 Maret 2015 malam Alm. Hatim mengalami kondisi sangat kritis, dan tanggal 6 Maret 2015 pagi dini hari beliau menghembuskan nafas yang terakhir di RS Polri Kramat Jati. Alm. Hatim menjadi korban kezholiman oknum-oknum aparat penegak hukum yang tidak punya rasa kemanusiaan.

Namun demikian, Alm. Hatim telah menang dalam perjuangannya, karena tetap tegar dan sabar dalam memegang prinsip agamanya, walau pun beliau hanya seorang MUALLAF yang miskin papa.

Sedang Kapolda yang habis-habisan menzholimi muslim hanya untuk membela Si Kafir Ahok, niscaya tidak akan lolos dari pembalasan Allah SWT. Insya Allah, Ahok dan seluruh pejabat penjilatnya dalam waktu dekat akan dihancurkan dan dibinasakan oleh Allah SWT.
BEBAS MURNI

Salah seorang Pakar Hukum Pidana yang rajin mengikuti dan memantau persidangan Laskar FPI, yaitu Aziz Yanuar P. SH,MH,MM menyatakan bahwa jika Majelis Hakim objektif dan independen dalam melihat dan menilai perkara Laskar FPI, tanpa intervensi siapa pun dan dari pihak mana pun, serta sesuai Fakta Persidangan yang ada, maka para Laskar FPI harus BEBAS MURNI.


(Tim News FPI)

Sidang Dagelan Laskar FPI

( JAKARTA , 14 MARET 2015) - Delapan Belas Laskar FPI yang ditahan sejak bentrok dengan aparat kepolisian Polda Metro Jaya dalam Aksi Penol...

Kamis, 12 Maret 2015



Pengumuman & Jadwal Aktivitas Markas Syariah Mega Mendung

Rabu, 11 Maret 2015


Enam belas Warga Negara Indonesia (WNI) dilaporkan menghilang di Turki, sejak Rabu 4 Maret 2015 lalu. Meski belum ada kabar tentang keberadaan mereka, namun sejumlah media sudah mengaitkan peristiwa ini dengan terorisme. Direktur An Nashr Institute, Munarman SH menilai ada kejahatan opini yang sedang dibentuk dalam memanfaatkan peristiwa ini. Berikut pernyataan An Nashr Institute terkait hilangnya 16 WNI melalui rilisnya yang diterima Suara Islam Online, Selasa (10/3/2015):


Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Terkait peristiwa menghilangnya 16 WNI yang dijadikan momentum dan dimanfaatkan oleh media massa hitam dan agen-agen zionis internasional untuk kampanye "mitos terorisme" maka An Nashr institute memandang sebagai berikut :

1. Jelas sekali apa yang dilakukan oleh media massa hitam dan agen-agen zionis internasional tersebut merupakan bentuk Trial By The Press yang sangat jahat ditujukan kepada 16 orang WNI, termasuk anak balita dan keluarga mereka yg tinggal di indonesia. Penghakiman oleh media hitam tersebut sama sekali mengabaikan aspek-aspek non prejudice terhadap 16 WNI termasuk balita didalamnya. Adalah merupakan kejahatan media dengan melakukan Trial By The Press terhadap 16 WNI termasuk balita didalamnya.

2. Apa yang dilakukan oleh kepala keluarga diantara 16 orang WNI tersebut, oleh media melalui pemberitaan jahatnya, seolah merupakan kejahatan besar yang harus dimusuhi, dan media hitam serta agen zionis internasional dengan sengaja memprovokasi publik untuk memusuhi dan membenci apa yang dilakukan 16 WNI termasuk balita tersebut. Inilah bentuk kejahatan yang dipertontonkan dan seolah dilindungi oleh UU dan seolah mendapat legitimasi "moral" dalam melakukan kejahatan pers.

3. Apa yang dilakukan oleh para WNI tersebut, terlepas dari tujuan mereka, adalah perbuatan yang SAH dan LEGAL, baik secara hukum nasional maupun hukum Internasional.

4. Secara hukum nasional, mereka memperoleh passport secara SAH dan mengunakan uang yang diperoleh juga secara halal, mereka keluar dari pintu imigrasi yang juga SAH, mereka juga bermaksud menjalankan ibadah umroh yang juga merupakan perbuatan yang SAH dan tak boleh dihalangi oleh siapapun untuk beribadah umroh tersebut. Mereka juga bukan DPO atau Koruptor yang melarikan diri dari hukum Indonesia. Sehingga kampanye media hitam yang telah berlangsung berhari-hari di berbagai TV dan media lainya di indonesia patut DIDUGA kuat sebagai kampanye yang secara sengaja dilakukan dengan sistematis dan terencana untuk mempersulit umat Islam dalam menjalankan ibadah umroh.

5. Secara hukum internasional, adalah hak tiap orang untuk dapat bergerak dan berpindah ke wilayah manapun dimuka bumi ini, dan memilih kewarganegaraan apapun sesuai dengan yang diinginkan, hal ini bahkan tercantum dalam piagam DUHAM, ICCPR dan ECOSOC. Jadi sangat aneh dan tolol apabila ada pihak pihak yang mempersoalkan kepergian sekelompok orang dengan alasan-alasan yang sangat bodoh.

6. Kita semua pasti tahu dan pasti pernah mendengar kalimat kalimat yang dikeluarkan oleh kelompok sekuler, bahwa "silahkan tinggalkan indonesia jika tidak suka dengan indonesia" atau "silahkan cari negara lain yang menerapkan syariat Islam, jika ingin syariat Islam diterapkan, karena Indonesia bukan negara Islam", bahkan seringkali terdengar kalimat "usir saja kelompok radikal/fundamentalis dari Indonesia" itulah kalimat-kalimat pandir kaum sekuler dinegeri ini yang keluar dari mulut mereka, namun ketika ada orang/sekelompok orang benar-benar meninggalkan negara bukan Islam tersebut, para sekularis teriak-teriak di berbagai media, bahwa perbuatan meninggalkan negara bukan bukan ini seolah kejahatan. Padahal sesungguhnya mereka para kaum sekuleris inilah yang sedang melakukan kejahatan terhadap hak hidup orang untuk menetap dan memilih kewargaan sesuai dengan yang diinginkan.

7. Kampanye hitam oleh media hitam dan agen agen zionis internasional yang dilakukan secara massif di berbagai media tv, radio, cetak dan online terhadap kepergian 16 WNI tersebut adalah bertentangan prinsip prinsip yang selama ini diagung-agungkan sendiri oleh dunia pers sekuler yaitu pemberitaan tanpa prejudice dan tidak menghakimi, selain itu juga perlu disadari oleh semua pihak, bahwa TIDAK ada satupun aturan hukum yang dilanggar oleh orang-orang dewasa diantara 16 orang WNI tersebut.

8. Seharusnya semua pihak sekuler konsisten dengan pernyataan mereka sendiri sebagaimana pada point 6 diatas, dan harusnya berterima kasih kepada kepala keluarga dari 16 WNI diatas, yang tidak meminta biaya dan tanpa merepotkan semua pihak sudah memilih tempat tinggal sesuai dengan yang dikehendaki oleh mereka. Oleh karenanya pihak-pihak yang masih menyembah isme isme ciptaan manusia dan juga secara bersamaan mengaku menyembah Allah, hendaknya TIDAK usah usil, nyinyir dan sok tahu dengan apa yang dilakukan oleh para kepala keluarga dari 16 WNI tersebut, apalagi mengait-ngaitkan dengan kelompok tertentu dan apalagi mengait-nga
itkan dengan "mitos terorisme".

Demikian pernyataan An Nashr Institute. Wal 'afwu minkum, Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Direktur An Nashr Institute
Munarman, SH


Sumber: Suara Islam Online

Pernyataan An Nashr Institute Terkait Kasus 16 WNI yang Hilang

Enam belas Warga Negara Indonesia (WNI) dilaporkan menghilang di Turki, sejak Rabu 4 Maret 2015 lalu. Meski belum ada kabar tentang keberada...

Selasa, 10 Maret 2015


Assalaamu 'Alaikum Wa Rohmatullaahi Wa Barokaatuh ...


Bismillaah Wal Hamdulillaah ...
Wash-sholaatu Was-salaamu 'Alaa Rasuulillaah ...
Wa 'Alaa Aalihi Wa Shohbihi Wa Man Waalaah ...

Fakta yang tidak bisa dipungkiri, bahwa pemerintah Kerajaan Arab Saudi melalui Kedutaan Besarnya di Jakarta sejak akhir tahun 1970 an hingga kini telah membagikan bea siswa kepada ribuan pelajar Indonesia untuk melanjutkan kuliah ke berbagai Universitas di Saudi.

Dan pemerintah Republik Iran melalui Kedutaan Besar Iran di Jakarta sejak awal tahun 1980 an pasca Revolusi Iran hingga kini, juga telah membagikan bea siswa kepada ribuan pelajar Indonesia untuk melanjutkan kuliah ke berbagai Universitas dan Hauzah (-sejenis pesantren-) di Iran.

Tentu pembagian bea siswa dari Saudi mau pun Iran sangat terpuji dan patut disyukuri, karena sangat membantu para pelajar Indonesia untuk melanjutkan studinya ke tingkat yang lebih tinggi. Hanya saja yang menjadi problem adalah manakala sebagian besar para pelajar tersebut "didoktrin" dengan madzhab dan pemikiran yang tidak dianut oleh kebanyakan masyarakat Indonesia.

Di Saudi banyak pelajar Indonesia di-Wahabi-kan, lalu saat pulang kembali ke Tanah Air mereka membawa misi peng-Wahabi-an umat Islam  Indonesia.

Begitu juga di Iran, hampir semua pelajar Indonesia di-Syiah-kan, lalu saat pulang kembali ke Tanah Air mereka membawa misi peng-Syiah-an umat Islam Indonesia.

Akhirnya, para pelajar tersebut menjadi Misionaris Madzhab Wahabi mau pun Syiah di tengah masyarakat Indonesia yang mayoritas bermadzhab Sunni Asy’ari Syafi’i.


MISIONARIS SYIAH, WAHABI DAN LIBERAL

Gawatnya, ketika di kalangan para Misionaris Madzhab tersebut mulai ada ”oknum-oknum” yang berani menyesatkan, bahkan mengkafirkan "Madzhab Asy'ari" sebagai Madzhab Mayoritas yang sudah ada lebih dulu dari mereka di Indonesia, maka Konflik Horisontal antar madzhab pun tidak bisa dihindarkan.

Dan yang lebih gawat lagi, jauh sebelum itu hingga kini, negara-negara Barat pun telah lebih dulu membagikan bea siswa kepada ribuan pelajar Indonesia untuk melanjutkan kuliah ke berbagai Universitas di Amerika dan Eropa. Tentu kita bangga dan berbesar hati serta berterima kasih manakala para pelajar tersebut di Barat menuntut ilmu di fakultas-fakultas Kedokteran, Tekhnologi dan Sains Modern serta yang sejenisnya.

Namun ironisnya, tidak sedikit dari para pelajar tersebut yang menuntut ilmu di fakultas Islamic Studies (Diraasaat Islaamiyyah) yang ada di berbagai Universitas Amerika dan Eropa.

Disana mereka mempelajari Islam kepada para Dosen "Orientalis" dari kalangan Yahudi dan Nashrani, atau kepada kaum "Oksidentalis" yaitu para Dosen Muslim yang sudah terkontaminasi dengan pemikiran kaum Orientalis.

Akhirnya, saat pulang kembali ke tanah air mereka menjadi Misionaris Liberal yang membawa Misi Liberalisasi agama Islam di Indonesia.

Tentu ke depan, untuk menghadapi kedatangan 1001 Doktor Wahabi lulusan Saudi, dan 1001 Doktor Syi’ah lulusan Iran, serta 1001 Doktor Liberal lulusan Barat, yang menjadi "Misionaris Madzhab" di tengah masyarakat Indonesia merupakan tantangan berat bagi kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja) Indonesia.

Apalagi manakala mereka kembali ke Tanah Air sebagai "Cendikiawan" yang diback-up oleh kekuatan asing, lalu mereka masuk melalui jalur akademik untuk menyebarkan madzhab pemikiran mereka di kampus-kampus berbagai universitas. Ditambah lagi banyak dari mereka yang masuk ke jalur Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.


TANTANGAN BERAT ASWAJA

Tantangan Aswaja Indonesia akan semakin berat manakala Gerakan Misionaris Madzhab tersebut ditunggangi oleh Agenda Politik Global.

Misalnya, Kerajaan Saudi Arabia yang bertikai dengan Republik Iran menggerakkan Misionaris Wahabi-nya di seluruh dunia untuk memprovokasi Aswaja agar memerangi Syi’ah secara fisik, sehingga terjadi penyerangan sporadis terhadap penganut Syi’ah di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Begitu juga sebaliknya, Republik Iran menggerakkan Misionaris Syi’ah-nya di seluruh dunia untuk memprovokasi Aswaja agar memerangi Wahabi secara fisik, sehingga terjadi penyerangan sporadis terhadap penganut Wahabi di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Jika demikian persoalannya, maka pertikaian Wahabi dan Syi’ah lebih berwarna "politis" ketimbang "ideologis". Saudi dan Iran memang sudah sejak lama bertarung memperebutkan dominasi politik dan hegemoni kekuasaan di Timur Tengah khususnya dan di Dunia Islam pada umumnya.

Lebih gawatnya, tatkala Amerika dan Eropa menggerakkan Misionaris Liberal-nya untuk meng-ADU DOMBA Umat Islam di berbagai belahan Dunia untuk kepentingan politik global mereka.

Karenanya, tidak sedikit kaum muslimin yang terprovokasi, sehingga terjadi perang dan pertumpahan darah antara Sunni dengan Syi’ah, Sunni dengan Wahabi, dan Wahabi dengan Syiah, bahkan antara Sunni dengan Sunni, Wahabi dengan Wahabi, dan Syi’ah dengan Syi’ah.

Innaa Lillaahi wa Innaa ilaihi Rooji’uun ...

STRATEGI ASWAJA

Menghadapi ancaman dan tantangan yang demikian berat, maka Aswaja perlu segera mengambil langkah-langkah strategis untuk merapatkan barisan dan menyatukan semua potensi kekuatan.

Ke depan tidak bisa tidak Aswaja akan berhadap-hadapan dengan mereka "Face to Face", mulai dari kontak dalil melalui Dialog, bahkan mungkin hingga kontak fisik melalui Perang Konvensional.

Ingat : Saat MUSYRIKIN Quraisy mau pun KAFIRIN Ahlul Kitab mengajak Rasulullah SAW berdialog, beliau hadapi dengan Dialog. Namun saat mereka menghunus pedang memerangi Nabi SAW, maka beliau sambut dengan pedang juga.

Artinya, hadapi musuh dengan seimbang : Lawan Imu dengan Ilmu, Hujjah dengan Hujjah, Logika dengan Logika, Kitab dengan Kitab, Dalil dengan Dalil, Ekonomi dengan Ekonomi, Politik dengan Politik, Siasat dengan Siasat, dan Senjata dengan Senjata.

Itulah karakter Strategi Aswaja.

Alhamdulillaahi Robbil 'Aalamiin ...


KARAKTER ASWAJA

Aswaja harus selalu waspada agar tidak menjadi alat politik dari pihak mana pun, Wahabi atau pun Syi’ah, apalagi Liberal. Aswaja harus tetap pada ciri dan karakter khasnya, yaitu : Muhaayid (Netral) dan I’tidaal (Adil), Tawassuth (Pertengahan) dan Tawaazun (Seimbang), serta juga Tasaamuh (Toleran).

Penghargaan yang tinggi patut diberikan kepada Universitas Al-Azhar di Cairo – Mesir, karena telah membuka aneka fakultas dari aneka ragam Madzhab Islam untuk para mahasiswanya. Setiap mahasiswa yang belajar di Al-Azhar disalurkan langsung oleh pihak Universitas ke fakultas madzhab yang sesuai dengan madzhab yang dianut oleh negerinya masing-masing, sehingga saat kembali pulang ke negerinya tidak membawa Misi Madzhab baru dan tidak menjadi sumber Konflik Horisontal Antar Madzhab. Para pelajar Indonesia misalnya, langsung disalurkan oleh pihak Universitas Al-Azhar untuk mengikuti fakultas yang bermadzhab Syafi’i, karena Indonesia dikenal di dunia sebagai Negeri Sunni Asy’ari Syafi’i.

Penghargaan yang tinggi juga patut diberikan kepada Guru Besar kami yang mulia dan tercinta Alm. Prof. DR. As-Sayyid Muhammad b Alwi Al-Maliki Al-Hasani rhm di Mekkah, karena walau pun beliau sebagai seorang Ulama Besar yang sangat dihormati di kalangan madzhab Imam Malik rhm, namun beliau tetap mengajar Madzhab Syafi’i kepada ribuan muridnya yang berasal dari Nusantara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, Patani di Selatan Thailand dan Sulu mau pun Mindanau di Selatan Philipina, sesuai madzhab yang tersebar di negeri mereka, sehingga para murid beliau tidak menjadi sumber Konflik Horisontal Antar Madzhab di negerinya masing-masing.

Karenanya, akan sangat arif dan bijak jika Saudi dan Iran serta Dunia Islam lainnya mengikuti langkah Universitas Al-Azhar – Mesir dan meneladani apa yang telah dicontohkan para Ulama Sunni, yang tidak memaksakan suatu madzhab kepada para mahasiswa dan santrinya, bahkan membekali mereka dengan madzhab yang dianut oleh negerinya masing-masing, agar di kemudian hari mereka bisa menjadi pemersatu umat Islam, bukan menjadi sumber konflik yang memecah belah kaum muslimin.


UNDANG UNDANG ANTI MISIONARIS MADZHAB

Sudah seyogyanya, Madzhab Minoritas di suatu negeri harus "Tahu Diri", dan Madzhab Mayoritas di negeri tersebut harus "Tahan Diri", sehingga keharmonisan hubungan antar Madzhab Islam bisa terjamin dan berjalan baik. Jika hal tersebut bisa terwujud, maka hubungan antar madzhab di tengah masyarakat Islam bisa berjalan secara alami, sehingga tidak terlalu diperlukan peran serta negara, kecuali hanya untuk turut menjaga keharmonisan tersebut.

Namun, jika Madzhab Minoritas "Tidak Tahu Diri", dan Madzhab Mayoritas "Tidak Tahan Diri",  tentu akan mengundang konflik serius antar Madzhab Islam tersebut, sehingga sangat diperlukan peran serta negara untuk meredam konflik. Dalam kondisi seperti ini, maka perlu dipertimbangkan adanya Undang-Undang Anti Misionaris Madzhab dalam negara tersebut.


MENCEGAH KONFLIK

Undang-Undang Anti Misionaris Madzhab tidak dimaksudkan untuk melarang keberadaan suatu Madzhab di suatu negeri dan tidak pula ditujukan untuk menindasnya, akan tetapi hanya untuk melarang penyebar-luasan suatu madzhab di wilayah madzhab lain untuk menghindarkan Konflik Horisontal antar penganut madzhab yang ada di negeri tersebut.

Di Saudi sebagai Negara Wahabi sudah sejak lama melarang penyebaran madzhab apa pun di luar Wahabi, namun Saudi tetap memperkenankan bahkan melindungi warganya yang Non Wahabi. Dan Saudi pun tidak pernah melarang warga Syiah sekali pun untuk tinggal di Saudi dan menunaikan Haji dan Umroh serta Ziarah ke Madinah.

Di Iran sebagai Negara Syiah juga sejak Revolusi melarang penyebaran madzhab apa pun di luar Syiah, namun Iran tetap memperkenankan bahkan melindungi warganya yang Non Syiah.

Dengan demikian, di Saudi  mau pun Iran sudah berlaku sejak lama aturan yang substansinya adalah Undang-Undang Anti Misionaris Madzhab yang melarang penyebaran madzhab apa pun di luar madzhab yang dianut oleh kedua negara tersebut.

Begitu pula di Malaysia dan Brunei sebagai negara Aswaja Asy’ari Syafi’i sudah berjalan Undang-Undang Anti Misionaris Madzhab, sehingga kalangan Syiah dan Wahabi diperkenankan dan dilindungi hidup di Malaysia dan Brunei, namun dilarang menyebar-luaskan paham dan ajarannya.


INDONESIA NEGARA ASWAJA

Nah, Indonesia perlu belajar kepada Saudi, Iran, Malaysia dan Brunei tentang pengadaan dan pemberlakuan Undang-Undang Anti Misionaris Madzhab. Dan Indonesia sebagai Negara Sunni Asy’ari Syafi’i harus berani melarang penyebaram paham dan ajaran apa pun di luar ajaran Aswaja, seperti Syiah dan Wahabi, apalagi Liberal.

Setidaknya di Indonesia mesti ada aturan hukum tentang Larangan Penghinaan terhadap Ahul Bait dan Shahabat Nabi SAW, sehingga siapa pun yang melanggarnya harus diberikan sanksi yang berat, misalnya dipenjara sekurang-kurangnya lima tahun atau hingga ia bertaubat.

Berbahaya sekali jika pemerintah RI membiarkan interaksi Antar Madzhab tanpa aturan, apalagi tatkala Madzhab Minoritas "Tidak Tahu Diri", dan Madzhab Mayoritas "Tidak Tahan Diri".

Bayangkan saja akibatnya : umat Islam Indonesia yang Asy'ari Syafi'i selama ini cinta Ahlul Bait termasuk ayah bunda Nabi SAW, dan sudah tebiasa dengan amaliyah Tawassul, Tabarruk, Ziarah Kubur, Marhabanan dan peringatan Hari Besar Islam. Lalu tiba-tiba muncul "Wahabi Ekstrim" yang memusyrikkan ayah bunda Nabi SAW dan membid'ahkan bahkan mengkafirkan amaliyah Aswaja tersebut. Tentu kalangan Aswaja akan marah, dan itu bisa menimbulkan Konflik Horisontal. Faktanya, beberapa tahun lalu di NTB ada Pesantren Wahabi yang dirusak massa lantaran masalah tadi.

Bayangkan juga akibatnya : umat Islam Indonesia yang Asy'ari Syafi'i selama ini cinta para Shahabat Nabi SAW, bahkan sudah terbiasa "Tarodhdhiy" yaitu membaca "Rodhiyallaahu 'anhu" untuk Shahabat. Lalu tiba-tiba muncul "Syiah Ekstrim" yang secara demonstratif dan konfrontatif serta provokatif memcaci maki para Shahabat Nabi SAW, bahkan mengkafirkannya. Tentu kalangan Aswaja akan marah, dan itu bisa menyebabkan Konflik Horisontal. Faktanya, di Sampang - Madura ada Pesantren Syiah yang dirusak massa lantaran masalah tadi.

Nah, kalau hal seperti ini dibiarkan terus, maka ke depan bisa menjadi penyebab "Tragedi Kemanusiaan" yang sangat mengerikan, berupa Perang Sektarian antar Madzhab Islam, saling serang dan bakar, saling bunuh dan sembelih, seperti yang terjadi di Iraq dan Syria.

Na'uudzu Billaahi Min Dzaalik ....

Semoga Allah SWT menyatukan umat Islam dan menyelamatkannya dari fitnah adu domba, serta memenangkannya atas semua musuh-musuhnya.

Aaamiiiin .... !

Misionaris Madzhab

Assalaamu 'Alaikum Wa Rohmatullaahi Wa Barokaatuh ... Bismillaah Wal Hamdulillaah ... Wash-sholaatu Was-salaamu 'Alaa Rasuulillaah ....

 

© 2015 - Distributed By Free Blogger Templates | Lyrics | Songs.pk | Download Ringtones | HD Wallpapers For Mobile