Saat terjadi Tragedi PEMBAKARAN MASJID di Tolikara oleh Ekstrimis Kristen GIDI, Media Liberal "KOOR" salahkan umat Islam minoritas yang gelar Shalat Idul Fithri di tengah larangan mayoritas Kristen. Kata mereka "Sudah dilarang, kok masih gelar Shalat ... !!!"
Sedang berita pembakaran masjid dan pemerasan serta intimidasi terhadap umat Islam Tolikara tidak disentuh.
Kini, saat terjadi Peristiwa Tanjung Balai yang mayoritas Islam, hampir semua Media Liberal "KOOR" lagi salahkan umat Islam yang Adzan pakai SPEAKER karena mengganggu minoritas.
Lalu Pembakaran Kelenteng dan Vihara dijadikan HEAD LINE tanpa menyentuh penyebabnya. Kemudian Penjarahan "segelintir orang" dibesar-besarkan untuk lebih salahkan umat Islam.
Lihat saja ulasan berita onlinenya di Kompas, Media Indonesia, Tempo, Tribune, Elshinta, Detik dan lainnya. Bahkan Metro ambil kesempatan dengan pasang judul berita "Aturan Pengeras Suara di Tempat Ibadah Mesti Gencar Disosialisasikan".
Jadi, terkait Peristiwa Tanjung Balai dalam pandangan dan ulasan Media Liberal bahwa UMAT ISLAM salah karena pakai "speaker", dan lebih salah lagi karena tidak mau "ditegur" oleh Si China Non Muslim yang masuk ke Masjid memprotes Adzan dengan menghardik Mu'adzdzin dan Imam, semakin salah lagi karena "marah" kepada minoritas yang melarang Adzan.
Ayo ... segera tinggalkan semua MEDIA LIBERAL yang Anti Islam ... !!!
Jangan beli koran dan majalahnya ... !!!
Jangan tonton televisinya ... !!!
Jangan buka internetnya ... !!!
Jangan percaya beritanya ... !!!
Allaahu Akbar ... ! Allaahu Akbar ... !! Allaahu Akbar ... !!!
0 komentar:
Posting Komentar