Bismillaah wal Hamdulillaah ...
Wa Laa Haula Wa Laa Quwwata illaa Billaah ...
Ketakutan yang berlebihan sering membuat orang berpikir tidak lurus, sehingga melahirkan sikap dan tindakan yang tidak benar.
Misalnya, karena takut ada pertikaian antar Suku, Ras, Agama dan Golongan, maka dilarang bicara SARA, dan karena takut ada konflik antar kekuatan politik maka dilarang bicara POLITIK, serta karena takut ada perselisihan antar madzhab maka dilarang bicara KHILAFIYAH, dan seterusnya.
Cara berpikir semacam itu harus diluruskan, karena bisa merusak sistem kehidupan dan mengancam kebebasan serta menghancurkan tata nilai.
DILARANG BICARA SARA
Ya. Bicara SARA yang menghina / merendahkan / melecehkan suatu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan memang wajib DILARANG. Tapi bicara SARA untuk menyadarkan masyarakat agar jangan ada saling hina antar Suku, Ras, Agama dan Golongan, justru menjadi KEWAJIBAN.
DILARANG BICARA POLITIK
Ya. Bicara POLITIK untuk kampanye hitam dan pembodohan rakyat serta mengadu domba masyarakat memang mesti DILARANG. Tapi bicara POLITIK untuk mencerdaskan dan mendewasakan rakyat serta menanamkan kewaspadaan dari adu domba politik, justru menjadi KEMESTIAN.
DILARANG BICARA KHILAFIYAH
Ya. Bicara KHILAFIYAH untuk menanamkan fanatisme madzhab sehingga memusuhi madzhab lain memang harus DILARANG. Tapi bicara KHILAFIYAH untuk membangun kesadaran tentang kemajemukan dan keragaman pendapat sehingga saling toleran dan menghargai antar madzhab, justru menjadi KEHARUSAN.
DILARANG BICARA KESALAHAN ORANG
Ya. Bicara tentang kesalahan seseorang hanya untuk merendahkan dan mempermalukannya serta tidak ada manfaat agama memang patut DILARANG. Tapi bicara kesalahan seseorang untuk menyelamatkan umat dari pengaruh jahatnya, atau melindungi agama dari kerusakan, atau meredam fitnahnya, seperti kesalahan para durjana yang ingin merusak Islam, justru suatu KENISCAYAAN.
KESIMPULAN
Suatu LARANGAN BICARA harus jelas ketentuan dan batasannya, sehingga tidak mengancam kebebasan bicara seseorang, dan tidak juga menjadi pembodohan publik.
Wallaahul Musta'aan ...
0 komentar:
Posting Komentar