Sultan Brunei adalah pemimpin yang di terima oleh rakyatnya. Dan penegakan syariat Allah di atas bumi ini wajib diterapkan oleh pemimpin kaum muslimin, dan bagi pemimpin yang menolak atau menghalangi hukum Allah adalah kafir menurut Alquran. Demikian dikatakan Kepala Departemen Luar Negeri DPP FPI Habib Fahmi Asegaf menanggapi pemberitaan negatif terkait penerapan hukum Islam di Brunei Darussalam.
"Syariat Islam sudah diabaikan sejak dijatuhkannya Khilafah Utsmani sejak lama. Oleh karena itu umat Islam mengalami keterbelakangan dan kemunduran, maka kita menjunjung keberanian Sultan Brunei," ujar Habib Fahmi kepada Suara Islam Online, Senin (27/4/2015).
Terkait pemberitaan tentang kehidupan petinggi Brunei yang digambarkan hedonis, Habib Fahmi mengatakan bahwa urusan pribadi itu dikembalikan pada Allah Swt.
Namun ia mengingatkan pihak barat agar tidak ikut campur urusan umat Islam yang ingin hidup dengan aturan sendiri. "Barat kelihatannya lupa dengan sejarahnya, mereka berontak melawan agamanya yaitu Katolik karena mereka menjadi bodoh, keterbelakangan karena dominasi gereja. Kemajuan mereka terjadi setelah mereka berontak dan timbullah Kristen Protestan di Inggris," jelas Habib Fahmi.
"Sedangkan zaman itu umat Islam maju karena agamanya. Umat Kristen hanya mulai berkembang setelah masa perang salib dimana mereka bersentuhan dengan umat Islam di Spanyol (Andalusia) dan Timur Tengah," tambahnya.
Menurut Habib Fahmi, apa yang diberitakan media barat tentang Brunei itu hanya salah satu upaya untuk membuat buruk citra Islam. "Tapi kita yakin akan sia-sia bagi mereka, karena Islam itu dijamin menang oleh Allah swt," tutupnya.
Sumber: Suara Islam Online
0 komentar:
Posting Komentar