Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...
Sa'iid ibnu 'Aamir Al-Jumahi pada mulanya adalah seorang pemuda kafir yang sangat terpandang, sehingga ia mendapat kesempatan bergabung dengan Abu Sufyan dan para pembesar Kafir Quraisy lainnya untuk menyaksikan dari dekat penyiksaan dan pembunuhan terhadap Khubaib RA.
Sejak saat itu, ia selalu teringat peristiwa tragis tersebut, sehingga ia sering termenung dan merenung. Dan ia tampak sangat khawatir dan takut sekali tatkala teringat pada Doa Khubaib RA menjelang ajalnya atas para penyiksanya :
"Ya Allah, perhitungkanlah mereka satu per satu, dan bunuhlah mereka semua, serta jangan kau tinggalkan seorang pun dari mereka."
Akhirnya, ia sampai pada kesimpulan bahwa orang yang dicintai dan dibela oleh Khubaib RA hingga rela mengorbankan nyawa sedemikian rupa, tentu bukan manusia sembarangan.
ISLAMNYA SA'IID RA
Dari kesimpulan tadi, Sa'iid terus tafakkur, dan akhirnya ia mendapat Hidayah dari Allah SWT sehingga secara suka rela dan sepenuh hati masuk ke dalam ajaran Islam.
Selanjutnya, Sa'iid ibnu 'Aamir Al-Jumahi RA secara terbuka mengumumkan Islamnya di Kota Mekkah di hadapan para pembesar Kafir Quraisy. Dan ia melepaskan diri dari semua kejahatan dan kekejaman yang telah dilakukan oleh Kafir Quraisy terhadap kaum muslimin, khususnya kezhaliman terhadap Khubaib RA. Lalu ia hijrah ke Madinah bergabung dengan Rasulullah SAW dan para Shahabatnya.
Sa'iid RA ikut jihad bersama Nabi SAW dalam Perang Khaibar dan perang-perang sesudahnya.
SA'IID GUBERNUR MISKIN
Sa'iid RA di zaman Kekhalifahan Sayyiduna 'Umar ibnul Khaththab RA diberi tugas sebagai Gubernur Propinsi Himsh (Homs ) di Syam / Syria . Semula Sa'iid menolak, tapi Khalifah Umar RA terus mendesaknya, sehingga Sa'iid RA menerimanya, tapi ia tidak mau digaji.
Setelah sekian lama Sa'iid menjadi Gubernur Himsh, maka suatu ketika datanglah delegasi Himsh menghadap Khalifah Umar RA. di Madinah. Lalu Khalifah meminta mereka membuat daftar nama orang-orang miskin se-Himsh.
Setelah daftar dibuat dan diserahkan kepada Khalifah, maka Khalifah pun langsung membaca nama-nama yang tercantum dalam daftar satu per satu. Tiba-tiba Khalifah berhenti pada satu nama, yaitu : Sa'iid ibnu 'Aamir. Lalu Khalifah pun bertanya kepada Delegasi Himsh : "Siapa ini Sa'iid ibnu 'Aamir ?! Delegasi pun menjawab : "Gubernur kami !".
Mendengar jawaban tersebut, Khalifah kaget dan bertanya lagi penasaran : "Gubernur kalian miskin ???!!! Delegasi pun menjawab : "Ya. Demi Allah, Gubernur kami sering melalui hari-harinya yang panjang tanpa ada yang dimasak di rumahnya."
Khalifah Umar RA pun menangis. Lalu beliau segera menitipkan kepada Delegasi Himsh untuk
Gubernur mereka sekantong uang sejumlah Seribu Dinar, yaitu nilai saat ini sekitar dua setengah milyar rupiah dengan asumsi per dinarnya sama dengan dua juta lima ratus ribu rupiah.
SA'IID RA TOLAK DUNIA
Saat Delegasi Himsh menyerahkan titipan Khalifah Umar RA kepada Sa'iid RA di rumahnya, Sa'iid pun spontan menyatakan : "Innaa Lillaahi wa innaa ilaihi Rioji'uun" dengan suara keras hingga terdengar oleh isterinya yang berada di dalam. Sang isteri pun langsung bertanya : "Ada apa wahai suamiku ?! Apa Khalifah wafat ??!!"
Sa'iid RA menjawab : "Ini musibah lebih besar dari itu !!" Sang isteri bertanya serius : "Musibah apa yang lebih besar ?! " Maka Sa'iid RA menjawab lagi : " Ada Dunia datang masuk rumah kita ingin merusak Akhirat kita." Sang isteri pun lantas berkata tanpa ia tahu tentang hadiah Seribu Dinar : "Singkirkan saja musibah tersebut dari rumah kita wahai suamiku !!!".
Kali ini Sa'iid RA yang balik bertanya : "Apa kau setuju aku singkirkan musibah ini ?!" Si isteri pun menjawab dengan penuh keyakinan : "Ya !!!". Spontan saja Sa'iid gembira dan senang, lalu langsung membagikan semua uang Seribu Dinar tersebut kepada Fakir dan Miskin di tengah rakyatnya.
RAKYAT KELUHKAN SA'IID RA
Suatu ketika Khalifah Umar RA datang berkunjung ke Himsh dan menerima EMPAT keluhan rakyat Himsh tentang Gubernur Sa'iid ibnu 'Aamir Al-Jumahi RA, yaitu :
1. Tiap hari tidak keluar menemui rakyat hingga agak siang.
2. Tidak terima tamu dari rakyatnya di malam hari.
3. Setiap bulan libur selama sehari.
4. Terkadang suka pingsan tidak sadarkan diri tanpa sebab.
Khalifah Umar RA mempertemukan Sa'iid dengan rakyatnya dan mempertanyakan tentang keempat keluhan tersebut. Lalu Sa'iid RA pun menjawabnya dengan tawadhu' dan penuh rasa malu :
1. Tiap hari tidak keluar menemui rakyat hingga agak siang, karena ia tidak punya pembantu di rumah, sehingga tiap pagi ia harus membuat adonan roti hingga mengembang, lalu menjadikannya sebagai roti untuk makan keluarganya.
2. Tidak terima tamu dari rakyatnya di malam hari, karena ia menjadikan siang untuk rakyatnya, sedang malam untuk ibadah kepada Allah SWT.
3. Setiap bulan libur selama sehari, karena ia tidak punya baju kecuali yang dipakainya dan ia harus mencucinya sebulan sekali, sehingga saat bajunya dicuci dan dijemur, maka ia tidak bisa keluar rumah sama sekali.
4. Terkadang suka pingsan tidak sadarkan diri tanpa sebab, karena ia masih suka teringat peristiwa tragis penyiksaan dan pembunuhan Khubaib RA yang disaksikannya, dan ia khawatir serta takut kalau Allah SWT tidak mengampuninya, sehingga ia tak kuat menahan sedihnya hingga pingsan.
Mendengar jawaban Sa'iid RA, maka Khalifah Umar RA pun bersyukur karena Sa'iid RA tidak melalaikan kewajibannya sebagai Gubernur.
SA'IID RA PILIH AKHIRAT
Sepulang dari Himsh, Khalifah Umar RA mengirimkan Sa'iid RA uang sejumlah Seribu Dinar. Kali ini, isteri Sa'iid yang menerimanya dengan rasa syukur dan bahagia.
Lalu Sa'iid RA menasihati isterinya seraya berkata : "Wahai isteriku, maukah kamu yang lebih baik dari ini ?" Sang isteri balik bertanya : "Apa itu ?" Lalu Sa'iid menjawab : "Kita pinjamkan keoada Allah SWT sehingga nanti diganti dengan yang lebih baik lagi."
Sang Isteri pun setuju, lalu semua uang Seribu Dinar tersebut dibagikan kepada Faqir dan Miskin.
Rodhiyallaahu 'an Sa'iid wa 'an Zaujatihi wa Ahli Baitihi.
0 komentar:
Posting Komentar